3

7 1 0
                                    

-Rumah Nindya-

Tok tok tok

"assalamualaikum bunda" aku mengetuk pintu rumah berkali-kali namun bunda tak kunjung membukakan pintu

"bunda kemana sih, tumben gak bukain aku pintu" gerutuku dengan kesal

Tak lama aku mendengar notifikasi Whatsapp dari hp ku, dan kulihat nama bunda yang muncul

"bunda masih ada acara, kunci rumahnya ditempat biasa ya nin" itulah isi dari pesan WA dari bunda

"huftt bunda kok ga ngomong sih kalo ada acara kan aku mau ikut" gurutuku sambil mencari kunci rumah sisela-sela tanaman hias didepan rumah

Aku melangkahkan kakiku kedalam rumah, aku duduk di salah satu sofa diruang tamu

Hmm andai ayah masih hidup mungkin keadaan kami tidak akan seperti ini, ayah aku rindu hadirmu

Aku benci berada disituasi ini, situasi dimana aku tak mampu mengendalikan diriku, aku tak mau terlihat lemah

Tuhan, mengapa kau ambil ayahku secepat itu, orang-orang berkata bahwa tuhan tak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya. Tapi tolong, saat ini aku merasa cobaan yang tuhan beri terlalu berat

Rasanya luka ini begitu menganga dan entah siapa yang menabur garam diatas lukaku

Aku ingin menyerah tuhan, aku lelah

Namun jika aku menyerah, lalu siapa yang akan menjadi penyemangat bunda? Hanya bunda yang aku miliki saat ini.

Aku menangis disofa hingga tertidur

"nin, bangun dulu nak udah mau magrib ini" kudengar suara bunda memanggilku

"eh bunda udah dateng, maaf bunda nindya ketiduran"

"iya gak papa kok, kamu habis nangis nin?" tanya bunda sambil mengelus kepalaku

"eh? Iya bunda, tadi aku dapet film bagus trus ada kisah sedihnya gitu, mangkanya aku kebawa suasana deh hehe" maaf bunda, aku bohongi bunda

"kebiasaan kamu itu, kalo nonton film pasti sampai nangis"

"hehe, aku kekamar dulu ya bunda"

"langsung mandi ya nak, nanti kita makan bareng"

" iya bunda"

Setelah 15 menit, akhirnya aku keluar dari kamarku dan menemui bunda diruang makan

"bunda tadi kok gak ngajak aku sih" aku memeluk bunda dari samping

"maaf ya nin bunda tadi buru buru ketemu sama seseorang"

"bunda ketemu sama siapa?" tanyaku curiga

"sama calon klien bunda sayang"

Akhirnya kami makan dengan hening, hanya ada suara sendok dan garpu

-Keesokan Harinya-

"bunda aku berangkat dulu ya, takut telat lagi nanti" aku mencium tangan bunda lalu segera keluar dari rumah karna sudah ditunggu oleh ojol yang aku pesan tadi

"nanti bunda ada kerjaan ya nin, kuncinya ditempat biasa ya" teriak bunda dari dalam rumah

"oke bunda"

"ayo jalan mas" pintaku setelah aku menggunakan helm

"baik mbak"

Setelah 30 menit akhirnya aku sampai di sekolahku

"nih mas, terima kasih ya" aku memberikan uang dan helm kepada ojol tersebut lalu bergegas masuk ke dalam lapangan

"eh mbak, kembaliannya belum diambil mbak" teriak ojol tersebut

Love Of Different ReligionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang