Bab 1

33 2 0
                                    

Rambut hitam lurus yang panjang namun kusut bertebaran kemana mana seperti rambut orang yang tengah berlari. Ya, memang. Sepasang tangan menerobos masuk, jari-jarinya menyisir dengan kasar sela-sela rambut menuju ke bawah. Tangan-tangan tersebut mengikat rambut itu dengan sebuah ikat rambut berwarna hitam polos.

Seorang gadis SMA mengenakan seragam SMA berlengan panjang dengan rok abu-abu pas di atas lutut. Dua kancing teratas terbuka lebar sehingga memperlihatkan... T-shirt putihnya. Padahal dia tepos. Hmmm tipe tipe anak preman. Di dada kirinya terdapat badge nama yang bertuliskan Karin Liora G.

Karin, seorang gadis SMA yang tengah berlari untuk mengejar cita cita! Tapi sebelum itu dia harus mengejar bus yang terus melaju meninggalkannya seorang.

"Hah... hah... hhuufff... Akkhhhh! Sialan lu! Fak!" Umpat Karin sambil menyodorkan jari tengahnya dengan napas yang terengah-engah.

"Wah parah... Cuman telat semenit aja udah ditinggal, mana bus kedua dateng jam setengah sembilan lagi." Ucap Karin dalam hati karena tidak kuat bersuara dengan napas yang terengah-engah. 𝖬𝖺𝗎 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗎 𝖪𝖺𝗋𝗂𝗇 𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗆𝗂𝗅𝗂𝗁 𝗄𝖾𝗉𝗎𝗍𝗎𝗌𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗉𝖺𝗍. 𝖮𝗍𝖺𝗄n𝗒𝖺 𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗉𝗂𝗄𝗂𝗋 𝗌𝖾𝗄𝖾𝗋𝖺𝗌 𝗆𝗎𝗇𝗀𝗄𝗂𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗇𝖼𝖺𝗉𝖺𝗂 𝗍𝗎𝗃𝗎𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺, 𝗒𝖺𝗂𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖾 𝗌𝖾𝗄𝗈𝗅𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗉𝖺𝗍 𝗐𝖺𝗄𝗍𝗎.

𝖸𝖺𝗄! 𝖣𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗉u𝗄𝗎𝗅 t𝗎𝗃𝗎𝗁 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁, 𝖺𝗉𝖺𝗄𝖺𝗁 𝗀𝖺𝖽𝗂𝗌 𝗉𝗋𝖾𝗆𝖺𝗇 𝗂𝗍𝗎 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖾 𝗌𝖾𝗄𝗈𝗅𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗍𝖾𝗉𝖺𝗍 𝗐𝖺𝗄𝗍𝗎? 𝖫𝗈𝗀𝗂𝗌𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄. 𝖳𝖺𝗉𝗂! 𝖪𝖺𝗋𝗂𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖼𝖾𝗋𝖽𝖺𝗌 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗁𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖻𝗂𝗌𝖺, 𝗆𝖾𝗆𝗂𝗄𝗂𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗅 𝗅𝖺𝗂𝗇. 𝖣𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗄𝗎𝖺𝗍 𝗍𝖾𝗇𝖺𝗀𝖺, 𝗀𝖺𝖽𝗂𝗌 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖾𝗇𝖺𝗆𝗉𝗂𝖺𝗅𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗇𝗍𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗂𝗍𝗎 𝗆𝖾𝗆𝗂𝗅𝗂𝗁 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗃𝗎. 𝖡𝖾𝗋𝗅𝖺𝗋𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝖣𝗂𝖺 𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺 𝖻𝖺𝗁𝗐𝖺 𝖽𝗂𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖻𝗂𝗌𝖺!!

🍭🍭🍭

Karin Liora Gantari. Dimana dia? Sudah hampir pukul 12 gadis itu tidak memperlihatkan sehelai rambutnya. Tunggu. Ah... Dia berada di pohon yang cukup besar berjarak kurang lebih 100m dari gerbang sekolahnya. Sedang duduk, kedua kakinya diselonjorkan. Air asin terus mengalir dari dahi ke leher sampai masuk ke dalam t-shirt putihnya. Mungkin di dalam sana sedang hujan badai. Mulutnya menganga. Napasnya terdengar. Benar-benar tidak ada daya untuk bergerak.

"HAHHHH. GILA!! GILAAA!! Heuhh..." Karin mengeluarkan tenaga terakhirnya hanya untuk mengatakan itu. Tidak ada harapan. Sungguh menyediakan.

Kruyukk~

Bunyi itu berasal dari dalam perut Karin. Organ-organ pencernaannya merengek minta makanan. Sebagai ibu yang menafkahi anak-anaknya, Karin merasa iba mendengar tangisan anak-anaknya itu. Dari tadi pagi gadis preman itu tidak memakan sesuap nasi pun. Dia tidak sarapan.

KRINGGG!

Dengan cepat Karin menengok ke sumber suara tersebut. Matanya berbinar. Seperti telah mendapat berkah yang luar biasa. Istirahat makan siang. Tidak peduli seberapa lelah dirinya, dia harus terus menafkahi anak-anaknya yang malang.

LOLIPOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang