Aku mengabaikan kepala sekolah itu memberitahu ku tentang aturan selama di asrama. Otakku ingin meledak seperti bom yang sering ku bayangkan akan meledak di kolam renang dengan bahan kimia yang mengandung garam.
"Mengerti, nak?" Suara kepala sekolah itu mengusir lamunanku. "I-ya pak." Aku bingung dia tadi bicara apa. Mom mencium keningku dan berkata "sampai jumpa sayang, mom akan menengok mu dua minggu sekali." Tak ku sadar air mataku bercucuran deras.
Aku berdiri melihat mobil daddy akan segera melaju, aku tidak tahan.... aku muakkk!!
First day at class
*sains*
Lubang hitam itu berhubungan dengan ruang dan waktu, jadi leburan dari sebuah ledakan...................... mengerti zac??.Jelas dan tanya Mr.Ben*math*
Yang dimaksud dengan Prisma segitiga adalah bangun ruang yang memiliki 2 segitiga..................
Mengerti zac??. Jelas dan tanya Mrs. Xenia*English*
you, they, we =are.... she, he, it =is......
Mengerti zac??. Jelas dan tanya Mr. Jose*sains* *math* *English*
"Tidak, pak" "Tidak, pak" "Tidak, ma'am"*sains* *math* *English*
"Lazy!!!" "Tidak bergunaa!!" "Stupid!!"*sains* *math* *English*
Stars ---> stras16 ---> 19
People ---> poelpe
Sir ---> rsi
Semua tulisan bergerak, menari, mengisi ruang pada kertas yang berada di dalam buku, aku pusing, aku tidak melihatnya, aku bingung........
*art class*
"Kalian harus menggambar persis seperti guci yang berada di atas meja saya. Jangan sampai ada garis yang miring, harus sempurna, kalau tidak.. 5 jari kalian akan saya pukul dengan penggaris panjang ini." Jelas guru itu kepada semua anak, namanya Mr. Hans
"Hey anak baru, kamu mengerti tidak?" Bentaknya mengusir lamunanku yang sedang melihat kearah luar jendela. "Um-mm.. apanya yang mengerti pak?" Aku bertany bingung.
"Kemari kamu, cepat!!" Nada bicaranya seperti ingin membunuh orang. "Aaaaww aahh aww pakk". Teriak aku kesakitan, dia seperti orang gila yang berada di dekat rumah susun ku, dia memukul jari-jari ku dengan Penggaris panjangnya.
---------------------------------
Aku kembali ke kamar setelah pulang sekolah, aku tak tahan berada di sini. Aku ingin pulaanggggg. Aku menangis hingga waktu makan malam. Ku buang semua kertas yang terdapat nilai ku yang tidak aku bisa baca.
"Semua orang disini tidak mengerti aku, kalau aku pulang daddy pasti akan selalu benci padaku, karena aku anak yang bodoh!!! Semua orang tidak memiliki perasaan, aku benci!!!!!" Aku berteriak sambil menangis di toilet asrama.
Semua terasa beda, aku tidak pernah ingin tinggal disini, aku tidak pernah bersyukur tinggal disini, AKU MUAK DISINI!!!!
Daddy tega, help me mom, brother, anyone please help. Aku merasa diriku paling beda dari yang lainnya. Aku merasa aneh, tepuruk, sedih, pahit, aku selalu merasakan itu. Aku memang tidak percaya pada sebuah legenda pengharapan, tapi aku membutuhkannya sekarang.
Senja mulai memaparkan cahayanya, matahari kini kian meredupkan sinarnya, aku berdiri diatas bebatuan sambil memandangi aliran air danau yang sangat tenang, aku seperti orang depresi yang terus mencoba untuk menip-x semuanya, tapi aku tidak pernah bisa. Ya. Memang aku selalu 'tidak bisa' itu yang semua orang pikir tentang diriku.
Aku kembali ke asrama dengan dagu menyentuh dada ku, memang terlihat aneh, tapi yang semua orang pikir tentang diriku adalah 'aku orang aneh'. "Ada telpon dari ibumu, Zac" penjaga meja piket memanggilku dari kejauhan sekitar 3 meter. Aku menghampiri telpon yang tergeletak di atas meja berdebu seperti gula bubuk yang di taburi di atas pancake oleh mom.
'Apakah itu mom?'. "Hallo Zac, kau disana, kau dengar aku, Zac?" Mom bertanya khawatir. Aku hanya terdiam memainkan debu di atas meja. "Zac, dengarkan aku, mom, dad, and Alex tidak bisa menengok ke asrama mu besok, karena Alex akan bertanding bulutangkis, dia sangat tegang, jadi maafkan kami.".................. "Zac? Apa kau masih disana?"
Aku meninggali telpon itu tanpa ku tutup terlebih dahulu. Lorong demi lorong ku lewati. Sekitar 1 jam aku berjalan karena aku berjalan sangat lambat seperti keong melakukan slow motion di dalam adegan salah satu film animasi yang ku tonton setiap hari minggu 'DI RUMAH'.
Aku merindukan rumahku yang menjadi bagian dari imajinasi ku. Semua yang kudapat ada disana, kebahagiaan, kesedihan, keterpurukan, kepahitan. 'Rasa pahit akan muncul dimana kebahagiaan itu ada'.......
Akhirnya aku sampai di kamarku juga... aku memang tipikal pendiam, bukan karena aku pemalu, tapi aku tidak mempunyai teman selain Luke teman sebangku di kelas. Aku juga bingung ingin bicara apa. Dan mungkin jika bicara banyak tidak ada yang mau mendengarnya juga.
Naaa kuch bolaaa...
Naaa kuch falaaa....
Tum seheee donyaa hemm keeyaa...
Sajh ka faraaa...
Sajh maa karaaa...
Samehe koriya jodyaaa....
Sambil memandangi pemandangan bukit dari atas asrama 'aku memanjat pembatas' hihi..Aku menyanyi lagu Hindi, memang aku tidak tahu lirik aslinya, tapi apa salahnya menyanyi, tidak ada yang peduli juga.
"Zac, turun, jangan bunuh diri, hidupmu masih panjang!!!" Teriak Luke panik, berjalan cepat dengan tongkat yang setiap hari dia bawa. 'Ya, kakinya cacat'.
"Hey, aku masih waras. Ya, walaupun wajahku tidak seperti orang normal". Aku merendahkan nada bicara. "Apasih, jangan ngaco kamu, kita kedatangan guru baruuu pengganti Mr. Hans" pekiknya sambil tersenyum.
"Pasti lebih buruk". Aku mengendus kesal. "Tidakk, katanya dia jaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuhhhhhhh lebbbiihhh baiiiiiiiiiiikkkkkk dari moster orc itu haha". Dia tersenyum gembiraa..
Kita lihat saja nanti......
************
Haiiii this is part 3 of 3 hahaa apadah sudah lumayan 840 an words lah doain sampe 9000 words ya duh pegelnya abis pulang teater langsung nulis ginian, voment yaaa andd keep be readers guyss love youuu...