3. ALESYA LEVIONNA GALADZO

104 30 13
                                    

HAPPY READING!

✧⁠✧✧⁠✧✧

Alesya, gadis cantik yang terlahir ditengah-tengah keluarga yang kurang harmonis. Membuatnya tumbuh menjadi seorang yang acuh dan tidak peduli pada sekitarnya.

Dan bagi siapapun yang berani mengusiknya, dia tidak akan segan untuk membalas melebihi yang mereka lakukan kepadanya.

Alesya kecil tumbuh tanpa merasakan seperti apa kasih sayang seorang Ayah. Bagi Alesya, Ayahnya adalah seorang pria yang hidup tanpa hati dan otak. Bahkan pria itu dengan tega menelantarkan kedua abangnya begitu saja.

"Al," panggil lembut seorang wanita yang kini berdiri menghampirinya.

Melihat wanita dengan gaya glamor itu masih satu atap dengannya membuat Alesya jijik bukan main. "Gausah sok-sokan lembut lo, lo pikir lo Mama gue?" Sarkasnya.

Cyntia, wanita itu mengusap pelan perut ratanya. "Kan sebentar lagi saya akan menjadi Mama kamu, Al."

Alesya mendengus geli. "Mama? Jangan harap, Mama gue itu cuma satu, dan wanita sinting kayak lo nggak pantes jadi Mama gue."

"Kamu bilang saya sinting? Bukannya yang sinting itu Mama kamu, ya?"

"Sialan, apa maksud lo hah?!" Bentak Alesya yang mulai naik pitam.

Cyntia tertawa kecil. Tangannya dia gunakan untuk mengusap surai Alesya dengan lembut. "Al, Mama kamu itu punya gangguan jiwa, dan kamu masih mau ngelak juga hm?"

Alesya menepis kasar lengan Cyntia, dia benar-benar tidak sudi disentuh oleh 'pelakor' dihadapannya. "Mama gue nggak punya gangguan jiwa, yang gangguan jiwa itu lo, dasar pelakor sinting!"

"Alesya, apa-apaan kamu?!"

Seorang pria dengan tergesa-gesa menghampiri keduanya. Pria itu menatap khawatir pada Cyntia, sedangkan Alesya ditatap dengan tajam olehnya. "Sudah gila kamu, Alesya?! Kenapa kamu bentak-bentak Mama kamu hah?!" Murka pria itu.

Jendri Astiuz, Ayah kandung Alesya itu kini menatap putrinya nyalang. Sedangkan yang ditatap hanya memandang remeh keduanya. "Emang kalian tuh pasangan yang top, ya? Calon istrinya sinting, calon suaminya apalagi, untung aja Mama gue udah sah cerai dari lo."

Alesya menunjuk Jendri, membuat pria itu kini menatap nyalang pada Alesya. "Kurang ajar kamu, Alesya." Geram pria itu.

"Kenapa? Mau marah? Emang kenyataannya gitu 'kan? Lagipula gue mana sudi ngebiarin Mama gue hidup sama laki-laki yang udah selingkuh dari Mama sampe punya anak kaya gini, dan buat CALON ISTRINYA, kalo mau jadi pelakor tuh tau diri dikit ya, tante. Mentang-mentang harta Papa gue banyak, lo dengan mudah hancurin keluarga gue cuma buat nuntasin keinginan lo, emang kayaknya lo tuh sinting dari lahir kali, ya?"

Katakan saja Alesya tidak sopan berkata seperti itu pada orang yang jelas-jelas berumur lebih tua darinya. Tapi bagi Alesya, umur hanyalah angka, dan jika dia tidak bisa menghargai seseorang, maka artinya dia tidak pantas dihargai olehnya maupun orang lain.

Kepalang geram, tangan Jendri terangkat hendak menampar Alesya. Namun dengan cepat sebuah tangan lain menahan lengan pria itu. "Jangan sentuh adek gue, pak tua." Desis si pelaku.

Alesya yang tadinya sudah memejamkan mata siap untuk menerima tamparan tersebut, dibuat terkejut dengan kehadiran seseorang yang selama ini dia tunggu. Mata Alesya terbuka, dan kini terpampang lah pemandangan dimana dia bisa melihat wajah salah satu abangnya yang sedang diliputi oleh amarah.

Galeon Zedra Galadzo, remaja laki-laki yang hanya berbeda beberapa bulan saja dari Alesya itu menghempas kasar lengan 'ayah' nya. "Jangan pernah sentuh adek gue." Ucapnya dengan penekanan disetiap kata.

Jendri dibuat terperangah melihat Leon yang sudah lama menghilang semenjak insiden setahun silam. "Leon?"

Leon berdecih. Tangannya kini menggenggam erat jemari Alesya, membuat gadis cantik itu terdiam ditempatnya. "Masih kurang cukup nyiksa gue selama ini huh?"

Jendri hanya diam saat Leon menatapnya begitu menusuk saat ini. Dia dibuat tidak bisa berkata-kata berhadapan dengan remaja laki-laki itu. "MASIH BELUM CUKUP SAMPE AKHIRNYA KALIAN NYIKSA ADEK GUE TERUS-TERUSAN GINI?!"

Cyntia tersentak saat Leon kini berbalik menatapnya. Leon menyeringai licik. "Gue.. bakal ungkap semua kebusukan lo, calon nyonya Astiuz."

Setelah mengatakan itu, Leon segera menyeret Alesya pergi dari hadapan mereka. Membawa adiknya pergi jauh dari tempat tinggal para 'hantu jadi-jadian' itu.

✧⁠✧✧⁠✧✧

"Ngapain lo balik lagi? Bukannya dulu emang lo udah niat ninggalin gue sendirian, ya?"

Leon terdiam. Sejak tadi laki-laki itu masih setia menggenggam jemari adiknya seerat mungkin. Seolah dia tidak akan lagi melepaskan Alesya pergi dari sisinya.

Alesya menyandarkan tubuhnya di kursi taman. Matanya terpejam menikmati hembusan angin yang membuat suasana lebih menenangkan. "Kenapa diem, Abang?" Tanya Alesya dengan pelan. Suaranya terdengar serak seolah menahan tangis.

"Maafin Leon, Sya." Hanya itu yang mampu Leon ucapkan.

Hatinya teriris melihat bagaimana penampilan adiknya ini. Wajah yang terlihat memiliki bekas luka yang baru mengering dengan tubuhnya yang semakin kurus dari terakhir kali dirinya lihat. Separah apa Jendri dan pelakor itu memperlakukan adik kesayangannya ini?

Galeon Zedra Galadzo, anak laki-laki yang terlahir dari hasil pernikahan Jendri dengan Gelvita Arissa. Wanita cantik yang tiada karena merelakan nyawanya saat melahirkan seorang Leon.

Awalnya, Jendri menikah dengan Zefira Elvaina Galadzo, Mama kandung Alesya dan Abang pertama mereka. Namun karena kesalahan disuatu malam yang terjadi antara Jendri dan Gelvita, membuat Jendri harus bertanggung jawab dan menikahi Gelvita tanpa sepengetahuan Zefira. Terutama atas hadirnya malaikat kecil tak berdosa karena kesalahan mereka

Setelah Gelvita dinyatakan mengandung Leon, tak lama setelahnya Zefira pun mengandung Alesya. Dan tentu saja, Zefira tidak mengetahui apapun tentang penghianatan Jendri selama ini.

Hingga semuanya terbongkar saat Jendri membawa Leon yang masih berusia tiga bulan pulang kerumahnya. Bertepatan dengan Zefira yang baru saja pulang dari rumah sakit pasca melahirkan Alesya dihari itu.

Tentu saja Zefira marah besar saat mengetahui bahwa Jendri telah berbuat hal seburuk itu selama ini. Awalnya Zefira ingin sekali bercerai dari Jendri, namun dia teringat dengan Alesya dan Leon yang masih terlalu kecil untuk kehilangan kasih sayang seorang ayah. Terutama Leon yang sudah kehilangan Gelvita kerena wanita itu rela berkorban demi putranya.

Hingga Alesya dan Leon tumbuh bersama dengan kasih sayang yang diberikan secara tulus oleh Zefira. Bahkan saat tau Leon merupakan anak hasil hubungan gelap suaminya dengan wanita lain, Zefira tidak menaruh benci sedikitpun pada Leon. Karena bagi Zefira, Leon hanyalah anak yang tidak mengerti apapun yang terjadi diantara mereka.

Leon menatap Alesya nanar. Sekalipun dia tidak memiliki hubungan darah dengan Alesya, tetap saja, Alesya adalah adiknya. Alesya dan Mamanya--Zefira--adalah alasan kenapa Leon ingin tetap hidup didunia yang kejam ini. Hanya mereka.

Leon menarik Alesya kedalam dekapannya. Tangannya mengusap surai Alesya saat telinganya mendengar isak tangis gadis cantik itu. Bahkan Leon dapat merasakan bahu Alesya yang bergetar mencoba menahan tangisnya.

"Tunggu sampe bang Sean pulang, ya? Gue janji bakal bales mereka lebih dari yang mereka duga." Bisik Leon teramat pelan.

✧⁠✧✧⁠✧✧

VOTE AND KOMENNYA JANGAN LUPAA!!!

MAAF TYPO BERTEBARAN AND THANK YOU🙏

SAMUDRA [PUBLISH ULANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang