six ;)

401 20 1
                                    

Tak ada yang salah dengan do'a. Namun ketika kau memutuskan untuk berhenti berdo'a, disitulah letak kesalahannya, berhenti memohon kepadaNya atas segala pinta yang bahkan akalmu pun tak sanggup untuk menguranginya. Yakin saja, apa yang tidak mungkin bagimu akan terlihat sangat mudah bagiNya.
_________________________________________________

Maaf kalau ada typo ya ^_^

Pagi pagi sekali Nadheera sudah terbangun dari alam mimpinya karena akan ada acara di Perusahaan Papahnya. Ia mengenakan dress yang simple namun terkesan mahal, berwarna beige, dilengkapi high heels dan balutan jilbab berwarna senada dengan dress nya. Itupun atas perintah Bundanya. Jika ada acara seperti ini biasanya ia akan mengenakan pakaian yang formal, tapi tidak dengan sekarang.

Kurang lebih seperti itulah outfit Nadheera pada pagi hari ini.

"Dheera, sudah siap nak?". Tanya Fatimah dari lantai bawah.

Tak berselang lama, akhirnya Nadheera turun dari kamarnya. Nazeef yang sedang makan pun berdecak kagum terhadap adek perempuannya itu.

"Ini beneran Nadheera Fatimah Zaragoza?". Tanya Nazeef memastikan.

"Bukan, gue qorinnya".

"Yang bener dek".

"Udah jelas pake nanya".

"Ya kan abang cuma memastikan, biasanya lo juga ogah banget kalau pakai dress".

"Disuruh kanjeng Mami".

"Stop, Nadheera cepat makan". Suruh Fatimah kepada putrinya.

Salah satu kebiasaan yang keluarga Zaragoza terapkan dari dulu, jika sedang berada dimeja makan ataupun jika didepan kita ada makanan maka dilarang bicara. Saat ini pun hanya ada suara dentingan sendok dengan piring. Tak lama kemudian Gavra memerintahkan bodyguard nya untuk menyiapkan Mobil yang akan digunakan.

"Papah tunggu di depan ya, santai aja makannya".

Semuanya hanya menganggukkan kepala tanpa mengucapkan jata sedikitpun. Setelah selesai, keluarga Zaragoza langsung berangkat ke Kantor Gavra dalam rangka penerimaan dan pengangkatan jabatan Para karyawan.

Setelah selesai makan mereka langsung bergegas ke halaman depan karena sang kepala keluarga sudah menunggu. Seperti biasa, Gavra dan sang istri masuk ke mobil pertama dan kedua anaknya masuk ke mobil kedua.

Di sepanjang perjalanan Nadheera bercerita mengenai kehidupannya di Pesantren. Sang Kakak pun mendengarkan sambil tersenyum.

"Tau nggak Kak, kemarin waktu adek masih di Pesantren lauknya itu sate ayam, nah..."

"Bagus dong." Timpal Nazeef.

"Kak, adek tuh belum selesai ceritanya, dengerin dulu." Kesal Nadheera.

"Iya maaf. Gih lanjutin, Kakak dengerin nih. Jangan ditekuk gitu mukanya."

"Huft, nah terus satenya satu orang satu. Terus adek komplain ke Mamah, tapi Mamah bilang  namanya juga pesantren dek. Gitu Kak."

"Mamah bener dong, namanya juga pesantren pasti juga mengajarkan santrinya untuk tirakat."

"Kan santri ada spp bulanan, kenapa makannya tetep gitu? Spp nya naik pula."

Your Gus My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang