sepuluh

473 68 4
                                    



Jungkook pasrah, demi apapun dia pasrah. Ingin menghindar sudah tidak bisa. Ingin lari kakinya sudah terjerat dan terikat kuat sekali. Salahnya sendiri yang membiarkan diri ikut terjerat dan terlibat dalam permainan pemuda yang tinggal di atas kamarnya itu. Padahal jika dia ingin dari awal harusnya dia bisa menghindar lebih dulu.

Tapi yang terjadi adalah dia mengikuti arus permainan Taehyung. Membiarkan diri dengan sengaja mengikuti permainan yang dia sendiri tidak tau kapan berakhirnya.

Seperti saat ini dia tengah berada di tribun sebuah lapangan berdua dengan orang yang selalu dia curi dengar obrolannya lewat telpon.
Jungkook sudah tau kemana dia akan di bawa, karna semalam sudah mendengar rencana Taehyung dengan Jimin kalau dia akan mengajak Jungkook menonton pertandingan softball.

Karna dia pikir itu bukan suatu rancana ajakan yang buruk dan masih terbilang wajar, makanya Jungkook terima tawaran itu. Lagi pula dia memang menyukai olah raga itu juga, tambah lagi dia yang masih sendiri di kamar. Kakaknya masih juga belum pulang. Tidak ada salahnya bukan menerima tawaran itu.

" Jungkook ! "

Yang di panggil pun menoleh, meski sebenarnya fokusnya tengah pada lapangan yang permainannya semakin seru.

" Sudah punya pacar ? "

Bagai di sengat listrik tiba tiba dia yang semula menikmati uforia permainan orang orang yang ada di lapangan jadi berganti dengan rasa takut yang tiba tiba datang.

Apa ini  ?

Kenapa bertanya hal itu ?

Apakah dia akan melancarkan aksinya ? 

Inginnya dia menjawab kalau dia sudah punya kekasih, mengarang cerita se apik mungkin tambahan karangan sudah berjalan beberapa tahun mungkin dan tentu saja di lengkapi dengan rencana yang matang ke jenjang pernikahan, ya itu sepertinya akan sangat mulus dan mudah untuk Jungkook katakan bukan.

Tapi yang terjadi adalah

" Tidak ! " disertai gelengan. Membuat dia terkejut sendiri akan apa yang dia katakan ah...bodoh ! Lalu menggigit bibirnya sendiri. Sungguh dia benar benar payah soal berbong.

Sementara Taehyung mengigit pipinya dalam menahan senyum, ingin sekali tangannya melayang menyentuh pipi bulat itu yang menggembung setelah pemiliknya mengataka tidak. Taehyung tau Jungkook tengah kesal pada dirinya sendiri.

" Baguslah kalau begitu " jawabnya.

Jungkook semakin di buat ketakutan. Berbagai pikiran buruk kembali datang kepadanya tentu saja kau bilang bagus supaya kau semakin lancar menjalankan rencana busukmu ! monolognya.

Tapi saat dia tanyakan untuk memastikan atau paling tidak akan jadi hal yang membuat hatinya tenang yang dia dapat justru jawaban yang wajar.

" Kenapa memanganya Kak, kalau seandainya aku beneran punya pacar gimana ? "

Taehyung tampak tersenyum tenang mendengar pertanyaan yang terkesan menyelidik itu. Dia tau Jungkook tentu tidak akan membiarkan dia bertanya hal hal yang bersifat pribadi itu jika dia tidak akan mendapatkan jawaban yang setimpal

" Kalau kamu ada pacar, ya akunya ga enak dong ajak kamu begini tanpa ijin pacarmu. Bisa bisa nanti aku di anggap tukang rebut pacar orang nanti " jawa Taehyung sambil kembali mengalihkan pandangannya ke lapangan, memperhatikan kembali jalannya permainan yang tadi sempat dia abaikan.

Jawaban itu entah mengapa seakan salah terdengar di telinga Jungkook. Bukan jawan itu yang ingin dia dengar. Lebih tepatnya Jungkook ingin mendengar Taehyung berkata liar seperti yang sering dia dengar jika dia menguping pembicaraan pemuda itu dengan sahabatnya, karna hanya di saat itu Taehyung terkesan sangat liar dan nakal. Bukan yang tenang dan terkesan dewasa begini.

ROOM 123Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang