"Lihat, aku sudah memberitahumu untuk hati-hati. Tapi kau bahkan tidak mendengarkan aku!"
Jeonghan mendengus mendengar omelan pria itu. Setelah menyelesaikan rapatnya, Seungcheol langsung pergi ke rumah sakit setelah diberi kabar oleh dua adiknya bahwa Jeonghan keracunan makanan.
Dan beginilah kondisi sekarang, pria itu terus mengomeli istrinya yang nakal, keras kepala, dan sulit dinasehati. Belum diketahui pasti apa penyebab Jeonghan mengalami keracunan makanan. Tapi tanpa mengetahui penyebabnya, Seungcheol tahu bahwa Jeonghan adalah pemakan segala.
"Aku sedang sakit tapi malah dimarahi." dumel Jeonghan.
"Kau sakit juga karena kenakalanmu sendiri." sahut Seungcheol.
"Sekarang lihat apa yang terjadi? Kau Sendiri kan yang merasakan sakitnya. Itulah karena kau nakal dan sulit untuk dinasehati. Seharusnya kau nurut saat aku memberitahumu, bukannya malah jadi keras kepala."Seungcheol kadang pusing sendiri dengan tingkah istrinya itu. Bukannya merasa tenang karena memiliki istri, Seungcheol justru merasa pusing seperti memiliki anak perempuan nakal. Ya, Jeonghan lebih cocok disebut sebagai anak/adiknya daripada istri. Salahnya sendiri sih mau dinikahkan dengan gadis remaja yang masih labil dan menyukai kebebasan.
"Yasudah, berhenti mengomel, kepalaku sakit." keluh Jeonghan.
Seungcheol berdecak, dia menaikan selimut sampai dada Jeonghan, lalu mengusap kepala gadis itu. "Hem, istirahatlah."
Tapi detik berikutnya dia justru melepas sepatunya dan siap naik ke atas ranjang. "Geser!"
Jeonghan yang hampir memejamkan matanya mengernyit. "Apa sih?! Tadi katanya suruh istirahat, sekarang malah ganggu."
"Geser, aku juga mau tidur." sahut pria itu.
"Ini masih siang, lagipula kau bisa tidur di sofa itu. Sempit tahu." seru Jeonghan tapi tetap saja dia bergeser memberikan Seungcheol ruang untuk berbaring disebelahnya.
"Aku bangun terlalu pagi dan langsung rapat, ditambah keadaanmu yang seperti ini membuatku pusing." ujar Seungcheol mulai berbaring dan memiringkan tubuhnya menghadap Jeonghan.
"Jangan macam-macam!" peringatan dari Jeonghan seraya menodongkan telunjuknya pada Seungcheol.
Pria itu bergeser mendekatkan tubuh mereka, lalu tangannya dia taruh diatas pinggang sang istri. "Hem."
Jawabnya sambil memejamkan mata.Jeonghan tak memberontak saat pria itu memeluknya, itu sudah jadi kebiasaan mereka sejak menikah, tidur sambil berpelukan. Jeonghan suka dipeluk, apalagi saat tidur, itu membuat tidurnya semakin nyenyak. Tak apa toh mereka sudah sah suami istri, bukan. Lagipula dia percaya Seungcheol tak akan melakukan hal macam-macam padanya.
Tapi ngomong-ngomong dimana Jun? Pria itu menghilang sejak Seungcheol tiba dirumah sakit. Mungkin dia sudah pergi ke kantor? Jun terkadang pelupa, dia lupa bahwa dia adalah pemilik rumah sakit besar di Seoul, tapi dia justru malah membawa Jeonghan ke rumah sakit lain. Tapi maklum, karena dia panik akhirnya dia mencari rumah sakit terdekat.
~♥~
Setelah memberitahukan kakak sepupunya dimana Jeonghan dirawat, Jun segera pergi mencari mantan istrinya itu. Entah untuk apa, tapi ada sebuah rasa rindu? dan sebuah perasaan yang mengganjal dalam dirinya terhadap sang mantan istri.
Hah, entah kenapa rasanya aneh kalau harus menyebut Myungho sebagai 'mantan istri', padahal dulu dia begitu bangga menyebut gadis itu sebagai 'istri'nya.
"Permisi, apa aku bisa menemui dokter Seo Myungho?" tanya Jun pada seorang perawat yang berpapasan dengannya.
"Mohon maaf, Pak. Saya kurang tahu, Bapak bisa menghubungi pihak informasi." ujar perawat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Love
FanfictionKetujuh cucu Kakek Choi memiliki kisahnya sendiri, mereka menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang ada dalam skenario kehidupan mereka. Mereka jatuh cinta, dan berjuang untuk menggapai sebuah cinta yang sempurna. Namun nyatanya, cinta mereka tida...