ayo kita kenalan sama cowok rusuh bernama manggala razka itu hehe
happy reading🍓
***
Sebenarnya, Nawang sudah mengenal Razka jauh sebelum cowok itu menjadi tetangganya. Maksudnya, mengenal dalam artian bahwa dia tahu nama dan kelas cowok itu. Mereka satu sekolah, tetapi berbeda kelas.
Beberapa kali Nawang melihat Razka datang ke kelasnya untuk menghampiri Hara—teman satu tongkrongannya—saat istirahat maupun jam kosong. Mereka pernah berpapasan di kantin, di gerbang sekolah, atau terkadang Nawang juga pernah melihat keberadaan cowok itu di lapangan, entah itu untuk pelajaran olahraga atau sedang menjalankan hukuman karena datang terlambat.
Seperti saat ini misalnya.
Pukul setengah 8, saat matahari beranjak naik, Nawang melihat tetangga barunya itu berdiri di tengah lapangan setelah menyimpan tas besarnya di lantai yang terik. Beberapa saat setelahnya, cowok itu berlari mengelilingi lapangan—hal biasa yang dilakukannya saat menjalankan hukuman karena datang terlambat.
Razka tidak sendiri, ada beberapa teman lain yang mengikuti langkah kecilnya dari belakang. Bahkan terkadang siswa lain dengan sengaja menyalip langkah Razka yang terlihat pelan.
Beberapa siswa yang dihukum masih berlari, membuat siswa-siswi dari kelas lain yang akan melakukan olahraga kini hanya diam sembari menunggu mereka menyelesaikan hukumannya. Entah kenapa juga mesti begitu, padahal sebenarnya mereka bisa saja melakukan pemanasan di tengah lapangan dan membiarkan siswa yang dihukum itu berlari mengelilinginya. Mungkin karena memang sedang tidak ada gurunya, sehingga mereka memilih leyeh-leyeh berdiri di tengah lapangan.
Nawang menghela napasnya pelan, tidak ingin peduli pada aktivitas siswa-siswa itu sebenarnya. Namun, entah mengapa, jam kosong pagi ini membuatnya gabut dan merasa ingin memperhatikan apa yang mereka lakukan. Dia masih menatap Razka yang lari-larian sembari tertawa kecil sesekali. Dia masih sempat-sempatnya melihat gerakan cowok itu yang menarik pelan-pelan kemeja putihnya dari celana walau hari masih pagi.
"Nggak heran, sih, kalau cowok nakal kayak dia sering dihukum," gumamnya pelan, tetapi hal itu berhasil membuat Sabrina yang duduk di sebelahnya kini menoleh.
Temannya yang sejak tadi sedang sibuk menghias kukunya dengan kutek itu kini menghentikan aktivitasnya. "Siapa?" Selanjutnya, dia mengikuti arah pandang temannya ke arah luar. "Razka?"
Dan, Nawang mengangguk, mengiakan.
"Dia beneran jadi tetangga lo sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepotong Red Velvet Untuk Razka
Novela JuvenilNawang sadar, dia bukanlah gadis yang sholehah banget hingga menutup diri dari lawan jenis. Namun, berpacaran juga bukan suatu kegiatan yang masuk dalam kamus hidupnya. Prinsip yang masih ia pegang teguh sampai sekarang adalah stay jomlo sampai hala...