10. Their Time Turner

885 96 13
                                    

Menghembuskan napas dan menatap sorot abu-abu tersebut dalam diam. Astoria kini sepenuhnya sadar bahwa apa yang dikatakan oleh Scorpius adalah hal yang mungkin akan terjadi di masa depan. Tapi, bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin ia bisa berakhir bersama Malfoy yang bahkan tak pernah ia sangka-sangka.

Selama ini Astoria tak pernah menaruh minat pada Malfoy. Selain itu, sifat Malfoy sendiri juga bertolak belakang dengannya. Jadi, bagaimana bisa mereka hidup bersama dan memiliki keluarga yang bahagia? Walau begitu, Astoria tahu apa yang dikatakan oleh Scorpius adalah kenyataan, dilihat dari foto bergerak yang ia terima dan beberapa cerita kecil yang telah ia dengarkan, Astoria Greengrass telah berubah menjadi Astoria Malfoy di masa depan.

Scorpius... Putra masa depannya menatap dengan sorot yang penuh harap. Tatapan gugup dan khawatir menjadi satu tertuju padanya.

Memejamkan mata sejenak dan menghela, Astoria mencoba untuk tersenyum. "Baiklah, aku percaya. Aku akan mempercayai apa yang kau katakan." Putusnya.

Mendengar respon Astoria, senyum Scorpius merekah. Pemuda tampan itu mengangguk. "Apakah itu artinya kau dan dad akan berdamai?"

Wajah Astoria tiba-tiba bersemu, ia berdeham. "Kupikir... Ya, aku akan mencoba berteman dengan Malfoy."

Hati Scorpius terlonjak gembira, ia menahan diri untuk tidak melompat kegirangan. Scorpius berdeham sebelum menatap ibunya. "Well, kita harus kembali. Mungkin yang lain sedang bertanya-tanya ke mana kita pergi."

Astoria mengangguki ucapan Scorpius dan mengekor di belakang pemuda tersebut. Saat kembali ke asrama mereka, hiruk pikuk memenuhi ruang rekreasi terutama Pansy yang melotot melihat mereka tiba. Gadis itu bahkan melihat kakaknya, Daphne yang tampak kebingungan karena melihatnya berjalan bersama Scorpius

"Dari mana saja kalian?!" Pekik Pansy berlebihan.

"Ada apa?" Scorpius bertanya sembari mendudukkan dirinya di salah satu kursi berlengan.

"Draco baru saja pergi bersama Potter dan kedua temannya."

"Apa?!" Scorpius yang baru saja menghempaskan bokongnya seketika bangkit kembali. "Ke mana mereka pergi?"

Pansy dan yang lainnya menggeleng. Scorpius menatap David, pemuda itu juga memberikan respon yang sama, tapi ia melangkah mendekati Scorpius dan berbisik. "Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi sebaiknya kau segera mencari mereka. Albus dan Rose bersama mereka."

***

Draco menatap tiga sekawan itu dengan tatapan tak senang sekaligus mencemooh terutama pada Hermione. Ia memang tak pernah senang dengan kehadiran para muggleborn di Hogwarts, sama seperti apa yang ayahnya katakan, bahwa muggleborn adalah sampah. Lagipula, bukan rahasia lagi jika mereka tidak pernah akur. Justru karena hal tersebut, Draco tak bisa untuk tak menaruh curiga, matanya menjadi awas dan tak bisa fokus. Berjaga-jaga bila ketiga sekawan itu merencanakan suatu hal kepadanya.

"Jadi, apa mau kalian?"

Albus meringis mendengar intonasi Draco yang terdengar tak bersahabat, begitu pula Rose yang tak berani untuk berbicara padanya. Gadis itu hanya tak ingin memperkeruh suasana. Bagaimanapun ia harus menyadari bahwa Draco yang ada di hadapan mereka saat ini berbeda dengan Draco yang berada di masa depan.

"Paman, sebenarnya ada yang ingin kami katakan," Albus memulai pembicaraan dengan gugup. Ia merutuk dalam hati, seandainya saja Scorpius ikut bersama mereka, mungkin Draco akan sedikit lebih tenang. "Seperti yang kau tahu, bahwa kami-- err... Aku, Scorp, Rosie, dan yang lain berasal dari masa depan,"

"Lalu?" Draco menatap tajam dan bersendekap.

"Itu aku--"

"Mari berdamai!" Harry memotong ucapan Albus tak sabar.

Time Turner ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang