Ana's Fright

11.2K 832 104
                                    

"Burung gagak? Gelap?"

Ana keheranan dengan apa yang tiba-tiba dikatakan oleh Tuan muda Carl.

"Tuan Muda? Anda baik-baik saja?"

"Takut kak. Carl takut." Lelaki bocah itu semakin menenggelamkan tubuh ringkih Ana ke dalam pelukan.

Ana terengah-engah, dadanya sesak karena pelukan itu terlalu kencang dan seperti meremukkan tubuh kecilnya.

"Tu-tuan muda, anda menyakiti saya," pekik Ana seraya mencoba merenggangkan pelukan tersebut. "Tak ada burung gagak, Tuan muda. Dan di sini belum gelap. Coba lihat, langit masih sangat terang."

Pelukan lelaki bocah itu perlahan-lahan merenggang. Ditariknya wajahnya yang sedari tersembunyi di lekukan leher Ana, membuka mata dan melihat sekitar.

"Mengapa kita berada di luar sini kakak cantik?"

Kedua alis Ana terangkat memandangi lelaki itu. "Bukankah sedari tadi Tuan muda memang berada di sini bersama sekretaris Henry?"

"Paman Henry? Paman Henry sudah kembali?"

"Hah?" Ana tercengang.

Tuan muda itu tiba-tiba sudah mengangkat tubuh dan terduduk menghadap ke Ana. Kepalanya berputar memandangi ke sekitar dengan takjub.

"Kita sedang di taman?" tanyanya berbinar-binar. Nampak sangat senang mendapati dirinya berada di luar ruangan.

Ana mengangguk kaku.

"Lalu kemana paman Henry?"

Ana masih terdiam mematung seperti berusaha menelaah keadaan saat Tuan muda itu sudah bangkit berdiri dan berlari dengan begitu riangnya mengitari taman seolah baru terbebas dari kurungan.

Ana baru kembali tersadar saat Carl sudah melompat turun bermain air di pancuran kolam.

"Tuan, Tuan Muda!" Ana bergegas bangkit dan berlari menuju kolam tempat Tuan muda itu berada.

"Wah, airnya dingin kak!" Serunya kegirangan seraya menyembur-nyemburkan air kolam itu ke sembarang arah.

"Tuan muda, anda baik-baik saja? Bukankah tadi anda baru saja merasa kesakitan?" Ana masih saja terlihat panik dan kepikiran.

Lelaki bocah itu hanya menggeleng sembari mengibaskan air kolam ke arah Ana berdiri.

"Tuan saya mohon, keluar dari sana. Nanti sekretaris Henry melihat dan memarahi saya. Saya bisa mendapatkan hukuman, Tuan!"

Ana mencoba meraih Tuan muda itu dan menariknya keluar dari kolam. Tapi tenaganya yang lemah tak cukup kuat menarik tubuh kekar dan tegap itu. Malah kini tubuhnya yang ikut tertarik dan tercebur ke dalam kolam.

"Tu-tuan muda!" Ana tersengal-sengal. Kini ia terduduk di dalam kolam tepat di bawah pancuran air yang mengucur keras membasahi tubuhnya. Seragam putih yang dikenakan basah seluruhnya hingga ke bagian dalam tubuh pribadi.

Belum sempat bangkit, bocah nakal itu sudah kembali mengibaskan air kepadanya seolah mengajaknya untuk bermain air bersama. Ana yang tadinya panik, heran dan kesal, akhirnya terpancing mengikuti permainan. Menyingsingkan lengan seragam lalu mengibaskan balik air ke arah lelaki bersifat kekanakan itu.

Carl kecil terkikik dan berlari menghindari kibasan air dari Ana. Berlari memutar mengikuti arah kolam.

Keduanya akhirnya saling berkejar-kejaran dan saling tertawa riang tanpa menyadari bila keduanya telah banyak menghabiskan waktu di tempat itu hingga langit mulai menggelap.

Keduanya baru terhenti ketika kilat mengerjap diikuti gemuruh petir yang meledak.

"Aaaahhhhh!!!!"

Carl kecil itu berteriak terkejut sekaligus ketakutan. Ia melompat keluar dari kolam dan hendak mencari persembunyian. Tetapi kaki besarnya tersandung tepian pembatas kolam sehingga tubuhnya limbung dan terjatuh membentur lantai  pinggiran kolam. Sudut keningnya terkoyak dan mengeluarkan darah segar.

The Psychopath LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang