10.03 AM.
Cho House, Incheon. Korea Selatan.
Cho Kyuhyun membuka matanya yang masih terasa berat, mungkin akibat dua hari penuh menghabiskan waktunya dengan minum-minum dan sepertinya Eunhyuk sudah bosan mengingatkan dirinya sehingga manajernya itu mengantar ia pulang. Kyuhyun mengangkat tangan menutupi mata dan mengerang pelan saat sinar matahari merambat masuk ke dalam kamarnya.
"Sampai kapan kau tidur bocah malas, cepat bangun!" cibir Ahra, kakak perempuan Kyuhyun. Wanita itu berjalan ke arah adiknya setelah sebelumnya membuka tirai jendela kamar ini lebar-lebar.
"Kepalaku pusing Nuna dan aku masih mengantuk." Kyuhyun meraih bantalnya, menutup wajah dengan bantal tersebut.
"Ya Tuhan, ini sudah siang Cho Kyuhyun!" Ahra mengambil bantal yang menutupi wajah Kyuhyun, berdecak dan menatap adiknya yang kini menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Biarkan saja, aku tidak ada kegiatan hari ini," ucap Kyuhyun dan menarik bantal lain untuk menutup wajahnya.
"Aish! Cho Kyuhyun bangun atau kusiram dengan air!" amuk Ahra dan memukul lengan adiknya tanpa merisaukan erangan yang keluar dari pria itu.
"Ya! Nuna, bisakah kau tidak menggangguku, aku butuh tidur!" Seru Kyuhyun dari bawah bantal.
Ahra mengelus dadanya, lalu berjalan ke kamar mandi yang terdapat di dalam kamar dan ia kembali dengan satu gelas air keran. "Bangun atau aku akan mengguyurmu dengan air!" ancam Ahra dan berhasil membuat Kyuhyun menatap wajah kakanya itu lagi.
Kyuhyun menghela napas. Ia masih ingin tidur lebih lama karena tubuhnya terasa kebas akibat menghabiskan waktu di club dengan artis lain semalaman. "Kau memang berniat membuatku menderita, Nuna."
"Appa ingin bertemu denganmu." Ahra meletakan gelas berisi air keran yang ia bawa tadi, lalu berjalan ke arah nakas tepat di samping kasur Kyuhyun. "Minum ini, mungkin bisa meringankan pening di kepalamu. Beruntung appa tidak melihatmu pulang dengan keadaan mabuk,"
"Jangan tidur lagi setelah aku keluar." Lanjut Ahra saat akan menutup pintu kamar Kyuhyun.
"Aish! Lee Hyukjae, kenapa kau membawaku pulang." Erang Kyuhyun dan memaksa diri berguling turun dari tempat tidur, berjalan dengan langkah diseret-seret ke arah jendela kamarnya yang terbuka lebar. Ia mengusap wajah dan meletakan kedua tangannya pada jendela kamar, bersiap menutup jendela itu kembali namun matanya tidak bisa untuk tidak melihat ke taman bunga milik ibunya. Tepat pada beberapa bunga yang seharusnya tidak mekar saat ini, karena bunga itu hanya mekar pada bulan februari.
Masih dengan menatap bunga yang dalam bahasa Yunani berarti pelangi itu, ia jadi teringat ucapan Ahra beberapa saat lalu dan membuatnya menghela napas panjang. "Apa lagi yang akan dibicarakan," gumam Kyuhyun dan melangkah ke arah kamar mandi setelah menutup jendela kamarnya.
***
"Dia akan tiba besok, kau harus menjemputnya sendiri." Cho Young Hwan, ayahnya yang kini duduk pada ruang tengah rumah mereka memulai pembicaran ini setelah cukup lama diam tanpa bicara. Pria paruh baya itu terlihat begitu santai membicarakan hal yang membuatnya frutasi akhir-akhir ini, dia bahkan ingin merobek koran bisnis yang sedang di baca ayahnya itu hingga menjadi potongan kecil.
Kyuhyun menyesap tehnya, mencoba terlihat lebih santai. "Apa harus aku yang menjemputnya? Bukankah Appa tahu pekerjaanku."
Young Hwan tertawa, menatap anaknya. "Bukankah itu masalah mudah, lakukan seperti bisa saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT SCANDAL
RomanceMungkin ini terdengar konyol, menukar masa depanku hanya demi sebuah impian. Tapi keinginan ini tidak bisa kupendam. Sehingga, aku menutup mata dan berjalan tanpa mengingat perjanjian dalam kertas itu. Aku selalu mengingatkan diri untuk melepasnya...