6

213 15 9
                                    

" mek. ngapain?" fokus joey buyar ketika ia melihat meki sedang asyik sendiri dengan hapenya.

Sesekali ia menengok ke arah joey yang duduk di sampingnya lalu kembali tertawa bahkan ketika ia tak sanggup menahan tawanya ia akan memukul joey di sampingnya. Ternyata ia sedang membaca komik yaoi yang katanya ada karakter pilwonnya.

" kenapa sih mek? awas dimarahin sama kakak panitia" tegur joey yang tak direspon sama sekali oleh meki. Sepertinya ia sama sekali tak peduli pada mpls atau apapun yang berkaitan dengannya.

Joey berusaha merenggut handphone dari genggaman meki sehingga menyebabkan seorang panitia menangkap basah mereka sedang tarik-tarikan.

Panitia cewek yang bermasalah dengan meki waktu itu kembali membuat api agar mencari asap dari sang gadis bertitit xl tersebut. 

" heh brengsek!" teriaknya sambil menatap tajam mereka berdua yang tersentak kaget.

Ia melangkah ke arah mereka berdua dan membanting meja mereka dengan kuat.

Keheningan menyelimuti kelas mereka. Beberapa pasang mata menatap mereka dengan tatapan memuakan yang berasal dari para panitia osis di depan.

Ia tersenyum picik kearah mereka berdua terutama meki. Ya, dia masih mendendam pada meki setelah ia mempermalukannya di depan para siswa baru.

Jemarinya menuntunnya pada biodata di tangannya " dari yang gue liat di biodata lu, ortu lu udah meninggal " 

Dengan sengaja ia mengeraskan volume suaranya agar semua orang disitu mendengarnya.

" nggak bingung sih. etika sama kakak osis aja gaada"

" gaya pakaiannya juga kaya buka obralan, semoga aslinya nggak ya" maniknya menyusuri dari atas hingga bawah menghakimi.

" adek. kamu netein anak apa gimana sampe gede kek gitu. kalo beneran ya gapapa, biar kita bisa ngertiin" tambah salah satu teman osisnya yang juga merupakan sahabatnya.

" kalau pulang jangan belok kemana-mana ya dek. sekolah yang bener" itu siti, teman osisnya yang lain. 

Yang dihina hanya diam, menghela nafasnya pelan lalu bangkit dari tempat duduknya memposisikan dirinya dengan para osis yang dengan brutal melecehkannya dengan kata-kata mereka.

" yang pertama nama gua melati kiona. bisa baca kan?"

" yang kedua gua yatim piatu itu bukan urusan lo, lo apalagi lo."

" yang ketiga gue punya etika kalau ketemu orang yang juga punya etika "

" yang keempat, lo semua bisa masuk penjara atas tuduhan pencemaran nama baik gue"

" dan yang kelima-" baru saja kepalan tangan meki hendak mendarat di wajah kecut mereka, joey dengan cepat menahannya.

" maaf kak, kami emang salah. sekali lagi maaf" joey meremas kepalan tangan temannya dan meminta maaf. 

" ajarin temen lu tuh. kalau gaada orang tua at least punya tata krama" setelah mereka merasa puas, mereka kembali ke depan dan mulai menjelaskan tata tertib sekolah.

Meki menghempaskan tangan joey kasar dan keluar dari kelas mpls itu tanpa meminta izin.

👻👻👻

Terdengar isakan tangis di balik salah satu bilik toilet sekolah. Meki duduk dan sesekali menarik rambutnya ke belakang. Satu dunia boleh saja menjelek-jelekan dia tapi tak seorangpun yang boleh menghina almarhum orang tuanya. Mereka meninggal karena kejadian kebakaran rumah.

Namun bukan hanya itu saja yang membuatnya sedih. Sebuah foto yang ada dalam handphonenya yang membuatnya makin sesak semakin ia memandangnya.

" gue emang mama yang brengsek" 

Crush CrushedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang