5. FIRST MEET

81 25 0
                                    

HAPPY READING!

✧⁠✧✧⁠✧✧


Alesya memandang aneh pada Leon yang sedang sibuk memasukkan seluruh baju-bajunya kedalam koper. "Daritadi lo ngapain sih, Yon?" Tanyanya kepalang bingung.

Leon segera merapihkan dua koper yang berisi seluruh baju-baju Alesya. Remaja laki-laki itu menghampiri Alesya yang duduk dipinggiran kasur miliknya sendiri. Leon menepuk pelan puncak kepala Alesya. "Udah waktunya pulang, Sya. Lo mau 'kan pulang bareng gue sama Bang Sean?"

Alesya tertawa kecil. Dia memandang Leon dengan semangat. "Pasti, gue mau ikut kalian."

Kedua remaja itu tertawa. Mengabaikan Sean yang saat ini sedang perang dingin dengan Jendri diruang tamu. Dengan ditemani Cyntia, Sean semakin terlihat menyeramkan kali ini.

Laki-laki itu melempar tab mahal miliknya diatas meja kaca yang menjadi pembatas diantara dirinya dengan Jendri. Memandang remeh pada pria yang duduk dihadapannya. "Suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda, Tuan Astiuz."

"Jadi bener kalo kamu pemilik G'ZAGS Company, Sean?"

Sean tertawa kecil. "Of course, saya tuan Gerald yang kalian kenal. Sean Geraldy Galadzo, pemilik G'ZAGS Company, perusahaan terbesar dinegara ini, perusahaan yang sudah memiliki banyak cabang diberbagai mancanegara. Masih kurang tentang fakta itu, Tuan Astiuz?"

Jendri menatap tak percaya pada laki-laki yang kini masih terlihat menatapnya dengan remeh. Tuan Gerald, laki-laki yang dikenal masyarakat awam sebagai pemilik G'ZAGS Company. Perusahaan terbesar yang sudah bercabang dimana-mana. Dengan pemiliknya yang dikenal memiliki usia yang cukup muda, membuat banyak perusahaan besar dari luar maupun dalam negeri berdatangan untuk mengajukan kerjasama pada Tuan Gerald sendiri.

Bahkan perusahaan milik Jendri pun kini berdiri dibawah naungan G'ZAGS Company yang pemiliknya tak lain adalah Sean. Dan jika Sean mau, dia bisa menghancurkan perusahaan milik Jendri dengan sekali jentikan jari. Sungguh mudah.

"Bagaimana bisa?" Lirih Jendri tak percaya.

Sean kembali tersenyum formal. "Tentu saja bisa, lagipula saya berprestasi seperti Mama saya."

"Sean--"

Brak

Sebelum Cynthia menyelesaikan ucapannya, Sean lebih dulu membanting sebuah map diatas meja. Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi. "Buka, baca, pahami, dan lakukan." Ucapnya dengan singkat.

Jendri segera mengambil amplop itu dan membacanya dengan seksama. Hingga perlahan raut wajahnya mulai mengeras. Lelaki paruh baya itu menatap Sean dengan tatapan membunuh. "Kamu nggak bisa bawa Lesya pergi gitu aja, Sean."

"Dan memilih untuk menghidupi Alesya dengan perekonomian yang sulit?" Tanya remeh Sean.

Didalam surat itu, jelas berisi permintaan yang diajukan oleh Sean sendiri. Sean akan membawa Alesya pergi dari rumah Jendri dan Jendri tidak diperbolehkan lagi menemui Alesya dan seluruh keluarganya. Dan jika Jendri setuju, Sean akan membiarkan perusahaan Jendri berjalan dengan baik seperti biasanya. Tapi jika Jendri tidak menyetujui, Sean akan dengan senang hati menghancurkan perusahaan pria paruh baya itu.

Jendri terdiam. Membuat Cyntia menatap Sean dengan tatapan memelas. "Tolong jangan seperti itu, nak, Ma--"

"Jangan sebut diri anda mama dihadapan saya, nyonya Cynthia." Sean menatap wanita itu dengan tatapan membunuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMUDRA [PUBLISH ULANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang