Jangan pernah mendahului
Apa yang akan terjadi dengan berkata tidak mampu, tidak sanggup, tidak kuat,
Sebelum ada usaha yang menjadikan dirimu menjadi mampu, sanggup, dan kuat.
_________________________________________Maaf kalau ada typo ya ^_^
Tadi malam gue tidur dengan cepat, nggak peduli gue mau tidur dimana, mungkin karena capek. Tepat pukul jam 3 fajar, gue dikagetkan dengan suara bel yang cukup keras, nggak cuma cukup, tapi emang keras banget. Gue reflek mau teriak, tapi sebelum teriak gue sadar kalau gue nggak dirumah, haha. Miris banget ya dunia gue sekarang.
"Dheera, ayo kita sholat tahajud." Ucap seorang wanita, mungkin usianya lebih tua daripada gue. Kalau tebakan gue sih dia ustadzah di kamar gue. Oh iya, setau gue kalau setiap kamar itu punya ustadzah nya masing masing.
"Hm." Jawab gue seadanya. Entah kenapa gue jadi lebih dingin daripada biasanya.
Setelah sholat tahajud gue memilih tidur, sedangkan temen temen gue sedang muroja'ah hafalannya. Gue masih bodoamat, gue masih mau ngejalanin kehidupan gue kayak dulu.
"Dheera, kamu mau kemana?." Tanya ustadzah kamar gue. Oh iya, namanya ustadzah Ulya, emang beliau super baik daripada ustadzah lainnya.
"Ke atas ust, emangnya mau ada apa?." Tanya gue.
"Habis ini ada ngaji kitab, jadi tetap dibawah sama teman teman kamu ya."
Jawab Ustadzah Ulya. Sedangkan gue hanya bisa melongo, yang biasanya habis shubuh gue tidur lagi, tapi nggak berlaku dengan dunia gue yang sekarang."Dheera, ayo cepetan biar kita dapat tempat bagian depan." Ujar Vana, temen gue yang lain.
"Iya iya, emangnya kenapa sih? Gue perhatiin kok pada berebut buat ndapetin tempat paling depan?."
Sambil cekikian Terra menyahut, "Karena kalau di depan kita dapat ndengerin penjelasan Pak Kyai dengan jelas."
"Ketara banget bohongnya, sebenernya kalau kita di depan kita juga dapat melirik santri putra, sekalian cuci mata lah bahasanya, wkwk." Ledek Vana.
Gue ada ngaji kitab setiap habis shubuh itu kalau hari Ahad ya. Kalau hari biasa ya digunain buat siap siap ke sekolah. Jarak sekolah gue dari pondok bisa dibilang dekat, soalnya hanya 5 sampai 7 menit.
Jujur, gue sama sekali nggak paham apa yang dijelasin sama Pak Kyai. Paham sih paham, tapi cuma di bagian bab haji dan umrah, selain itu gue angkat tangan.
"Habis ini biasanya ngapain?." Tanya gue.
"Paling juga roan, kalo nggak ya ada jadwal setoran." Jawab Ovien. Gue cuma ber oh ria. Walaupun gue nggak paham istilahnya.
Note : "Roan" itu semacam gotong royong ya, cmiw.
Sebabis ngaji, gue sama temen temen gue kembali mengunjungi alam mimpinya masing masing. Angka menunjukkan pukul 9. Jangan ditanya, gue sama temen temen gue ngapain, satu kata buat kita "gabut" mungkin itu sudah cukup untuk mendefinisikan kegiatan kita sekarang. Karena setiap Minggu hp kita wajib dikumpulkan.
"Dheera, keluar yuk! Bosen banget." Ajak Terra. Dia temen gue, tapi dia anak kamar sebelah.
"Boleh, mau kemana. Tapi lo tau jalan kan?." Gue tanya kayak gitu soalnya gue tau kalau dia dari Bekasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Gus My Husband
Ficção AdolescenteNadheera Fatimah Zaragoza,seorang gadis yang bisa di katakan bad girl dan masih duduk di bangku SMA. Tiba tiba ia dimasukkan ke dalam pesantren Darussalam Al Firdaus akibat sebuah insiden.Tanpa ia sadari, ada seorang santri yang selalu memperbincang...