Kiss Me

2.3K 54 4
                                    

PAGE 1


17.03 PM.

Opera Garnier,Paris. Perancis.


Shin Jiae, salah satu penari balet bermata sipit yang kini berpartisipasi pada pertunjukan balet SWAN LAKE di gedung opera terbesar Paris ini menatap penonton dengan tatapan nanar. Hatinya gamang, sekalipun senyum terukir di bibirnya tidak berarti sama dengan apa yang ia rasakan.

Mata coklat Jiae beralih menatap sosok balerina yang memerankan Odette. Tepatnya ia melihat Franconia, gadis yang berasal dari London itu tampak sangat mengagumkan saat melakukan 32 putaran fouttés dengan sempurna. Jiae meringis, menatap sepasang pointe yang terpasang di kakinya. Berpikir jika ia tidak punya kesempatan menjadi principal dancer dan hanya bisa mengubur impiannya setelah ayahnya menelepon pagi tadi. Mungkin usahanya selama ini untuk tetap bisa menggeluti balerina di tengah kuliah padatnya di IFA Paris akan berakhir sia-sia.

Shin Jiwon, ayahnya memang orang yang keras kepala dan ia sangat tahu watak itu tidak mudah diluluhkan meski ia memohon dengan menangis sepenuh hati. Pada akhirnya, ia diam-diam tetap belajar balerina di waktu luangnya tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai mahasiswa di jurusan fashion. Well, setidaknya satu dari dua yang ia suka tersalurkan walaupun dunia fashion tidak membuat ayahnya murka karena pada dasarnya keluarganya menggeluti dunia hiburan.

"Jiae, apa yang kau lihat?"

Suara Keiko Kitagawa menyadarkan Jiae dari lamunannya. Ia berbalik, menatap sahabatnya yang berasal dari Jepang itu dengan senyum tipis. "Kupikir aku tidak akan bisa berada di posisi Fran."

"Apa maksudmu? Kau tidak biasanya seperti ini, kemana semangatmu?" Keiko mencibir dan meletakan satu tangannya di bahu Jiae. "Siapapun bisa memerankan Odette jika ia mau berusaha, mungkin kita tidak bisa memerankannya kali ini tapi ada lain waktu."

Lain waktu? Tidak ada lain waktu untukku Keiko, batin Jiae meringis. "Jika kau, itu tidak akan menjadi mustahil. Mrs. Swift bahkan mengakui kempuanmu yang semakin meningkat dan kuharap ada kesempatan untukku melihat kau menggantikan Fran."

"Itu terlalu berlebihan Jiae, kau juga sering dipuji Mrs Swift. Sudahlah, kita harus bersiap-siap. Kau tidak ingin terlihat mengecewakan bukan saat dia ada di sini," Keiko tersenyum jail, mangarahkan dagunya ke arah penonton terdepan gedung Opera Garnier ini. "Lihat, dia bahkan membawa sebuket bunga untukmu, membuatku iri saja."

Jiae tersenyum, mengikuti arah pandang Keiko. Pria bermata hitam dengan senyum manis itu seakan tahu jika dirinya tengah di perhatikan, sehingga mata mereka bertemu. Sumber kekuatannya ada di sini dan ia memang tidak ingin terlihat mengecewakan di saat terakhir.

"Apa Max boleh buatku saja?"

"Kau bisa mengambilnya, jika dia mau."

Keiko tertawa, membuat mata hitamnya tidak terlihat. "Tidak perlu, kau akan menangis jika itu terjadi."

"Sialan kau," umpat Jiae, lalu menarik lengan Keiko ke arah balerina lain. "Mrs. Swift tidak akan senang melihat balerina-nya bergosip disaat pertunjukan sedang berlangsung." Bisik Jiae seolah pelatih yang sedang mereka bicarakan tengah mengawasi mereka dan bisikan itu membuat Keiko kembali tertawa ringan mengingat kejadian yang pernah mereka alami dulu saat tertangkap basah Mrs Swift.

***


"Tadi kau terlihat sangat cantik," suara berat seorang pria yang kini menyandarkan diri pada pilar bangunan Opera Garnier, membuat Jiae mau tidak mau menahan senyum dan tetap berjalan sekali pun ia tahu pria itu mengikuti langkahnya di belakang. "Apa kakimu tidak sakit, mau ku gendong?"

HOT SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang