Risnawan Atmaji POV
Aku menatap Kimaya yang sedang mendorong stroller milik River di sebuah taman yang sedang kami kunjungi. Ini adalah hari dimana River berusia tepat 3 bulan dan kami sudah mulai membawanya untuk travelling sambil mengunjungi GrandMa-nya, Lilia Clarissa di London.
Aku tak pernah menyangka jika Kimaya benar-benar berubah 180 derajat sejak ia memiliki anak. Dirinya yang dulu memiliki luka batin karena perlakukan orang tuanya, kini bisa mengambil pelajaran itu sebagai bekal untuk menjadi orang tua yang lebih baik bagi anak kami, Rivero Karunasankara Atmaji Putra.
Bahkan kehidupan kami lebih berwarna setelah River lahir. Aku dan Kimaya tetap aktif di perusahaan kami masing-masing, yang berbeda adalah kini Kimaya mengerjakan semua pekerjaannya dari rumah. Bahkan ia tidak mempekerjakan baby sitter untuk mengurus River.
Menurut Kimaya, memiliki anak adalah pilihannya, sehingga ketika apa yang ia inginkan telah di kabulkan oleh Tuhan, ia harus bisa bertangungjawab dengan keputusannya untuk menjadi seorang ibu.
Aku pernah menitikan air mataku ketika mendengar penuturan Kimaya, malam hari saat pertama kali River pulang ke rumah sejak ia dilahirkan.
"Ris, aku akan menyerahkan perusahaan ke management konsultan."
"Kenapa? Kalo kamu mau, aku bisa bantu urus River juga. Kita bagi tugas, supaya kamu bisa tetap berkarier."
Malam itu Kimaya tersenyum dan kami duduk sambil memandang River yang sedang tertidur di dalam box bayi yang ada di kamar.
"Aku tetap akan berkarier karena aku tetap harus mengecek laporan perusahaan tapi itu sekarang bukan prioritas pertama di hidupku. Prioritas dan pekerjaan utamaku adalah sebagai ibu bagi River. Kamu tenang aja, karena aku pastikan kita akan membagi peran secara imbang dalam pengasuhan River. Aku cuma berharap sesibuk sibuknya aku menjalani peran sebagai seorang ibu dan wanita karier, aku tidak akan meninggalkan tugasku sebagai seorang istri buat kamu. Aku minta kamu sabar kalo aku mungkin lebih sering badmood, uring-uringan apalagi kalo lagi capek."
"Kim," panggilku padanya sambil memegang tangan kanannya kemudian aku tempatkan di atas pahaku.
"Ya?"
"Aku tau memang berat bagi seorang wanita yang baru saja memiliki anak, apalagi ia mengurus semuanya sendiri tanpa bantuan keluarga, tapi ada satu hal yang harus kamu tau."
"Apa?" Tanya Kimaya sambil menatap mataku dalam.
"Kamu nggak sendiri disini. Kamu punya aku untuk berbagi segalanya."
"Makasih ya, Sayang," kata Kimaya sambil matanya mulai berkaca-kaca.
"Terimakasih untuk apa?"
"Karena kamu adalah orang yang menyelamatkan hidupku dulu. Kalo aku nggak pernah kenal kamu, aku nggak tau hidupku akan seperti apa. Mungkin aku masih menjadi seorang sugar baby dan sejujurnya aku takut jika suatu saat River tau masa laluku lalu ia malu memiliki ibu seperti aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
When Duda Meet Sugar Baby (END)
Fiksi UmumKimaya Darpitha Arseno Wanita yang memutuskan untuk menjadi sugar baby bukan karena kekurangan materi tapi karena ia rindu belaian kasih sayang kedua orang tuanya yang sibuk dengan urusan pribadi masing-masing. 🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋 Risnawan At...