Jungkook tidak membiarkan pemuda yang ada di hadapannya itu masuk begitu saja kedalam kamarnya. Sebisa mungkin dia berusaha agar pembicaraan mereka cukup di lakukan di pintu masuk saja. Apalagi setelah dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaiman wujud dari pemuda yang beberapa hari dia curi dengar percakapannya.
Suara berat yang biasa dia dengar dari telpon itu kini nyata menyapa gendang telinganya. Sempat mengira pemilik suara itu adalah pria dewasa yang mungkin saja memang suka bermain main dengan anak muda seperti dirinya, tapi ternyata Jungkook salah mengira. Lelaki itu justru lebih muda dari perkiraanya. Jika Jungkook tak salah mengira mungkin saja mereka seumuran.“ Jadi Kau tinggal sendirian ?”
Jungkook menggeleng cepat.
“ Tidak ! Aku dengan Kakak ku tapi dia jarang di rumah karna sibuk bekerja “
“ Ohh.. “ Pemuda di hadapan Jungkook itu mengangguk. Posisi masih sama dengan tangan masih di lipat di depan dada.
Jungkook kembali mengalihkan pandangan saat di dapatinya pemuda itu tengah memperhatikan dirinya. Matanya bergerak gelisah memandang ke segala arah. Terserah kemana saja asal tidak menatap mata pemuda itu. Sungguh Jungkook tidak akan sanggup. Tatapan itu terlalu tajam baginya. Membuat Jungkook meremang seketika.
“ Kau tidak akan menawariku masuk ?”
Sekali lagi Jungkook harus di buat tersentak oleh suara yang spertinya akan mulai sering dia dengar. Karna jujur saja Jungkook merasa kalau pertemuan ini bukanlah pertemuan yang pertama dan terakhir.
“ Huh...? Ha..haruskah ? “
Kekehan rendah menjadi sambutan akan ucapanya. Dilihatnya kini pemuda itu mengalihkan posisi tangannya masuk kedalam kantong celana. Merubah sedikit cara berdiri yang awalnya bersandar ke dinding kini tepat sejajar berada di depan Jungkook.
“ Lupakan ! “ Kekehnya lagi.
Dan Lagi lagi Jungkook di paksa membulatkan mata syarat akan tanya di dalam benaknya.
“ Ku bilang lupakan soal aku yang ingin kau menawariku untuk masuk, Aku datang hanya untuk menyapa saja. Sudah lama kita bertetangga tapi tidak pernah saling menyapa, Benar ? “
Jungkook pun balas mengangguk membenarkan, karna nyatanya mereka memang tidak pernah saling menyapa. Atau mungkin tidak saling bertemu meski tinggal di gedung yang sama.
“ Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu ! “
Lagi hanya anggukan yang di sertai gumaman halus yang pemuda itu dengar dari Jungkook, mirip anak kecil yang sedang menuruti nasehat ayahnya, membuat pemuda bernama Kim Taehyung itu tak henti hentinya menyunggingkan senyuman karna merasa gemas.
Kim Taehyung akhirnya membalikan tubuhnya berniat meninggalkan pemuda manis yang masih terpaku di ambang pintu itu. Tapi belum sempat dia melangkah Kim Taehyung kembali berbalik menghadap Jungkook.
“ Hari ini mungkin aku tidak akan memaksa masuk, tapi mungkin saat aku datang di lain hari, selamat malam Choky Jeon ! “
.
.
.Jungkook menutup pintu itu nyaris dengan bantingan keras. Entah kenapa perkataan Taehyung yang mengatakan akan datang lagi dan kali ini dia meyakinkan diri kalau Jungkook akan mengizinkannya masuk kerumah itu membuat Jungkook menjadi takut sendiri. Pikiran buruk mulai merasuki dirinya. Mulai dari
Untuk apa Taehyung datang lagi ?
Bagaimana kalau Taehyung itu ternyata orang jahat ?
Bagaimana kalau seandainya Taehyung itu perampok yang berpura pura menjadi tetangga ?
Atau bagaimana kalau Taehyung itu adalah penjahat kelamin yang bisa saja akan memperkosanya ? Apalagi jika Jungkook tidak salah ingat dia pernah mendengar pemuda itu berbicara sedikit liar.
Dalam lamunan Jungkook yang asik berpikir buruk sendiri tiba tiba suara telpon di kamarnya kembali berbunyi. Rasa ketakutannnya semakin menjadi tapi rasa penasaran jauh lebih mendominasi.
Jungkook berjalan takut takut pada ruang tamunya, tempat di mana posisi telpon itu di letakkan, yaitu di sebuah meja kecil di samping sofa. Dengan tangan bergetar dia meraih gagang telpon, perlahan mengangkat untuk dia bawa ke telinga.
Belum sempat dia mengucap kata ‘ Hallo ‘ Suara di seberang sana sudah lebih dulu menyapa gendangan telinganya. Dan benar saja suara itu adalah suara pemuda yang baru saja di jumpainya di depan kamarnya.
Jim...gue sudah ketemu orangnya. Sesuai dugaan anaknya manis.
Ada semburat merah yang tiba tiba timbul di sekitaran wajahnya, rasa panas itu tiba tiba menjalar dengan cepat bahkan sampai ke telinga. “Apa katanya, Aku manis, Dasar tukang gombal ! “ Gerutu Jungkook sendiri. Tentu saja dia hanya mengucapkan itu dalam hati.
Dan percakapan itu masih berlanjutSudah tau namanya Tae ?
Belum Jim, biar itu jadi alasan berikutnya untuk aku bisa kembali datang kerumahnya.
Dan Jungkook kembali buru buru meletakkan telponnya.
“ Dia mau datang lagi..???? “
“ Kak Seokjin pulang dong....Kookie mau di perkosa orang nih.... hiks.. “
TBC
Pagii 🐰🐯
KAMU SEDANG MEMBACA
ROOM 123
Short StoryJungkook yang ga sengaja mencuri dengar omongan Taehyung di telpon karna sambungan telpon yang tiba tiba paralel.