Belum sempat (Name) membalikkan badannya, tangannya sudah ditarik oleh Shin. Badan (Name) tertabrak dengan badan Shin.
Wajah Shin tampak mendekat kewajah (Name), dan...
Cup
Shin mencium pipi kiri (Name). Tampak Shin ingin mencium bibir namun ia malah mencium pipi (Name).
(Name) yang disana hanya meremas roknya dan dengan jantung yang berdetak lebih kencang.
Ckrek!
Cahaya dari kamera membuat mereka berdua melihat kearah cahaya.
"WOI ITU CAHAYA NYA" panik Atsumu
"SUNA KENAPA HARI INI AGAK-" panik Osamu
"YA MAAF" teriak Suna
"Cih, bukan bibir" sedih Atsumu
PLAK!
Osamu menampar wajah Atsumu, meninggalkan bekas merah pada pipinya. Bisa-bisanya ia mengatakan itu di depan orangnya langsung.
"Setidaknya dapat" ucap Suna
"Kalian sedang apa?" tanya Shin dari jauh
Osamu, Suna, dan Atsumu sama-sama merinding mendengar suara itu. Auranya sangat kejam.
"E-eum..ini mau pulang" ucap Atsumu
Osamu, dan Suna dengan cepat mengambil sepatu di loker dan berlari menjauh. Meninggalkan Atsumu yang masih mengenakan sepatu.
"Mereka selalu begitu. Eh? Kau kenapa (Name)?! Kau demam?" panik Shin
Wajah (Name) sangat memerah, bahkan rasanya ingin ia merobohkan satu sekolah ini karena senang dan malu.
Jarang jika Shin memperlakukan ia seperti ini.
"Kau demam?"
"Ti-tidak! dadah!"
(Name) berlari keluar sekolah tanpa mempedulikan hujan semakin deras.
"(Name)! Tunggu! Kau bisa basah!" teriak Shin
Tubuh (Name) menghilang dari pandangan Shin dan kini hanyalah tinggal ia seorang.
"Apa aku salah?" gumam Shin
"Seharusnya di bibir..namun..aku tau pasti ada Atsumu yang mengintip.." sambungnya
🌸🌸🌸
"BISA GILA LAMA-LAMA!" teriak (Name)
Kini, ia sedang duduk di halte bus sambil menunggu hujan reda. Saat ia berlari, rupanya hujan semakin deras.
Membuat ia harus berteduh. Bajunya basah. Bahkan roknya.
"Shin itu! Ih! Kesel!" ucap (Name)
"Kenapa?"
Suara itu terdengar di telinga (Name). Ia menoleh kearah suara dan mendapatkan Shin yang sedang tersenyum manis kepadanya.
"Sudah ku katakan hujan nya semakin deras. Kau malah lari..."
"M-maaf.."
"Tidak apa, aku juga harus berteduh. Anginnya semakin kencang"
Semakin lama, malah semakin deras. Angin juga berhembus kencang. Membuat air-air hujan juga hampir membasahi halte bus.
(Name) sejak tadi menggosok tangannya yang menggigil kedinginan. Melihat itu, Shin melepas jaketnya dan memberikannya kepada (Name).
"Ini" ucapnya
"Eh? Untukku?"
"Memangnya siapa?"
"Oh..makasi.."
(Name) memakai jaket itu dan merasakan wangi harum dari jaket milik pacarnya.
'Wangi banget! Gini mah..kalah parfum punyaku!' batin (Name)
Tangan Shin terulur untuk menarik (Name) kedalam pelukannya. Wajah (Name) tertabrak dengan dada bidang Shin.
Tangannya mengelus punggung (Name) dan juga rambut (Name). Dagunya ia taruh di rambut (Name).
Wajah (Name) merona karena perbuatan Shin yang hari ini agak berbeda.
"Sudah tidak dingin kan?" tanya Shin
🌸🌸🌸
"Terimakasih..telah mengantarku" ucap (Name)
Karena hujannya telah reda, (Name) dan Shin kembali kerumah. Walau Shin tetap mengantar (Name) sampai kerumah.
Hari sudah gelap. Lampu-lampu sudah menghiasi kota.
"Apa..kau tidak apa-apa?"tanya (Name)
"Tidak.. seharusnya perempuan itu tidak di luar malam hari. Istirahat ya pacar"
"I-iya.."
Badan (Name) berbalik membuka pintu rumah, dan ia melambaikan tangannya kepada Shin.
Mata Shin tertuju kepada baju (Name).
"Eh? Ada yang salah?" tanya (Name)
"Tidak.. sampai jumpa. Bunganya bagus"
Shin pergi dari rumah (Name) dan meninggalkan (Name) yang tidak mengerti yang di ucapkan oleh Shin.
"Bunga? Perasaan-"
(Name) melihat kearah bajunya, dan wajah (Name) seketika memerah seperti tomat dan ia berteriak.
"SHIN! SEJAK KAPAN KAU SEPERTI INI?!!!!" teriak (Name)
Yang dimaksudkan oleh Shin adalah baju (Name) yang basah dan menampakkan pakaian dalam yang (Name) kenakan.
Kira-kira siapa yang mengajari hal itu?
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃 ✅
Romance𝑺𝑷𝑬𝑺𝑰𝑨𝑳 𝑩𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒑𝒂𝒄𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑲𝒊𝒕𝒂 𝑺𝒉𝒊𝒏𝒔𝒖𝒌𝒆?