Delapan

1.6K 107 8
                                    









"Kak.....tiga hari aja bisa ga..!"

Jungkook memelas memohon pada Kakaknya yang tengah bersiap siap. Lelaki tampan itu terlihat tengah memasukkan barang barangnya kedalam sebuah kotak. Ada beberapa koper juga sudah tersusun rapi di samping tempat tidur nya.

" Tidak bisa Jungkookie...ini saja Kakak sudah telat dua hari. Harusnya sabtu kemaren sudah sampai di lokasi "

Tubuhnya dia hempaskan begitu saja ke atas ranjang kakaknya. Seketika dia menerawang menatap langit langit kamar.

Pikiran buruk kembali menyerbu menari dan berputar di kepalanya.
Bagaimana caranya dia menghindar dari Taehyung jika benar pria itu akan kembali berkunjung ke rumahnya. Sementara Kakaknya sedang tidak ada di rumah.

" Kamu sebenarnya kenapa sih..ga Biasanya begini. Biasanya Kakak tinggal kerja malah kesenengan. Bisa bebas kan katamu "

Jungkook bangkit lagi. Duduk dengan gusar menatap kesal pada Kakaknya.

" Masalahnya ada tetangga rese Kak...Kookie takut " adunya. Membuat Seokjin mengerutkan keningnya mengingat ingat tetangga yang dia kenal.

" Tetangga rese ? Siapa ? Perasaan tetangga kita jarang ada yang mau komunikasi "

" Ada !" jawab Jungkook cepat
" Lantai atas tepat di atas kamar kita !" sambungnya sambil menunjuk langit langit kamarnya.

Seokjin pun ikut melihat ke atas . Mencoba mengingat siapa orang yang menghuni kamar itu.

" Bukannya sudah lama kosong ya...?"

Jungkook menghembuskan nafasnya kasar. Baru dia sadari kalau ternyata Kakaknya benar benar sudah tidak tau dengan sekelilingnya.

"Makanya hidup tu jangan kerja terus sampe ga merhatiin keadaan tempat tinggal. Gimana nanti kalo aku ada yang jahatin !!" Jungkook melipat tangannya di dada memasang muka se kesal mungkin pada sang Kakak. Bentuk protes kalau dia ga suka sering di tinggal Sendirian terus terusan.

" Jungkookie....." Seokjin pun mendekat dan membelai lembut rambut adik semata wayangnya. Adik yang selama ini di besarkan seorang diri. Karna kedua orang tua mereka yang sudah lama meninggal. Jika di ingat memang benar dia sekarang sangat jarang berada di rumah menghabiskan waktu bersama adiknya itu. Pekerjaan yang sayang banyak menyita semua waktunya. Apalagi sejak dia naik jabatan dan mengharuskan untuk sering keluar kota.

Otomatis sudah berkurang waktu kebersamaan mereka. Sudah jarang makan bersama atau menghabiskan hari minggu sekedar bermain game bersama. Semua demi biaya hidup mereka. Sewa apartemen, kebutuhan sehari hari dan juga biaya kuliah Jungkook adiknya.

" Maafin aku ya ....aku janji nanti habis ini akan ambil cuti dan kita bisa main sama sama lagi "

" Janji..."

" Iya janji..."

"Okay.."

Jawaban lemah dari Jungkook itu mengakhiri percakapan mereka pagi itu. Karna setelahnya Jungkook pergi mengantar Kakaknya ke bandara. Selama seminggu ke depan dia akan sendirian. Meski Jungkook tidak rela tapi dia harus belajar dewasa karna dia tau yang di lakukan Kakakanya itu semua hanya untuk dirinya.










Malam itu Jungkook sudah duduk di sofa dekat telpon. Dia mengunggu kalau kalau saja telpon itu berbunyi. Terserah dari siapa saja. Lebih berharap jika kakaknya menelpon dan mengusir kesepiannya.

Atau mungkinkah sebenarnya Jungkook sedang menunggu telpon yang lain.

Berkali kali dia meremas ujung bajunya. Gelisah tak menentu sampai sampai dia tidak sadar entah berapa kali bertukar posisi duduk.

ROOM 123Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang