Begitu mendengar perkataan Tuan muda Carl, tubuh Ana meremang. Punggungnya seketika menegang kaku, tak mampu bergerak. Bahkan matanya tak berkedip sedikitpun. Andaikan ada kesempatan sekecil apapun saat ini, gadis itu pasti sudah akan berlari sekencang mungkin menjauh dari lelaki berhasrat tinggi di depannya saat ini.
Carl tersenyum masam melihat kepanikan serta ketakutan masih mendera pada istrinya itu. Lelaki itu sendiri sadar kalau dirinya mungkin sudah keterlaluan, Ia pun juga tahu benar kalau sudah menempatkan gadis itu ke dalam situasi berbahaya. Tapi ia tak punya pilihan lain. Gadis istimewa itu mungkin akan menjadi kesempatan satu-satunya, yang bisa membantunya untuk melakukan pengendalian diri dan menjadi dirinya sendiri.
Selain itu, entah mengapa setiap berdekatan gadis itu, Carl tak bisa menahan diri. Tubuhnya bereaksi, menggetarkan sesuatu yang membuat hasratnya begitu besar dan haus akan gairah yang membuncah. Layaknya seorang musafir yang hampir mati kekeringan di tengah padang gurun yang gersang dan tiba-tiba menemukan mata air yang bisa menghilangkan seluruh dahaganya selama ini.
Masih dengan menatap tajam gadis itu, Carl menyodorkan piring berisi croissant bertabur keju ke hadapan Ana.
"Makanlah!" perintahnya tegas dengan aura dingin. Padahal di baliknya terselip rasa perhatian yang besar.
Ana masih bergeming. Terduduk mematung di atas ranjang. Membiarkan tangan lelaki itu mengambang di udara.
"Baiklah, aku tak akan menyerangmu kalau hal itu yang kamu takutkan. Jadi makanlah!" serunya masih menyodorkan piring di depan gadis itu.
Tangan Ana perlahan-lahan terangkat, meraih croissant dari atas piring itu dan memasukkannya cepat ke dalam mulut. Mengunyah dan menelannya seperti orang yang kesusahan mencerna makanan.
Senyum Carl otomatis tersungging di bibir. Diletakkannya piring kosong yang di pegang ke atas troli makanan, lalu ikut duduk di tepian ranjang di sisi Ana. Terus mengawasi gadis itu melahap sarapannya.
Ana sengaja memperlambat cara makannya. Saat Croissant di tangannya pun habis, ia kembali mengambil lagi dan melakukan hal yang sama. Terus melambat-lambat untuk bisa semakin mengulur waktu. Menyibukkan diri dengan makan dan makan tanpa menghiraukan lelaki yang terus mengawasinya. Tanpa menyadari kalau kelakuannya itu justru semakin menarik minat lelaki itu.
Wajah Carl bergerak mengangkat pandangan. Ia mengerutkan alis melihat gadis itu yang seperti sengaja memancing kesabarannya. Bibir tipis Ana yang basah dan bergerak-gerak menggigiti makanan, mencuri fokus mata lelaki itu. Gelenyar aneh kembali dirasakannya. Dan ia terus berusaha untuk menahan diri. Walau pada akhirnya hasratnya seperti susah untuk di redam.
Di tatap dengan semakin intens seperti itu membuat Ana semakin merasa canggung bercampur takut. Lelaki itu terlihat seperti hewan buas yang sedang mengintai mangsanya. Pelan-pelan Ana menggeser duduknya sedikit menjauh.
Menyadari pergerakan gadis itu yang hendak menjauhinya, dengan gerakan cepat Carl menahan pinggang Ana dengan tangan besarnya. Sementara tangan satunya lagi langsung menarik croissant yang saat ini menempel di bibir Ana. Mengganti posisi Croissant itu dengan bibirnya.
Carl kembali menciumi Ana, tapi kali ini lebih intim. Menggunakan kekuatannya untuk mendesak Ana menerima ciumannya yang posesif. Ciuman yang seakan ingin memakan dan menelan Ana bulat-bulat.
Tubuh Ana berjingkat, kedua tangannya otomatis terangkat mendorong dada bidang lelaki itu. Bukannya laki-laki itu yang menjauh, malah tubuhnya yang tersungkur ke ranjang diikuti tubuh lelaki itu yang langsung menindihnya tanpa melepaskan ciuman liarnya.
"Mmmpppppp"
Napas Ana mulai kehilangan pasokan udara, akan tetapi Carl seperti belum mau melepaskan pagutannya sedikitpun walau Ana sudah berkali-kali menggigit bibirnya. Sebagi bentuk perlawanan dirinya, Ana bergerak impulsif dengan menendang keras bagian pribadi lelaki itu. Membuat Carl langsung melepaskan ciumannya dan menarik diri. Ringisan tertahan pun terdengar dari bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Psychopath Love
RomanceAnastasia Eleonore, Seorang pengasuh anak kebutuhan khusus yang menerima tawaran bekerja sebagai pengasuh dari Tuan Muda di kediaman keluarga De Lavigne yang merupakan bangsawan Perancis. Akan tetapi, Tuan muda yang diasuh tidak seperti apa yang An...