Lavigne Luxury Mansion

11.7K 706 29
                                    

Pagi hari kembali menyapa dengan kemilau cahaya yang bersinar terang. Secerah senyum Ana yang telah siap memulai harinya kembali.

Dengan langkah gembira Ana menyapa setiap pelayan yang dijumpai. Walaupun para pelayan itu sedikit tertutup dan tampak segan berbicara padanya, tapi Ana tak bosan-bosan untuk menegur mereka.

Langkah kakinya kini menuntun Ana memasuki pantry di mana Bibi Marie dan beberapa koki lainnya sibuk membuat sarapan untuk seluruh penghuni kediaman Lavigne.

"Pagi Bibi Marie, pagi lainnya ..." Suara Ana yang terdengar lembut dan merdu di telinga penghuni pantry itu membuat mereka menoleh dan mengulas senyum.

"Pagi Suster Ana," balas mereka serempak.

Tanpa berucap, Bibi Marie meraih mangkuk dan mengisi mangkuk tersebut dengan sesuatu yang bertekstur kental perpaduan kaldu sapi yang diolah bersama bawang putih, parutan keju serta daging ayam. Lalu meletakkan mangkuk yang mengepul tersebut di atas meja di hadapan Ana.

"Apa ini untuk saya Bibi Marie?" Ana berucap dengan liur yang sudah meleleh dimulut. Matanya selalu berbinar bahagia di depan makanan.

Bibi Marie mengangguk kemudian kembali meraih piring berisi garlic bread dan meletakkannya pula di depan Ana. Dengan cepat Ana menarik kursi dan mendudukinya.

Sesaat, Bibi Marie mengamati Ana dengan ekspresi yang tak terbaca. "Suster Ana bekerja di sini untuk berapa lama?" tanyanya ragu-ragu.

Ana mendongak dan memandangi wanita tua itu. "Saya juga kurang tahu Bibi Marie, saat ini saya masih dalam masa percobaan. Setelah seminggu, saya baru akan tahu. Tapi semoga saja saya lolos masa percobaan dan bisa menetap disini."

"Suster Ana ingin menetap?" Raut wajah wanita tua itu tampak terkejut. "Suster Ana betah di sini?" tanyanya lagi.

Ana mengangguk cepat. "Bagaimana mungkin saya tak merasa betah bila setiap saat saya bisa mencicipi masakan Bibi Marie yang lezat seperti ini setiap saat." Tersenyum semringah lalu memasukkan potongan garlic bread yang telah di celupnya di dalam Soupe A L’oignon ke dalam mulut. "Hmm, terasa gurih dan lezat," pujinya dengan mulut yang bergerak-gerak mengunyah.

Bibi Marie menoleh ke sekitar, seolah sedang mewaspadai sesuatu lalu sedikit membungkukkan tubuh ke arah Ana. "Bagaimana suster Ana bisa berada di sini?" tanyanya setengah berbisik seperti takut terdengar oleh orang di sekitar mereka.

Ana cepat-cepat menelan makanan di mulut dan menjawab. "Sekretaris Henry yang menawarkan saya bekerja di sini. Kami bertemu secara kebetulan beberapa minggu yang lalu."

"Kebetulan?" Bibi Marie mengerutkan kening, tampak tak percaya. Pasalnya sekretaris Henry merupakan orang yang tidak mudah percaya begitu saja dengan orang baru yang ditemuinya, apalagi ini menyangkut dengan Tuan Muda. "Suster Ana tidak curiga apapun?" tanyanya lagi dengan intonasi suara yang semakin direndahkan.

Ana menggeleng dengan pipi yang menggembung karena berisi makanan. Fokusnya terarah penuh pada kelezatan makanan yang meledak di mulutnya.

Bibi Marie menghela napas dan terus saja menatap Ana dalam-dalam dengan sendu.

Menyadari tatapan itu, cepat-cepat Ana menelan kunyahannya. "Ada apa Bibi Marie?"

Bibi Marie menggeleng pelan. "Tidak. Tak ada apa-apa Suster," lirihnya, bangkit berdiri lalu berpura-pura menyibukkan diri.

Ana hanya mengedikkan bahu kemudian kembali melahap makanan dengan tenang.

Sejenak suasana menjadi hening di Pantry itu. Hanya terdengar suara letupan-letupan kecil yang saling bersahut-sahutan dari masakan berkuah yang masih berada di atas kompor.

The Psychopath LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang