"Kau akan pergi (Name)?" tanya Shin
"Ikut! Aku sudah minta izin kepada ibuku!" ucapnya
Shin besok akan pergi ke Tokyo. Mereka akan mengikuti perlombaan Voli.
Shin sedang mengisi berkas-berkas marching band. Mereka akan ikut sebagai salah satu penyemangat tim.
"Aku akan nyusul. Hati-hati nanti disana" ucap (Name)
"Kau akan tinggal dimana jika sampai di Tokyo?" tanya Shin
"Eh? Itu-"
(Name) sama sekali belum memikirkan hal itu sama sekali.
"Mau ku carikan penginapan?" tanya Shin
"E-eh..tidak usah. Aku bisa sendiri Shin!"
"Bahaya jika kau salah penginapan. Nanti bisa-bisa kau salah pergaulan"
"T-tapi..bagaimana dong?"
"Kau mau tinggal saja?"
"Engga! Aku mau ikut!"
"Aku akan bantu. Sekarang tidurlah. Besok pintunya akan dibuka"
Shinsuke dan (Name) saat ini dikunci di gudang peralatan voli. Mereka berdua sejak tadi hanya diam dan berbicara tentang Tokyo.
"Marching band ya.." gumam (Name)
"Kenapa?" tanya Shin
"Pasti seru ya. Ada terompet, drum, dan lainnya"
"Kau kepingin sangat untuk nonton itu?" tanya Shin
"Bukan. Aku mau lihat Shin dilapangan"
Shin menghentikan pekerjaannya. Ia menaruh berkas-berkas itu dan menatap (Name).
"Tapi aku pemain cadangan" ucap Shin
"Walau begitu untuk anak kelas tiga bukankah ini menjadi kenangan? Kau akan merindukan ini semua Shin. Atsumu dan Osamu yang nakal. Suna yang lalai dengan handphonenya. Juga, aku yang sering bersamamu Shin" ucap (Name)
"Walau pemain cadangan bukankah kau kaptennya? Sudah bagus itu lho Shin" sambung (Name)
Shin hanya menatap (Name) dan menunduk. Apa yang ia kata benar. Dia sudah kelas tiga. Sebentar lagi ia akan lulus. Meninggalkan (Name) sendirian di sekolah Inarizaki.
Hanya harapan Atsumu, Osamu, Suna, dan lainnya yang bisa di ajak kerja sama dengan (Name).
Bagaimana jika ia tak punya waktu untuk (Name)?
"Pokoknya aku ikut kesana. Lagian aku sudah libur kan. Semua orang akan menanyakan kepadamu tentang tim" kata (Name)
Tangan Shin terulur menyentuh pipi (Name). Ia mendekat dan cup
Mata (Name) membesar dan kaget karena tiba-tiba Shin seperti itu. Bibir (Name) dan Shin kali ini benar-benar menempel satu sama lain.
Hembusan nafas Shin menyentuh permukaan kulit (Name).
Shin menyudahi ciuman mereka. Wajahnya menampilkan senyuman paling manis hanya untuk perempuannya.
"Datang ke Tokyo dan nonton aku disana. Aku akan bermain disana. Percayalah" ucapnya sambil percaya diri
(Name) menatap wajah Shin dengan panas dingin. Rasanya senyuman ini sangat jarang di perlihatkan ke semua orang.
"Sudahlah, ayo tidur. Besok pintu gudangnya akan dibuka" ucap Shin
Shin membaringkan tubuhnya di atas matras dan memberikan isyarat untuk (Name) di sampingnya.
(Name) membaringkan tubuhnya di samping Shin dan memeluknya. Jaket Inarizaki membungkus tubuh keduanya.
Menghindari udara malam. (Name) rasanya membebani pikiran orangtuanya yang tidak pulang hingga malam ini.
Tangan Shin mengelus punggung (Name) dan mengecup kening (Name). Tampak ia menidurkan (Name) seperti anaknya.
(Name) pun bersandar di dada Shin dan tertidur. Tak lama, Shin pun ikutan tertidur pulas.
Tanpa mereka sadari, ada sebuah kamera yang merekam mereka berdua sejak tadi.
Pasti kalian sudah tau siapa pelaku disini...
🌸🌸🌸
Sementara itu....
"Tapi sudah pulang semua Nyonya. Tidak ada satupun disini" ucap Satpam sekolah
"Tapi (Name) belum pulang! Aku sudah tanya ke temannya! Katanya disekolah!" ucap sang ibu
Itu adalah Ibu tetangga (Name) dan seorang nenek. Tentunya adalah nenek Shinsuke.
"Cucuku juga..dia belum pulang.." ucapnya lirih
"Aduh, bagaimana ya? Tapi kami sudah berpatroli tidak ada siswa satupun disini. Sudah pulang semua" ucap Satpam itu
Satpam lainnya juga menjelaskan bahwa tidak ada orang di ruang osim, uks, dan lainnya.
"(Name) dimana..?" cemas sang ibu
"Lalu dimana cucuku? dia belum pulang..dia belum makan.." lirih sang nenek
Kedua satpam hanya menatap satu sama lain. Mereka tidak tau harus mengatakan apa untuk sang orangtua di hadapan mereka.
Mereka tak sadar bahwa (Name) dan Shinsuke ada di gudang berdua menunggu fajar terbit.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃 ✅
Romansa𝑺𝑷𝑬𝑺𝑰𝑨𝑳 𝑩𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒑𝒂𝒄𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑲𝒊𝒕𝒂 𝑺𝒉𝒊𝒏𝒔𝒖𝒌𝒆?