4. TUAN MUDA GALADZO

93 26 2
                                    

HAPPY READING!

✧⁠✧✧⁠✧✧

Dua hari yang lalu

New york, Amerika Serikat

Seorang laki-laki dewasa kini terlihat memandangi indahnya kota dari atas rooftop. Matanya terlihat menerawang jauh kedepan sana.

Berdiri dengan gagah, lengkap dengan baju formal yang masih melekat pada tubuhnya. Mengabaikan angin malam yang berhembus menusuk kulitnya.

"Permisi, Tuan."

"Hm, bagaimana, Reno?"

Sang tangan kanan yang diketahui bernama Reno itu menganggukkan kepalanya. "Semua sudah siap, Tuan."

Laki-laki itu kini membalikkan tubuhnya, menghadap sepenuhnya pada Reno, asisten pribadinya. "Bagaimana dengan kepindahan sekolah Lesya?"

"Semua sudah diurus dengan baik, Tuan."

Pria itu tersenyum miring. "Bagus."

Satu tangannya mengambil ponsel dari dalam saku jasnya. Laki-laki itu terlihat sedang menghubungi seseorang. Setelah panggilan tersambung, dia segera berucap. "Tunggu kepulangan gue."

"Hm, pasti."

Tut

Telepon segera dimatikan sepihak oleh laki-laki itu. Dia menyeringai. "Tunggu pembalasannya, Pak tua."

✧⁠✧✧⁠✧✧

Jakarta, Indonesia.

Seorang laki-laki dengan auranya yang menyeramkan terlihat sedang mengamati sekitarnya. Akhirnya dia bisa kembali menginjakkan kakinya ditanah kelahirannya ini.

Reno menghampiri bosnya dengan segera. "Tuan, semua sudah siap, ini kunci mobil anda." Reno memberikan kunci mobil milik laki-laki dihadapannya.

Laki-laki itu sedikit membenarkan letak kacamata hitamnya. Menatap Reno yang tetap berdiri dihadapannya. "Lo boleh balik, Ren."

Reno mengangguk. Setelah mengucapkan permisi, laki-laki itu segera meninggalkan tuannya yang masih berdiri ditempatnya semula.

Sean Geraldy Galadzo, pria yang sejak tadi menjadi pusat perhatian itu terlihat mulai melangkah pergi. Dengan senyum miring yang terlukis diwajah tampannya, Sean menggumamkan sesuatu yang menurutnya pasti sangat menyenangkan.

"Kejutan ini bahkan lebih membahagiakan daripada kejutan ulang tahun."

✧⁠✧✧⁠✧✧

"Gue bakal tinggal disini semalaman, gapapa 'kan?"

Alesya yang digendong Leon dipunggung laki-laki itu hanya diam. Mengeratkan pelukannya pada leher Leon dengan bibir yang melengkung kebawah.

"Gue pasti jagain lo dari mereka."

"Jangan tinggalin Lesya lagi, Leon," lirih Alesya pelan.

Leon mengangguk. Kakinya terus berjalan hingga sampai didepan pintu utama rumah besar milik 'ayahnya' itu.

Leon menghentikan langkahnya. Matanya menyipit saat melihat mobil Lamborghini Aventador yang terparkir rapih diantara jejeran mobil lainnya. Remaja laki-laki itu menyeringai.

Dengan segera Leon melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Dan hal yang pertama dia lihat adalah seorang laki-laki dewasa yang selama ini sangat berjasa bagi hidupnya sedang duduk anteng dengan tangan yang sibuk mengotak-atik tabnya.

SAMUDRA [PUBLISH ULANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang