Dia embusin napas pelan-pelan. Manik cokelat fokus keluar jendela. Sesekali nelan ludah. Dengerin suara telunjuk Krishna yang dari tadi ngetuk setir. Yudha berpangku dagu.
"Mau mampir ke tempat lain?" Setelah sekian lama hening di dalam mobil, Krishna buka suara.
"Engga," jawab Yudha singkat.
"Ngga mau makan?"
"Ngga laper."
Krishna ngulum bibir. Lirik Yudha yang ngga ngeliat ke arahnya sama sekali. Terus fokus ke depan. Pegang setir mobil lebih kuat.
"Kak Krishna."
Yang dipanggil, langsung tegakin tubuh, "Iya?"
"Kak Krishna suka tipe yang kayak gimana?"
"Yang cute dan puppy type?" Dia mutusin untuk jujur.
Yudha noleh. Alisnya ngerut, "Apa aku keliatan cute?"
Dua mata Krishna nutup tiga detik. Berusaha tahan senyum, dan jawab, "Ngga."
Well, kadang iya sih.
"Dan aku juga bukan yang puppy type."
"I know," angguk Krishna.
"Terus kenapa?" tanya Yudha, "Kak Krishna main-main--'
"No. Bukan gitu," potong Krishna langsung. Lirik kaca spion dan putar kemudi, "Kadang apa yang kita mau itu bakal beda sama apa yang kita dapetin. Gue bisa bilang ke lo kalo gue suka yang cute dan bla bla lain. Tapi, bukan berarti gue ngga bisa suka sama orang diluar kriteria itu. Well, banyak faktor yang ngga bisa kita kendalikan, termasuk perasaan."
Yudha ngehela napas. Sandarin kepalanya ke belakang. Punggung tangan kiri, nutup dahinya, "Aku ngga suka sama Kak Krishna."
Yang lebih tua ngangguk lagi, "Tau."
Anak itu sontak noleh, "Terus kenapa harus bilang? Kenapa ngga diem aja?"
Dahi Krishna ngerut, "Kenapa harus diam? Kan gue pengen dapetin lo."
"Tapi, aku ngga mau."
"Ya kan gue bisa usaha."
Manik cokelat ngedelik sebal. Tangan bersedekap dada, "Bang Angga tau ngga?"
"Engga. Abang lo clueless bukan main."
"Ck! Aku ngga mau," gerutu Yudha lagi.
"Belum juga gue ajakin jadi pacar," Krishna muter matanya sarkastis.
"Makanya aku bilang dari sekarang, biar ngga usah diajak-ajak."
"Kenapa sih, Yud? Lo punya pengalaman buruk sama orang pacaran atau gimana?" Dia serius penasaran. Soalnya ni anak keliatan anti banget.
"Pacaran tuh bikin susah. Ngerepotin. Harus ngasi kabar ini-itulah. Apalagi kalo udah saling larang-larangan. Ish. Aku ngga suka orang yang dikit-dikit cemburu, dikit-dikit ngga boleh ini itu."
Krishna ketawa pelan, "Yah gue cemburuan. Gimana dong?"
"Cari cowok lain aja, Kak. Mau aku cariin ngga? Berhubung aku udah tau nih tipenya Kak Krishna yang gimana."
"Boleh. Tolong ya."
"Oke."
Krishna senyum. Dia mah iya-iyain aja dulu. Suka-suka Yudha aja, mau cariin dia cowok lain kek, apa kek, yang jelas selama dia ngga tertarik sama orang lain, Krishna bakal tetep deketin Yudha.
"Kalo gitu, minta nomer lo dong. Nanti pas udah ketemu yang tipe gue, chat aja," Dia kasi hpnya ke Yudha. Biar anak itu yang masukin nomornya sendiri.
"Aku tau Kak Krishna cuma modus."
Krishna sontak ketawa.
Muka Yudha udah nekuk dari tadi. Tapi, tetep ambil hpnya Krishna dan simpen nomornya di situ.
"Ngga usah chat yang macem-macem," peringat Yudha.
Tawa pelan keluar lagi dari bibir Krishna, "Iya, iya. Ini lo beneran ngga mau makan dulu?"
"Ngga. Berhenti di minimarket deket apartemen aja dulu. Aku mau jajan."
Yang lebih tua ngangguk. Postur lebih rileks. Lumayan lega karena Yudha ngga diem-diem lagi. Dia nolak keras kayak gini, jauh lebih baik dari pada dia diem aja. Lagian, Krishna tuh ngga bakal mulai sesuatu yang dia sadar ngga bakal berhasil. Karena dia tau dia punya peluang sama Yudha, makanya dia terus aja.
"Kak Krishna kan lumayan sering baca webtoon ya," Yudha buka suara.
"Iya."
Ini salah satu hal yang Krishna suka. Yudha tuh kalo rasa ngga nyamannya udah hilang, mau abis nolak orang kek, atau apa kek, bakal balik lagi ke semula. Dia ngga ngehindarin orang. Pas dia marah banget ketika pulang sekolah tadi pun, sampe banting-banting pintu, itu tanda buat kita diemin dulu Yudhanya. Nah, karena ngga diganggu, anak itu pergi mandi, dan mulai santai, baru deh itu saat yang tepat untuk ajak ngobrol lagi.
"Aku ada bikin komik buat ikut lomba. Ntar Kak Krishna baca terus kasi masukan, bisa?"
"Bisa. Nanti gue liatin."
"Belum selesai. Kalo udah selesai, aku kasi tau."
"Oke."
Terus, hening lagi. Yudha tatap lurus cowok di sampingnya itu. Padahal cuma sebatas ngga pake kacamata, tapi vibesnya Krishna jadi beda.
"Katanya Kak Krishna cemburuan, tapi aku ngga pernah liat Kak Krishna cemburu," ujar Yudha lagi.
"Mau cemburu sama siapa? Kan lo sendiri mulu."
Iya juga.
Mereka kalo ketemu, antara di apartemen, atau pas Yudha lagi jalan-jalan sendirian.
"Tapi, jangan sampe deh," gumam Krishna.
"Kenapa?"
"Gue jelek kalo lagi cemburu."
"Heh," Yudha senyum miring.
Krishna ngelirik. Setir digenggam erat lagi, "Yudha, lo mau denger pendapat gue tentang lo ngga?"
"Ngga mau."
"Lo tuh seksi banget--"
"Aku bilang ngga mau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
Teen FictionFi.gu.ran (n) pemain yang memegang peran yang tidak berarti. [3 April 2022 - ]