Finding Home - Part 1

228 45 11
                                    

Nggak vote aku kasih sad ending. 😛

🏡🏡🏡

Cia's POV

"Haauppmhh"

Guyuran air membangunkanku dari tidur nyenyakku. Aku terbatuk, sakit rasanya saat air masuk ke hidung hingga dadaku menjadi sesak. Kulihat Mama menatapku marah dengan kedua tangan dipinggangnya. Buru-buru aku memasang hearing aid milikku yang selalu kulepas sebelum tidur.

"Kau! Lihat jam. Lihat! Jam berapa ini dan kau masih enak-enakan tidur, anak sialan?!"

Aku yang baru saja memasang alat bantu dengarku langsung terperanjat kaget karena suara teriakan tepat didepan wajahku.

"Akh, sakit Ma," ringisku tertahan. Sungguh, rahangku sakit sekali oleh cengkraman jari-jari Mama yang berkuku panjang. Pasti nanti ada goresan tipis memerah yang tertinggal.

"Sakit? Dasar manja. Anak tidak berguna! Kau ini bisanya menyusahkan orang saja. Cepat siapkan sarapan sekarang!"

Brak.

Tanganku- ah tidak, tubuhku terus bergetar karena rasa dingin yang menyerang pun rasa takut yang mendera. Ini sudah menjadi makanan sehari-hariku, aku sudah terbiasa. Rasa sakit ini seperti teman baikku, hahaha.

Tidak lucu ya? Maaf, aku hanya ingin sebentar saja mengabaikan nyeri di hatiku yang sudah lama terkoyak.

Buru-buru aku mengganti kaosku dengan yang kering lalu merapikan rambutku yang basah. Kalau boleh jujur, kakiku masih belum kuat berdiri. Katakan aku lemah, tapi aku tidak kuat dengan teriakan. 

Di ruang makan sudah ada Ayah dan juga Mama yang baru saja selesai menyeduh kopi.

"Pagi Ayah, pagi Mama," sapaku untuk mereka.

"Tidak usah basa-basi. Cepat kerjakan tugasmu."

Aku menganggukkan kepalaku lalu segera melakukan tugas pertamaku, yaitu memasak. Yah seperti hari-hari biasanya, aku memasak masakan sederhana, sesuau dengan apa yang tersedia di kulkas.

"Sayang, berapa lama kau pergi ke Kalimantan?"

Aku berhenti memotong kentang. Ayah mau pergi lagi? Aku tahu pekerjaan Ayah membuatnya sering bepergian keluar kota, bahkan terkadang Ayah tidak pulang dalam dua bulan. Kini Ayah mau pergi dan tidak mengatakannya padaku? Ayah, kenapa?

Oh Felycia, apa kau lupa? Memangnya kau siapa? Kau ini tidak pernah terlihat di rumah ini. Ini adalah hal biasa, kenapa masih terus bertanya?

"Aku tidak tahu. Kemungkinan butuh waktu lebih dari dua minggu. Masalah disana sangat serius. Bos memintaku turun langsung mengeceknya."

Aku tidak berani bertanya, apalagi ada Mama disamping Ayah. Lebih baik aku kembali memotong sayuranku.

Aku menyelesaikan tugas memasakku dalam waktu kurang dari 30 menit.

"Pa, Ma, aku mau siap-siap dulu ya."

Aku tahu pamitku tidak akan digubris, tapi aku harus menghormati mereka sebagai orang tuaku 'kan?

Ugly Duckling SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang