4. meyelesaikan

5 1 0
                                    

Lecy Moure, gadis ceria dengan segala kepalsuan. Dia cantik dengan rambut pirang kecoklatannya yang sedikit panjang. Iris mata hitam  kecoklatannya mampu memabukkan seorang Garvi ka Wijaya. Tubuhnya mungil namun terlihat ideal.

Dia si gadis licik, pewaris serta anak satu satunya dari pasangan yang terkenal di Indonesia. Dia gadis yang selama ini di hina karena miskin. Dan dia gadis cantik yang ternyata cucu dari orang terpopuler di Eropa.

Selama ia hidup, hanya empat tahun ia bahagia itu pun saat ia masih tahap tahap memiliki gigi susu. Rasa bahagia pun belum tersemat di otaknya. Mengigat kapan dimana ia di nyanyikan lagu tidur dan kecupan serta pelukan kedua orang tua pun tak sekali pun ia ingat, karena memang kedua orang tuanya wafat saat ia berusia empat tahun.

Hari harinya tak ada yang istimewa semenjak itu. Di bully saat SD, di kekang saat SMP, dan sakit saat SMA.

Ya sakit. Ia baru merasakan bagaimana rasanya bahagia, namun harus rusak sekarang. Baru ia merasakan bagaimana rasanya mencintai dan di cintai namun harus retak di tengah.

Kekangan saat SMP pun sebagai bukti bahwa sekarang ia sedang pura pura ceria menyembunyikan seorang remaja yang sifatnya mengalahkan orang dewasa. Dia tak mau dipaksa dewasa. Dia tak mau terlihat dewasa. Tapi kenyataannya otaknya telah terangkai dewasa.

Sejak kelas dua SMP dirinya telah terjerumus menyusun dokumen perusahaan peninggalan ayahnya. Itupun atas paksaan keras dari sang ketua marga Moure.

Bukan hanya menjalankan perusahaan, namun otaknya juga di suruh menyelesaikan rumus rumit Sekolah Menengah Pertama, yang di lakukannya melalui homeschooling.

Dia juga seorang manusia, namun kenapa semua tak adil baginya. Haruskah ia yang menanggungnya, menanggung beban yang terasa sangat berat baginya. Dan bolehkah ia bahagia, ia ingin bahagia tanpa beban, bolehkah. Jika memang tidak ada sisa bahagia untuknya, bolehkah bantu Lecy membawakan sebagian bebannya. Ia lelah.

"Maafkan saya, nona."

Lecy mengusap gusar wajahnya mendengar permintaan maaf dari asisten kepercayaan Ayahnya. Lelaki berumur 36 tahun itu merasa bersalah karena menyembunyikan masalah perusahaan pada bosnya, Lecy. Ia hanya tak ingin menganggu urusan nona-nya. Ia melihat betapa senangnya seorang Lecy Moure setelah sembilan tahun lebih tak memiliki gairah hidup. Ia kira, sangat mudah menghadapi urusan kantor keluarga Moure seorang diri. Namun kenyataanya salah, itu sangat sulit baginya. Tapi anehnya seorang gadis remaja di depannya mampu mengurus berjejernya kertas kertas itu. Kadang rasa heran selalu menghantui Aris tentang nonannya.

"Kak Aris!! Kemarikan Laporan keuangan asli, aku ingin melihat laporan posisi keuangan sekarang Kenapa bisa merosot sejauh ini."ucapnya pada Aris Ia tak menjawab permintamaafan Aris

"Baik nona." Aris berbalik setelah mengucapkan permisi pada Lecy.

Perusahaan yang ayah Lecy tinggalkan adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang membuat bahan mentah otomotif dan elektronik menjadi bahan jadi.

Masalah utama penurunan pendapatan serta meningkatnya kerugian, membuat Lecy pusing sendiri, jika ia tak menemukan kesalahan dalam laporan keuangan, kemungkinan ia akan melakukan survei sendiri ke lapangan tepatnya ke pabrik pusat yang berada di Semarang.

Pabrik infrastruktur Lecy memang tersebar di seluruh Indonesia kecuali di Papua, karena pada saat orang tuanya masih hidup mereka belum memperoleh ijin untuk membuat pabrik di sana. Sedangkan Jika Lecy yang mengurus akan terlalu repot karena perijinan itu harus pemegang saham sendirilah yang datang, namun mana mungkin Lecy melakukannya sedangkan dirinya saja harus sembunyi. untuk kantor, kantor pusat D Mour'ind Company berada di Jakarta Pusat.

Berbicara tentang masalah perusahaan apa mungkin perusahaan mempunyai penghianat atau tikus tikus yang memanfaatkan ketidakhadirannya selama setahun ini? Jika iya, Lecy tidak akan membiarkan orang itu lari begitu saja. Hidupnya akan hancur jika Lecy sendirilah yang menemukannya.

Karena yang berani menyentil Lecy sampai membuatnya terkena cacian si opa tua, akan lebih dari tersentil tapi, tertikam. Lagi pula meyuap adalah hal yang tidak di benarkan, bukan.

🐨

Hitam, minim penjahayaan dengan hawa dingin. Ruangan yang cukup luas itu ditempati oleh seorang pemuda yang sikapnya sama dinginnya. Dia Garvi, berjalan ke arah balkon kamar nya, mencari cahaya bulan di malam ini.

Ia duduk dengan lemas, setelah pulang dari rumah Riska. Berjam jam ia menghabiskan waktunya di sana dengan para sahabat. Namun entah mengapa ia tak merasakan nyaman senyaman dulu saat ia bersama Lecy.

Ia mengambil sebatang rokok, yang hampir setahun lebih tak pernah ia hisap, lagi lagi karena Lecy. Dia yang menyuruhnya menghentikkan kebiasaan itu dan dia pula yang membuat seorang Garvi kembali menghisap batang nikotin itu.

Sebenarnya Garvi tak masalah dengan apa yang di lakukan oleh Lecy, namun ia harus memilih antara sahabat atau pacarnya kan. Adik dari sahabatnya yang bermasalah namun cintanya yang di korbankan. Tapi bukan berarti ia menyukai seorang penghianat, ia juga tak mau mencintai seseorang yang telah menghianatinya hanya karena, iri mungkin.

Hembusan terakhir rokok itu bersamaan dengan berhentinya mobil merah, yang ia ketahui milik Riska. Garvi mengkrenyitkan alis bingung. Untuk apa dia kerumahnya, padahal baru beberapa menit yang lalu ia bertemu dengan Riska. Pikir Garvi.

Ia sebenarnya jengah dengan Riska, ia tahu bahwa Riska menyukainya bahkan mungkin dari mereka kecil, saat ia masih tk Riska kecil selalu membuntutinya. Walaupun selama Sekolah dasar ia tak bersama Riska, karena Garvi yang di bawa ke New York. Tapi setiap tahun, setiap ia pulang untuk berlibur Riska pasti mencari perhatiannya, itu membuatnya risih.

Riska menganggapnya sebagai sahabat sedangkan dirinya hanya menganggap Riska sebagai lalat penganggu. Sungguh kejam, tapi memang begitu. Dirinya hanya berpura pura baik, karena bagaimana pun Riska adalah seorang perempuan yang harus dihormati, seperti apa yang ibunya ajarkan.

Garvi memang tidak suka dengan perempuan yang selalu menempel dengan seenaknya pada diri Garvi. Bukankah itu tidak sopan.

Apalagi setelah tahu jika Riskalah yang membuat Lecy memanfaatkannya ah atau mungkin karenanya Riska lah yang dikorbankan oleh Lecy, ia tidak tahu. Tapi karena masalah itu Regan sahabatnya harus membenci Lecy, jika ia membela Lecy, bukankah persahabatan yang terjalin begitu lama akan pecah.

Ia mengusap wajahnya kasar. "Gue Cinta sama lo Lecy, dan itu Sampai kapan pun. Tapi kenapa lo cuma manfaatin gue hah."

Ucapan Garvi ternyata di dengar oleh seorang gadis yang berada di samping tempat tidur Garvi. Sedangkan Garvi tak sadar karena melamun. Gadis itu mencengkram ponsel milik Garvi. Gadis itu Riska, tujuannya kesini awalnya untuk mengembalikan ponsel Garvi yang tertinggal. Namun ia malah mendengar ungkapan Garvi yang membuat hatinya sakit.

Apakah Riska punya kesempatan untuk masuk ke hati Garvi? Pasti, pasti bisa. Jika Lecy si miskin saja bisa. Kenapa ia yang ratu tak bisa. Ia tersenyum optimis. "Hay Garvi."

Lecy MoureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang