τέσσερα

14 4 0
                                    

ringin' the bell
and nobody's coming to help

"how is he?"

gemma menoleh dan langsung berdiri kemudian memeluk tubuh laki-laki yang kini ada di hadapannya.

"i do not know, li, his face was pale. very pale, just like zayn's canvas before he does something to it," ujar gemma dengan sedikit lelucon berharap itu akan menenangkan hatinya sedikit.

namun, tidak. jantungnya masih berdegup kencang. persis ketika ia berhasil membuka pintu kamar mandi adiknya dengan sebuah peniti (gemma sangat bersyukur akan benda kecil tersebut) dan menemukan adiknya terbaring dengan wajah pucat dan beberapa pil obat yang tergeletak di lantai.

"should i call the others? where is your mom?"

gemma menggelengkan kepalanya, "i do not know, liam. for the first time in my life i do not know what i should do. GOD! what kind of sister am i!?"

liam mengelus punggung gemma yang kini mulai bergetar. sudah lama sejak terakhir kali ia mendengar kabar dari harry. jika tiga tahun terbilang sangat lama, berarti sudah sangat lama liam tidak berkomunikasi dengan harry.

keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing setelah boyband mereka dinyatakan hiatus. namun, liam terus memperhatikan perkembangan dari keempat boyband matenya yang sudah seperti seorang adik baginya.

ia tidak pernah tau harry mengonsumsi pil-pil obat yang sampai kini ia belum tau jelas untuk apa. liam bukan orang yang tepat untuk mengerti tentang obat-obatan.

ia melepaskan pelukannya pada gemma saat ia melihat dokter keluar dari ruangan harry.

"is he okay?" tanya liam.

dokter memasang senyuman kecil di wajahnya, "he is okay. he just need to rest for a moment. i gave him a little shot to make him relax a bit. you guys can go see him after, okay?"

gemma mengangguk, "thank you. really. thank you so much."

belum lama setelah perawat yang membantu dokter mengurus harry keluar, liam dan gemma masuk.

"i texted niall and louis. we will make sure that no media knows about this situation."

gemma mengangguk, "thank you, liam."

liam memandangi wajah harry yang kini pucat. detak jantungnya masih terdeteksi, membuat liam sedikit lega meskipun kawan lama yang sudah seperti adik bungsunya itu menutup kedua matanya.

"he never called, you know," ujar liam. ia menggenggam tangan harry yang bebas dari infus. tersenyum pedih, menahan air matanya keluar. ia harus terlihat kuat.

"he thought you guys already got very busy with life."

liam mengangguk, "i know. it is always him and his thoughts."

As It Was-hs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang