Hari Yang Buruk

257 48 8
                                    

Awas Typo Bertebaran

Cuma mau ngingetin, kalau cerita ini hanya fiksi belaka...

..Happy Reading..
..Enjoy..

"Masih jam 3 sore,, enaknya ngapain yah" Monolog Ivan sambil bermain ponsel pintarnya.

"Van... Mamah ke Bandung dulu,, mungkin lusa baru balik" Ucap mamah Erna dari balik pintu Ivan.
Dan Ivan yang mendengar hal tersebut, segera beranjak dari tempat tidurnya dan membukakan pintu.

"mamah ngapain ke Bandung?" Ucap Ivan

"Ada kerjaan bentar,, rumah jangan lupa di kunci" Ucap mamah Erna. "Jangan macam - macam juga sama Ayu" Lanjut mamah Erna.

"Iya aman kok,, udah sana mamah pergi,, entar telat" Ucap Ivan lalu menuntun mamah Erna menuju mobil yang sudah berada di depan rumah.

Skip...

Kini Ivan kembali berbaring di tempat tidurnya sambil memainkan game online beregu.

"Cover atas,,,atas itu loh" Monolog Ivan dengan jarinya yang lihai menari - nari di atas layar ponselnya...

"Ahhh kalah..." Ucap Ivan lagi lalu melempar ponselnya ke samping,, namun masih di atas kasur.

Kringg... Kringg...
Terdengar telepon masuk di ponsel Ivan dan tertera nama Ayu di sana.

Panggilan pertama tidak Ivan angkat dan panggilan kedua barulah Ivan angkat.

"Hallo kenapa?" Ucap Ivan to the point.

".........."

"Ini siapa kok ponsel Ayu ada sama anda?" Ucap Ivan

"........."

"Baik terimakasih saya segera kesana" Ucap Ivan lalu mematikan sepihak telepon tersebut dan segera berjalan menuju garasi untuk mengambil mobil.

Dengan tangan yang keringat dingin dan hati yang tak tenang, Ivan mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata - rata membelah jalan raya.

Sesampai di tujuan...

"Maaf Sus,, pasien atas nama Ayu dimana yah?" Ucap Ivan

Flashback On

"Hallo kenapa?" Ucap Ivan to the point.

"Hallo apa ini kenalan dari yang punya ponsel"

"Ini siapa kok ponsel Ayu ada sama anda?" Ucap Ivan

"Jadi gini Mas... 15 menit yang lalu baru saja terjadi kecelakaan yang memakan korban 3 orang dan salah satunya mbak yang punya ponsel ini. Kini dia sudah di larikan kerumah sakit harapan."

"Baik terimakasih, saya segera ke sana" Ucap Ivan lalu mematikan sepihak telepon tersebut dan segera berjalan menuju garasi untuk mengambil mobil.

Flashback Off

"Ayu Rosmalina?" Ucap Suster tersebut dan di angguki oleh Ivan. "Atas nama Ayu Rosmalina masih berada di ruang operasi... Kalau boleh tau ade ini siapanya Ayu?" Lanjut suster tersebut.

Mendengar pertanyaan dari suster tersebut Ivan sempat terdiam sebentar

"Saya temannya Ayu Sus" Ucap Ivan. "Saya ke ruang tunggu operasi dulu" Lanjut Ivan dan segera bergegas pergi dari situ dengan berlari.

Jujur saat ini Ivan berusaha menampilkan wajah baik - baik saja. Dia berusaha semaksimal mungkin untuk tetap tenang. Sampai sekarang Ivan masih belum memberikan kabar ke Ayah dan Ibu Ayu. Dia tidak ingin membuat kedua orang tua Ayu cemas di sana.

Di dalam ruang operasi..

"Dok, Saya membawa hasil CT scan" Ucap Suster yang berada di ruang operasi tersebut.

"Ada yang tidak bere-"

Tin

Tin

Tin

"Dok!! Tekanan darah pasien menurun!"

"Sial, cepat ambil kantung darah cadangan" Perintah dokter

Tin

Tin

"Dok! Detak jantung pasien perlahan menurun!"

Ketegangan terjadi di ruang operasi karena kondisi Ayu yang sangat menurun.

Dokter berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Ayu. Dia menggunakan defribillator untuk mengembalikkan detak jantung, tetapi takdir berkata lain. Ayu tidak dapat diselamatkan.

"Catat waktu kematian, 17.30 wib" Ucap dokter tersebut.

~~~~~~~~~~~~~~

Di luar ruang operasi, Ivan menunggu dengan cemas.

Dia langsung berdiri ketika dokter dan suster lainnya keluar dari ruang operasi.

"Bagaimana kondisi teman saya dok" Ucap Ivan

Dokter menunduk karena merasa bersalah tidak bisa menyelamatkan pasiennya. "Maaf saya sudah semaksimal mungkin, tapi takdir berkata lain"

Mendengar hal itu seketika lutut Ivan lemas dan dia terduduk di lantai dengan tangan gemetaran.

"Dokter bohongkan? Gak lucu loh dok bercandaannya" Ucap Ivan mendongkak kan kepalanya ke atas.

"Maaf namun seperti itu lah kenyataannya" Ucap dokter tersebut lalu berlalu pergi dari hadapan Ivan.

"Hiks..." Ivan menangis dengan tangan yang gemetaran dan kaki yang terulai lemas.

Tidak lama kemudian brankar yang tertutupi kain medis keluar dari ruangan operasi.
Ivan berjalan mendekati brankar dan membuka perlahan kain medis tersebut.

Wajah Ayu yang tidak lagi berseri dengan matanya yang terpejam. Bibir yang biasa menularkan senyuman itu, sekarang hanya terkatup tanpa bisa mengeluarkan suara.

"Yu..gimana caranya gue harus jelasin ke Ayah Ibu" Ucap Ivan sambil menangis.

Tangan Ivan bergerak membelai wajah Ayu. Dia mengusap pipinya pelan.

"Van!"

"Van!"

"VAN BANGUN!!" teriak Ayu tepat di sebelah telinga Ivan yang membuat Ivan terlonjak kaget.

"Cuma mimpi" Gumam Ivan mencoba untuk mengumpulkan kesadarannya.

"Van you okey?" Ucap Ayi sambil mengibas - ngibaskan tangannya di depan wajah Ivan.

Ivan narik tubuh Ayu dan memeluk Ayu tiba - tiba tanpa berucap Apapun.

"Van lepas" Berontak Ayu saat Ivan tiba - tiba memeluknya.

"Plisss... Bentar aja" Ucap Ivan dengan nada lirih dah hal tersebut membuat Ayu terdiam tak menimbulkan gerakan apapun....

Bersambung...

Gimana part kali ini menurut kalian?

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang