Love : Simplicity

3.9K 303 35
                                    

Pria itu keluar dari mobilnya dan berjalan santai dengan sebuah buket bunga mawar merah ditangannya. Wajah dengan rahang tegas itu mengulas senyum dan melangkah memasuki restoran kecil yang sudah memiliki banyak perkembangan.

Para karyawan yang berpapasan dengannya sejenak berhenti dan menundukkan kepala padanya untuk menyapa. Sementara pria itu terus melangkah memasuki lantai 2, lokasi kantor dari sang pemilik resto itu.

"Sayang." panggilnya begitu memasuki ruangan sederhana yang menjadi pusat administrasi restoran itu, menyapa sang kekasih.

"Eoh, Chan, kau sudah datang? Masuklah." ujarnya mempersilakan sang kekasih masuk.

Chan melangkah hingga posisinya berada dibelakang Siyeon yang sepertinya sedang membuat laporan bulanan restoran.

"Kau sudah bekerja keras, ada yang perlu aku bantu?" ucap pria itu seraya menepuk kedua bahu Siyeon.

"Terima kasih, tapi tidak perlu. Hanya tinggal mencopynya ke word saya."tolak Siyeon.

Mereka sudah lulus SHS 3 tahun yang lalu, Chan meneruskan sekolahnya di jurusan manajemen bisnis atas permintaan Donghae, sebab Seokmin keukeuh ingin berkecimpung dalam bidang hukum. Chan mau tak mau setuju, lagi pula sedikit banyak dia bisa membantu kekasihnya mengurus manajemen restoran, bukan?

Sedangkan Siyeon, dia tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan karena masalah biaya. Selain itu dia juga semakin disibukkan dengan restoran milik keluarganya. Pasalnya bertepatan dengan hari kelulusannya, Ayah Siyeon meninggal, sehingga kini dia hanya tinggal bersama dengan Ibunya. Dan Ibunya pun mulai sakit-sakitan semenjak ditinggal oleh suaminya, sehingga Siyeon mulai banyak andil di restoran menggantikan Ibunya.

"Oh iya, bukankah hari ini adalah hari kelulusan Kak Jeonghan dan Kak Jihoon? Lalu kenapa kau malah kemari?" tanya Siyeon.

Chan mengalungkan tangannya dipundak Siyeon, lalu menumpukkan dagunya dikepala Siyeon seraya melihat pekerjaan gadis itu.

"Tadi aku ada kelas dulu, dan saat ke graha mereka sudah pulang, jadi aku kesini." jawab pria itu.

"Kau sudah makan?" tanya Siyeon lagi dijawab gelengan oleh Chan.

Siyeon terkekeh. "Pesanlah apapun yang kau mau disini, gratis untuk kekasihku ini."

"Tapi aku ingin masakanmu, gimana dong?" sahut Chan manja.

Tangan Siyeon terangkat untuk mengusap rahang tegas sang kekasih. "Baiklah, tunggu sebentar, oke? Aku selesaikan ini dulu, lalu nanti aku masakan sesuatu. Kau ingin makan apa?"

"Ayo menikah denganku." jawaban melenceng Chan membuat pergerakan Siyeon terhenti.

Melihat keterdiaman kekasihnya, Chan menghela nafas. "Si-"

Siyeon segera menyimpan file dan beranjak dari duduknya sebelum Chan melanjutka perkataannya.
"A-ah, ayo aku masakan sekarang. Kau pasti sudah laparkan? Aku akan buatkan cumi goreng saus pedas kesukaanmu."

Chan mendengus begitu kekasihnya melangkah meninggalkan dia sendirian disana. Percayakah bahwa dari apa yang awalnya Chan mencoba, tapi rupanya dia berhasil. Dia berhasil melupakan perasaannya untuk Seungkwan dan mencintai Siyeon dengan dalam.

Tidak sulit bagi Chan untuk mencintai Siyeon. Gadis itu adalah sosok yang pekerja keras, mandiri, sangat jarang mengeluh, dan sifatnya yang penyabar juga lembut membuat Chan luluh dengan mudah.

Namun, satu hal yang tak bisa Chan luluhkan dari Siyeon. Pemikirannya tentang kasta juga rasa tak percaya diri dengan posisinya. Sudah berulang kali Chan mengatakan bahwa kasta ataupun derajat tidak akan memperngaruhi hubungan mereka. Tapi Siyeon selalu terlihat ragu untuk itu.

Imperfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang