prolog

474 23 1
                                    

"Bunda kenapa tinggalin Rea,Rea kesepian tanpa bunda" seorang anak kecil berumur sekitar 5 tahun itu menangis di samping gundukan tanah yang masih basah.

"Bunda udah janjikan buat selalu ada untuk Rea,kenapa bunda pergi?" Isak tangis memilukan dari seorang gadis kecil itu, ia memeluk batu nisan yang bertuliskan nama 'Eliana Revalina'.

Langit mulai diselimuti awan, gelap mendung datang, hening, tak ada suara selain Isak tangis gadis kecil itu.

"Dek, pulang yuk,mau hujan" ucap seorang anak laki-laki sambil merangkul pundak Rea.

"Nggk, Rea ga mau,Rea mau disini sama bunda" tolak gadis kecil itu.

"Rea,Bima ayo pulang nak" pria Parubaya yang ada di depan mereka membuka suara.

"Tapi nanti bunda sendirian pah" ucap Rea menatap ke arah ayahnya dengan berlinang air mata.

Pria Parubaya itu mendekati Rea, memeluknya dan mengelus punggung Rea untuk membuatnya tenang "bunda udah bahagia di surga sana nak,Rea jangan nangis terus ya, nanti bunda sedih kalau liat Rea nangis"

Gadis kecil itu mulai tenang di pelukan sang ayah,Rea mengangguk perlahan "hm..Rea ga akan nangis" gadis itu mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan punggung tangannya.

Beberapa tahun kemudian

disebuah Mension besar Rea yang sedang asik bermain pun di panggil oleh papanya

"Rea sini sebentar nak papa mau ngenalin kamu sama tante Olivia kenalin dia adalah mama baru kamu"

"Hah... mama baru?" tanya Rea dengan ekspresi terkejut.

"Iya sayang, Tante Olivia bakalan jadi mama baru kamu" jelas papa Rea.

"ENGGAK!!" tolak Rea dengan cepat "DIA YANG UDAH BUNUH BUNDA, REA TAU ITU" lanjutnya.

"REA, APA MAKSUD KAMU?" bentak Antares yang tersulut emosi.

"DIA" ucap Rea sambil menunjuk ke arah Olivia "DIA YANG UDAH BUNUH BUNDA PAH" lanjutnya dengan tatapan penuh emosi kepada Olivia.

Plak...

Suara tamparan yang begitu keras terdengar mengema di ruang tesebut.

"Papah tampar Rea?" kata Rea dengan suara bergetar menahan tangis sambil memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan yang diberikan papanya.

"PAPA GA PERNAH AJARIN KAMU BERSIKAP GA SOPAN GINI YA" bentar Antares ayah Rea.

"Tapi aku bicara fakta pah, DIA yang udah bunuh bunda" tegas Rea.

Plak... satu tamparan lagi mendarat di pipi gadis itu.

"PAPA CUKUP!!" bentak seorang anak laki-laki yang umurnya tak jauh dari umur Rea mungkin hanya berkisar 2-3 tahun.

Ia menghampiri Rea "adek gapapa?"

Rea hanya terisak, pipinya terasa panas dan sakit akibat tamparan.

 Bima, dia adalah kakak laki-laki Rea.

"Papa ga seharusnya nampar anak papa sendiri hanya karena wanita ini" tegas Bima kepada ayahnya sambil menatap tajam kearah Olivia.

QUEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang