Love : Let Go

4.2K 357 49
                                    

Malam hari, Hansol izin untuk keluar dari rumah. Dia berjalan kaki menuju salah satu rumah mewah yang tak jauh dari rumahnya. Dia memasukan kedua tangannya ke dalam saku hoodie yang dia kenakan.

Langkah gontainya membawa dia menyusuri trotoar jalanan kompleks perumahan elit itu. Mata tajamnya kemudian menangkap sosok gadis yang sedang melamun dijendela kamarnya. Dari luar pagar, dia melihat cantiknya gadis itu dengan diterangi oleh cahaya bulan, membuat wajahnya tampak bersinar dan semakin membuat Hansol terpesona.

"Tuan muda Hansol? Sedang apa anda disini?"

Lamun Hansol tersadar oleh satpam yang berjaga disana. Hansol tersenyum ramah pada satpam paruh baya itu.

"Aku ingin menemui Seungwan, Pak." jawab Hansol canggung.

"Lho, ayo masuk. Biasanya kan Tuan Hansol tidak secanggung ini kalau main kesini." ujar satpam itu seraya membukakan pintu gerbang untuk Hansol.

Hansol terkekeh seraya berjalan memasuki pekarangan rumah yang luas itu. Begitu sampai didepan pintu, pintu besar itu langsung terbuka dan menampilkan sosok kepala pelayan keluarga Boo.

"Silakan masuk, Tuan Choi." ucap bibi Jang, kepala pelayan itu mempersilakan Hansol untuk masuk dan duduk diruang tamu.

"Silakan duduk, saya akan menyiapkan jamuan untuk Tuan Choi dan memanggilkan Tuan Boo dan Nona Seungkwan." ujar bibi Jang.

Hansol segera menahannya. "Eh tidak usah, Bi. Saya kesini hanya ingin menemui Seungkwan saja."

"Lho Hansol? Ada apa kesini malam-malam?" tanya Tuan Boo yang baru menuruni tangga dan menghampiri Hansol.

Hansol bangkit dan membungkuk pada Tuan Boo. "Ah Paman, maaf aku datang malam-malam begini, aku kesini ingin menemui Seungkwan."

"Seungkwan? Bukankah kalian setiap hari bertemu di sekolah?" tanya Tuan Boo.

Hansol tersenyum malu. "Hanya ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan secara langsung pada Seungkwan."

Tuan Boo terkekeh, mengetahui tabiat anak muda dihadapannya. "Baiklah. Bi, tolong panggilkan Seungkwan ya."

Sambil menunggu Seungkwan turun, Tuan Boo dan Hansol berbincang ringan. Hansol termasuk orang yang meskipun terlihat dingin, tapi dia adalah sosok yang asyik untuk diajak bercakap. Meskipun usianya baru 17 tahun, tapi pengetahuannya mengenai segala elemen perusahaan sudah cukup luas. Dan itulah yang membuat Tuan Boo asyik mengobrol dengan Hansol, hingga tak menyadari bahwa putri tunggalnya sudah berjalan menghampiri mereka.

Hansol izin untuk berbicara dengan Seungkwan diluar. Meskipun awalnya tak mendapat izin, tapi Hansol berhasil membujuk Tuan Boo. Dia berkata bahwa dia hanya ingin mengajak Seungkwan berbincang di taman yang tak jauh dari rumah keluarga Boo.

"Pergilah, jangan pulang terlalu malam ya, kalian harus istirahat yang cukup karena besok sekolah." pesan Tuan Boo sebelum mempersilakan kedua remaja itu pergi.

Kedua remaja itu berjalan beriringan menyusuri trotoar jalanan. Hansol belum bisa membuka mulutnya, sedangkan Seungkwan hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Tanpa terasa, langkah hening itu telah membawa mereka ke taman yang tak jauh dari rumah Seungkwan. Disana sudah cukup sepi sebab hari memang sudah larut malam. Taman hanya dicahayai oleh sinar rembulan juga belasan lampu taman yang tersebar diseluruh penjuru.

"Seungkwan." panggil Hansol.

Seungkwan menengok ketika nanya dipanggil.

Hansol berdiri menghadap Seungkwan kemudian meraih kedua tangan gadis itu.

Imperfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang