Nightmare

57 6 0
                                    

*YESTERDAY*

Aku berdiri di samping lemari buku yang berada di ruang kepala sekolah, aku menunduk dan memainkan jari-jariku dan menggigit-gigitnya, aku tidak tahu apa yang terjadi saat ini, aku mengacuhkan pembicaraan daddy and mom with guru-guru yang membenciku dan kepala sekolahku. "Apa yang telah anak kami lakukan bu?" Tanya daddy yang terlihat frustasi dan sedikit menaikan nada bicara. "Anda ini bagaimana, menjadi seorang ayah saja tidak becus, anak seperti dia itu tidak pantas bersekolah di sini, sering membuat onar, tulisan pun tidak dapat dibaca!" Sambung salah satu guru dengan wajah geramnya itu. "Anak anda, telah membuat kekacauan, bahkan di semua mata pelajaran dia hanya mendapat 2 point, sedangkan yang lain 26 point!"." kami tidak ingin dia tetap tinggal di kelas 3 untuk kedua kalinya." Jelas kepala sekolah yang menaik turunkan nada bicaranya. "Apa yang terjadi, saya tidak mengerti?" Tanya mom yang meneteskan air matanya dan menatapku dengan penuh kekhawatiran. "Kami harus melakukan ini bu, kami harus segera mengeluarkan anak kalian, mungkin di sekolah anak-anak luar biasa lah dia bisa belajar." Kepala sekolah terus terang berbicara kepada mom and dad. "Maksud anda, anak saya abnormal!!" Jawab daddy merasa kesal. "Itulah yang kami tidak ketahui pak, jadi mulai saat ini anak anda, bisa mencari sekolah lain, terimakasih" jelas kepala sekolah menyelesaikan pembicaraan.

*ZAC'SPOV*
Aku tidak mengerti, aku hanya anak biasa, aku tidak melakukan kesalahan, aku selalu mengerjakan pr dan tugas-tugas yang diberikan, aku hanya ingin membaca tulisan itu tapi aku tidak bisa, tidak ada yang mengerti!!

-------------------

NORMALSITUATION

Melukis, melukis, melukis, melukis, dan terus melukis itulah yang setiap hari aku lakukan, tidak peduli apa yang dikatakan daddy aku membayangkan dia akan musnah seperti yang aku lukis sekarang.

Aku hampir meneteskan air mata, aku ingin tetap di rumah seperti anak yang lainnya tidak perlu mengeluarkan uang hanya untuk menghukumku.
"Oh god, help me, i just wanna feel free with love from mom and dad" air mata mulai menetes deras, aku tidak pernah membayangkan ini terjadi. Ku lihat ke arah jam analog yang berada di kamar ku ternyata jarum pendek sudah menunjuk angka 11 dan jarum panjang menunjuk angka 6, aku harus cepat tidur, karena besoklah penyiksaan akan di mulai, dan aku terus berfikir sampai kapan aku selesai di hukum.

-----------
Aku berjalan di keramaian stasiun kereta bersama mom, aku tidak melihat rambut dark brown yang sering ku pandangi saat dia sedang memasak, aku panik, tangan ku sekarang tidak lagi terkait dengan tangan mom, "ZAC CEPAT NAIK KECEPATAN KERETA MULAI BERTAMBAH ZAAACCCC!!" Mom teriak panik karena aku tertinggal saat kereta sudah melaju. " MOOOOOOOOOOMMMM WAITTTTT!!!" Aku ingin minum, haus sekali rasanya... ternyata mimpi. Aku menangis saat deringan dari jam waker ku membangunkanku. Sudah pagi...

"Seandainya hari ini itu kemarin, aku bisa bermain lagi bersama mom di dapur" aku melamun di depan kaca. "Zac, ayo kita berangkat nak." Mom berusaha menahan air mata yang tergenang di matanya tapi mata itu berusaha mendorongnya untuk keluar. Aku memeluk mom erat, mungkin pelukan itu menjadi pelukan terakhirku di rumah.

Aku duduk di belakang bersama mom, saat perjalanan menuju hukuman itu telah di mulai, tak terpikir aku akan mati di sana, otakku tidak bisa memikirkan hal-hal indah lagi selain "hukuman".

Hai guys ini chapter ke 2 YA cuma 551words doang si nanti aku usahain sampe ribuan haha oke thanks for read my story

Like Stars on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang