Hari itu, Yudha pulang sendiri. Angga ngga bisa jemput karena katanya lagi ada urusan. Jadi, dia pulang bareng abang ojek. Mampir bentar di minimarket deket apartemen buat beli Cimory yogurt drink. Pas balik jalan ke apartemen, nemu Ditya yang juga baru nyampe.
"Mau satu."
Kantong plastik yang dia pegang, Yudha kasi. Suruh Ditya milih sendiri mau yang mana. Masuk ke dalam bareng-bareng, terus naik lift.
"Bang Angga mana?" tanya Ditya.
"Ngga tau."
Angga cuma bilang ada urusan doang. Ngga ngabarin apa-apa lagi. Mereka diem beberapa saat, sampe dibawa ke atas. Pintu lift kebuka, mereka jalan ke pintu apartemen sendiri.
"Kak, aku disuruh bikin kerajinan. Bantuin," Ditya tarik dikit tas selempang Yudha. Bikin benda itu turun dari bahu.
Kode dimasukin.
"Kerajinan apa?"
Pintu dibuka.
"Apa aja. Terserah. Yang penting ada."
Terus mereka diam lagi karena denger suara ribut-ribut dari dalam. Yudha mutusin untuk masuk duluan. Lepas sepatu asal, dan jalan ke ruang tengah. Ngedapetin Angga dan teman-temannya lagi ngumpul di situ.
"Eh, adeknya Angga ya?" Salah satu dari mereka nyeletuk.
Ini kali pertama, Yudha ngeliat temen-temen Angga selain Krishna. Mereka berenam, termasuk Krishna sama Angga. Ada dua orang cewek. Sisanya laki.
Ditya ngekor di belakang.
"Eh ada satu lagi!"
"Yang ini Angga banget."
Bikin anak itu langsung ngerutin dahi.
Yudha cuma kasi senyum basa-basi doang, "Halo," terus tarik Ditya yang ngga seneng masuk ke dalam. Anak ini anti banget dikatain mirip Angga soalnya.
"Kamu cari aja dulu mau bikin apa," ujar Yudha. Ambil kantong plastik isi jajanannya dari tangan Ditya, terus masuk ke dalam kamar buat ganti baju. Nyalain AC. Baring-baring di atas ranjang sambil main hp. Sibukin diri nyari film atau series yang belum dia tonton.
Suara ribut dari ruang tengah, Yudha abaikan. Keluarin snack yang dia beli buat ngemil. Ambil headphone, terus langsung nonton pas ketemu series bagus.
Baru aja separuh jalan, pundaknya ditepuk. Yudha noleh. Ngepause tontonannya, dan lepas headphone, "Kenapa, Bang?"
"Yud, bantuin abang dong," Angga pasang muka mohon.
"Apa?"
"Bantuin bikin logo. Kamu kan pinter bikin gituan."
Posisinya yang dari tadi tengkurap, Yudha ganti jadi duduk, "Sekarang?"
"Iya, kamu ke depan dulu, biar dengerin mereka maunya yang kayak gimana."
Hpnya Yudha ambil, "... Dibayar ngga?"
"Iya, nanti abang upah."
"Oke."
Mereka keluar. Angga duluan, dan duduk di atas karpet. Terus tepuk sisinya, biar Yudha duduk di situ. Ngebikin Yudha bisa ngeliat kertas-kertas isi coretan yang berhamparan di sekitar sana.
"Mau logo gimana?" tanya Yudha. Letakin hp di atas meja. Ambil satu kertas kosong dan ambil pensil.
"Yang simpel biar gampang diinget. Tapi, ada ciri khasnya gitu."
"Iya, yang bisa bikin orang tertarik."
"Tapi, bagusan agak rumit gitu ngga sih? Biar ngga gampang dijiplak orang. Dijadiin KW."
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN
Ficțiune adolescențiFi.gu.ran (n) pemain yang memegang peran yang tidak berarti. [3 April 2022 - ]