Episode 06

492 32 5
                                    

🌿 Selamat Membaca 🌿
***

"... Baiklah," aku berjalan ke pintu belakang dan berlari sekencang mungkin. Aku berhasil keluar dari mansion itu. Aku berada di hutan tak diketahui. Untung saja ada sebuah rumah disana, jadi aku bisa beristirahat di sana.

"Bayi.. Hidupmu sangat malang. Di mana orang tuamu? Apa Freya membawamu dari panti asuhan?" saat sedang berbicara dengan bayi itu, terdengar suara teriakan Freya.

"Itu dia, Fredd!" teriak Freya.

"Callia! Berani-beraninya kau menculik anakku! Aku tidak akan mengampunimu!" teriak Fredd kepadaku.

Ternyata ini bagian rencana dari Freya. Aku sudah tertipu.

Fredd berjalan menuju kepadaku.

"Berhenti! Kalau kau mendekat aku bisa saja melukai bayimu ini!" ucapku menodong pisau ke bayi ini.

"Apaa!? Berani-beraninya kau-" amarah Fredd dihentikan oleh Freya.

"Fredd, biar aku yang bicara padanya," bisik Freya.

Freya berjalan menuju arahku.
"Kakak, maukah kau memberikan bayi itu kepadaku? Hiks, aku tidak bisa hidup tanpa bayiku, hiks. Kakak, kumohon, berikan bayiku kepadaku," tangis Freya.

Aku tahu itu hanya pura-pura.
"Kalau aku tidak mau, bagaimana?"

"Callia! Berikan bayi itu pada Freya!" teriak Fredd semakin kencang.

"Kenapa? Apa gunanya aku memberikan bayi ini? Apa kalian akan memberikanku hadiah?" tanyaku pada mereka.

"Kakak.. Tega sekali kau melakukan itu pada bayiku.. Hiks, hiks," tangis Freya semakin kencang, dan Fredd langsung menenangkannya.

Aku sudah menjadi gila. Aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku ingin mati.

...
"Ini, ambillah bayi ini," Freya seketika mendekat padaku, dan berbisik sesuatu.

"Tidak kusangka kau akan terjebak dalam rencanaku, kakak. Setelah kau mati, aku akan bahagia bersama Fredd dan tentu saja, bayi ini." bisik Freya.

"Siapa bilang aku akan memberikan bayi ini secara cuma-cuma? Dan satu hal lagi, aku tidak akan membiarkanmu bahagia, camkan itu."

"Apa? Apa maksudmu?"

Jleebb,

Aku menusuk Freya menggunakan pisau.

"Freyaa!!" teriak Fredd menghampiri Freya.

Freya terjatuh, dan Fredd langsung menangkapnya.
"Freyaa! Callia! Tega sekali kau-"

"Tega? Tega kau bilang? Ini tidak sebanding dengan apa yang kau lakukan kepadaku selama ini. Aku bersumpah tidak akan membuatmu bahagia," ucapku menodongkan pisau kepadanya.

"Kau lihat bayi ini? Ini bukan anak kandungmu,"

"Apa yang kau katakan!? Itu anakku dan Freya!" ucap Fredd mulai marah.

"Pfft, anakmu? Freya berbohong padamu. Freya benar, kau sangat bodoh. Pantas saja mudah tertipu. Aku tidak tahu dari mana Freya mendapatkan bayi ini, atauu mungkin dia berselingkuh di belakangmu,"

"Selingkuh!? Freya tidak pernah melakukan hal seperti itu! Jangan mengucapkan kebohongan, Callia!" amarah Fredd memuncak.

"Bohong katamu!? Kenapa kau tidak bicara saja dengan Freya. Ouh ya, dia sudah mati," kataku tertawa.

"Freya belum mati! Jangan mengatakan hal itu! Kenapa tidak kau saja yang mati!? Aku tidak sudi melihat wajahmu itu, dasar pembunuh!" teriak Fredd.

"Ya! Kau benar! Aku memang pembunuh dan penghancur kebahagiaanmu! Aku berjanji akan merebut semua yang kau sayangi hari ini juga," aku menodongkan pisau kepada bayi yang kugendong.

"Callia! Jangan coba-coba kau-"

Jleebb,

Tiba-tiba saja ada yang menusukku dari belakang.

'Apa.. Yang..-'
Bruukk,

"Fredd, apa kau baik-baik saja?" ucap wanita asing itu.

"Ya, aku baik-baik saja. Bagaimana bisa kau kesini?" tanya Fredd.

"Aku menyelinap, apa kau tidak suka?" cemberut wanita itu.

"Tidak, tidak. Aku suka apapun yang kau lakukan, sayang." Fredd tertawa.

"Lalu bagaimana dengan mereka, dan.. bayi ini?"

"Biarkan saja mereka tergeletak disini. Aku akan menyuruh seseorang untuk membawanya." ujar Fredd memegang tangan wanita itu.

"Baiklah, sayang." mereka berdua berjalan keluar hutan.

***

Keesokannya, dikabarkan ada mayat yang tergeletak di kamar Callia. Setelah diketahui, ternyata itu Callia sendiri. Callia dikabarkan bunuh diri. Duke dan Duchess Adelardo sangat terkejud akan berita itu. Mereka pergi menuju Fredd. Fredd disana menangis sekencang-kencangnya di peti Callia. Duchess langsung berlari menuju peti mereka, dan memeluknya.

"Ibu mertua.. Aku minta maaf tidak bisa menjaga anakmu dengan baik. Maafkan aku," sujud Fredd.

"Fredd.. Nak.. Ini bukan salahmu.. Katakan pada kami apa yang terjadi.. Yaa..?"

Fredd mengatakan semua yang terjadi pada Callia dan Freya. Tentu saja itu kebohongan.

Semua kebohongan Fredd dipercayai oleh Duke dan Duchess. Duchess menangis sejadi-jadinya, ia tidak rela putrinya pergi secepat itu. Duke berusaha menenangkannya.

***

Pemakaman Callia dan Freya dikunjungi banyak orang. Semua orang yang ada disitu memberi bunga kepada mereka. Fredd dan wanita asing itu datang terakhir, dan memberikan bunga kepada Callia dan Freya.

"Aku bersyukur kalian pergi secepat ini, terutama kau, Callia." ucap Fredd.

"Kau benar, aku lelah sekali melayaninya. Sayang, kapan upacara pernikahan kita? Aku sudah tidak sabar," ujar wanita di sebelah Fredd

"Sabarlah, sayang. Aku akan menyiapkan semuanya dengan sempurna, jadi bersabarlah." ujar Fredd mencium kening wanita itu.

"Baiklah.. Aku akan menantikannya,"

"Bagaimana kalau kita pulang sekarang. Meri sayangku?" Fredd mengulurkan tangan.

"Ya, sayang."

***
🌿Terima kasih sudah membaca dan mendukung cerita ini, di tunggu kelanjutannya yah.🌿

Callia's Revenge [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang