12.08 PM .
Bandara Internasional Incheon, Incheon. Korea Selatan.“Neo-“
“Tidak ada waktu untuk berpikir,” sela Kyuhyun, jelas sudah tidak bisa berdiri diam ketika beberapa orang kini mulai menaruh perhatian pada mereka. Dan dengan gerakan cepat ia kembali menarik tangan Jiae erat, lalu melangkah cepat-cepat walaupun itu tidak berpengaruh karena mereka sudah tertangkap basah.
“Kenapa kau menarikku seperti ini? Tidak, jangan katakan...” Jiae menggantungkan ucapannya saat pemikiran baru melintas di otaknya.
Kyuhyun menghentikan langkahnya begitu mereka berada di luar bandara dan dengan cepat mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Eunhyuk yang menunggu mereka di pintu lain. Kyuhyun nyaris mengumpat saat panggilan pertamanya tidak juga dijawab dan ketika suara Eunhyuk terdengar dari sebrang sana ia tidak bisa berbasa-basi bahkan hanya untuk mengumpat.
“Hyeong pintu kedua.” Kata Kyuhyun lalu menutup panggilannya.
Sebuah mini van berwarna hitam membuka pintu tepat di depan mereka dan Kyuhyun tahu pasti itu mobil van miliknya. Sesaat ia menatap Jiae yang terlihat kebingungan, tapi mengingat situasi mereka tanpa buang waktu ia kembali menarik tangan Jiae untuk masuk ke dalam mobil vannya.
Jiae hendak perotes akan sikap Kyuhyun yang terlihat bossy terhadapnya, tapi tatapan pria itu membuat dirinya tidak bisa berpikir jernih bahkan untuk membentak karena jelas dia tidak mengerti situasi ini. Dan ketika mobil van hitam yang membawa mereka melaju meninggalkan Bandara Internasional Incheon, tangan Kyuhyun yang sejak tadi menggenggam tangannya dilepas begitu saja.
“Tidak perlu menatapku seperti itu,”
Jiae mendesis dan dengan cepat mengalihkan pandangannya. “Kenapa tiba-tiba menarikku?”
“Bukankah dunia ini sempit? Apa pendapatmu, Shin Jiae... Oh tidak, bukankah kita sudah resmi menikah dalam hukum negara karena mereka sudah mengurus segalanya untuk kita berdua," perkataan Kyuhyun menggantung, ketika matanya menatap lurus wajah Jiae yang terlihat menyedihkan. "Cho Jiae, kau menyukainya? ”
Eunhyuk yang mendengar ucapan Kyuhyun sontak menoleh ke belakang dan langsung saja mendapat tatapan tajam dari artisnya itu.
“Baiklah, lanjutkan.” Kata Eunhyuk akhirnya.
Jiae menggenggam tangannya erat menimbulkan sedikit nyeri pada jari-jarinya yang memutih. “Yeah, kau benar dunia memang sempit,” jawab Jiae skenanya karena saat ini pikirannya berputar-putar dan membingungkannya.
Dia mengeluarkan iPod dan memasang earphone ke telinga, lalu menutup mata seolah-olah tidak ingin menanggapi apapun yang akan Kyuhyun katakan lagi. Untuk kesekian kalinya, instrumen musik Tchaikovsky mengalun lembut di telingnya, meski musik yang selalu menemani langkah kakinya di atas pointe ini tidak banyak membantu karena dia tidak sedikitpun bisa berhenti memikirkan bagaimana nasibnya setelah ini. Tapi ketenangan semu yang dia dapat tidak berlangsung lama, karena kini suara musik Tchaikovsky berganti dengan Kyuhyun begitu earphone di telingannya terlepas saat ditarik.
“Mengacuhkan seseorang yang akan bicara denganmu itu tidak sopan,” Kyuhyun mengambil iPod milik Jiae, lalu mendecak. “Apa musik ini lebih menarik dari topik pembicaran kita?” tanya Kyuhyun dan memasang earphone putih itu ke telinganya. Ia tertawa detik berikutnya ketika instrumen musik Tchaikovsky-salah satu instrumen yang digunakan dalam pertunjukan balet- memenuhi pendengarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT SCANDAL
RomanceMungkin ini terdengar konyol, menukar masa depanku hanya demi sebuah impian. Tapi keinginan ini tidak bisa kupendam. Sehingga, aku menutup mata dan berjalan tanpa mengingat perjanjian dalam kertas itu. Aku selalu mengingatkan diri untuk melepasnya...