'Ivan'

301 44 6
                                    

Awas typo bertebaran

'Awas masih belum di revisi'

Happy Reading

Hari ini adalah hari kepulangan Ivan dari rumah sakit setelah tiga hari di rawat.

Bahagia? Ya itu lah yang Ivan rasakan sekarang. Setelah sekian lama akhirnya dia dapat menghirup udara segar.

"Gimana gak ada yang ketinggalan?" Ucap Mamah Erna sambil melihat sekeliling ruangan.

"Kayanya udah semua" Jawab Ivan

****

IVAN POV ON

Di rumah...

Seperti biasanya rumah masih dalam keadaan sunyi, gue berjalan ke arah balkon kamar sambil membawa gitar mini gue.

Gue duduk di kursi kayu yang ada di balkon, sambil memetik senar gitar hingga menghasilkan nada yang harmoni.

Tiba - tiba saja terlintas di benak gue kejadian empat hari yang lalu. Sungguh bersyukur rasanya gue masih bisa bernafas dan yang paling bikin gue senang yaitu cinta gue sudah tidak bertepuk sebelah tangan lagi.

Ya, selama ini gue sayang sama Ayu, namun gue terlalu takut untuk mengatakannya. Lagi pula pada saat gue menyadari bahwa gue ada rasa sama Ayu, Ayu sudah punya pacar.

Jujur selama ini gue terlihat sering mengganggu Ayu, itu hanya topeng untuk menepis rasa suka ini. Namun ternyata itu tidak semudah yang di bayangkan dan di ucapkan.

Tok... Tok..

"Masuk, gak di kunci kok"

"Yuhuuu" Teriak Wendi yang membuat gue harus menutup telinga gue

"Jangan teriak-teriak" Ucap Bensu

"Gimana bor, udah enakan?" Tanya Bensu padaku

"Lumayan lah... Tapi kaki gue masih harus bolak-balik di cek" Ucap Gue sambil memegang perban yang melilit di kaki gue.

"Ayu mana?" Tanya gue karena tidak melihat keberadaan Ayu.

"Tumben lo nanya Ayu" Ucap Wendi yang membuat gue melihat ke arah Bensu.

"Belum" Jawab Bensu namun tidak bersuara seakan paham dengan maksud gue.

"Gpp" Jawab ku singkat kepada Wendi

"Oh iya,, tumben pulang cepat?" Tanyaku pada mereka

"Guru ada rapat"

"Tasha sama Wendah mana?" Tanya gue lagi

"Lo banyak tanya bener... Ayu, Wendah, sama Tasha lagi cari cemilan"

"Owh" Jawab ku

Kamarku kembali sunyi sebab kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bensu yang tampak sedang menonton, wendi yang sedang bermain game dan gue yang sedari tadi hanya membaringkan diri di kasur.

Gue memejamkan mata dengan tangan diatas...
Gue berpikir hidup gue selama ini terlalu flat, tidak ada sesuatu yang wow menghampiriku, kecuali diangkat menjadi ketua OSIS.

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang