CAPTER 2

364 17 2
                                    

ANGGAP AJA SETIAP PERCAKAPANNYA PAKAI BAHASA ITALY YA.

THANKS FOR YOUR UNDERSTANDING.

HAPPY READING GUYSS...

*****

10/04/2019 in MILAN UNIVERSITY

Di sebuah gudang, ada beberapa gadis disana yang sedang merundung seorang mahasiswi "Alrea Putri, oh ya.. aku hampir lupa menyebutkan marga mu" gadis itu menyeringai dan menatap remeh Rea "oh...tapi untuk apa aku menyebutkan marga itu, sedangkan kau hanya anak pungut, dasar sampah" lanjut gadis itu.

Rea hanya terduduk diam di lantai, ia menunduk dan tersenyum tipis, lalu suara tawa yang sedikit samar terdengar "sampah? kau menyebutku apa? sampah?" Rea mendongak menatap tajam mata gadis itu "apa kau sedang membicarakan dirimu sendiri Klarina?" Rea mencoba berdiri, namun seketika seorang gadis yang berdiri di belakangnya langsung menendang kaki Rea membuat gadis itu terjatuh kembali.

"Oh lihatlah idiot satu ini, sedang mencoba untuk melawan hm.." tawa ejekan keluar dari ketiga gadis yang merundungnya.

Tak berselang lama suara langkah kaki dari luar gudang tedengar, membuat ketiga gadis itu pergi meninggalkan Rea sendiri.

Seorang gadis berambut panjang dan memiliki tatapan tajam masuk ke gudang tersebut, ia melihat Rea terduduk di lantai dengan beberapa luka di bibir dan dahinya, gadis itu bersandar di kusen pintu dan menghela nafas sambil melipat tangannya di depan dada.

"You are very stupid, you know" cibir gadis itu.

"Why? gua cuma mau main-main dulu" jawab Rea menanggapi cibiran gadis itu, ia bangkit dan membersihkan pakaiannya yang terkena debu dari lantai.

"Sampai kapan? lo ga capek?" tanya gadis itu denga tatapan matanya yang tajam "stop jadi idiot yang cuma bisa diam saat di rendahkan!" tegas gadis itu.

Rea terkekeh "okey fine, sesuai keinginan anda Queen...Ona" ia tersenyum.

****

22:00 GTM in UNIVERSITY

Mahasiswa maupun siswi sudah pulang dan hanya beberapa yang masih disana, lorong-lorong sepi, Klarina menyusuri lorong campus menuju ke-perpustakaan berniat ingin mengembalikan buku.

Suara langkah kaki terdengar samar-samar di lorong, membuat Klarina sedikit gugup dan merinding, ia menoleh ke belakang....

Tak ada siapapun disana, ia mengerutkan kening merasa heran, ketika ia melanjutkan langkahnya, suara langkah kaki terdengar di belakangnya membuatnya menoleh ke belakang sekali lagi, namun tetap sama tak ada siapapun disana.

Ia mempercepat langkahnya, namun suara langkah kaki itu juga terdengar semakin cepat, se-sosok bayangan muncul di belakangnya....

*****

Seorang gadis terikat di sebuah kursi, di ruangan dengan cahaya remang-remang membuatnya sedikit menyerngit merasakan cahaya mulai masuk ke pupil matanya.

Mata gadis itu mengedar ke sekeliling ruangan, cahaya remang-remang, tangan dan kaki gadis itu terikat di kursi yang ia duduki, ruangan yang begitu sepi dan berdebu "gua dimana ini" gumamnya sambil mencoba melepaskan ikatan tangannya.

Dengan samar-samar ia mendengar suara langkah kaki mendekat yang seketika membuat tubuh Klarina menegang dan merinding, bayangan muncul dibalik kegelapan, bayangan seorang gadis dengan langkahnya yang terdengar semakin dekat "hai Klarina" sapa gad...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan samar-samar ia mendengar suara langkah kaki mendekat yang seketika membuat tubuh Klarina menegang dan merinding, bayangan muncul dibalik kegelapan, bayangan seorang gadis dengan langkahnya yang terdengar semakin dekat "hai Klarina" sapa gadis itu dengan seringainya.

"R-rea? that you?" Klarina tersenyum remeh "apa yang kamu inginkan? ingin membalas dendam soal kejadian siang tadi?" lanjutnya.

Rea berjalan kearah Klarina dan berdiri tepat di depan gadis itu "sudah cukup kamu bersenang-senang, sekarang...giliiran saya" ucap Rea dengan seringainya yang membuat Klarina bergidik ngeri.

"A-aku tidak yakin, bagaimana gadis sepertimu bisa membalas ku" sarkas Klarina dengan sedikit gagap namun tetap mencoba mempertahankan ekspresinya yang berani.

Rea hanya terkekeh sambil menatap Klarina dengan mata tajamnya, ia duduk di salah satu kursi yang ada disana.

Rea hanya terkekeh sambil menatap Klarina dengan mata tajamnya, ia duduk di salah satu kursi yang ada disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hm...coba kita lihat sejauh apa keberanian mu" ucapnya dengan seeringai, ia bangkit dari duduknya dan berdiri tepat didepan Klarina "pertama aku ingin kau merasakan apa yang selama ini aku rasakan" tangannya terulur membelai ujung rambut Klarina, seringai terbentuk di bibirnya "bagaimana jika ku rontokan saja rambut indah mu ini" tanpa aba-aba ia menjambak rambut Klarina, membuat gadis itu memekik kesakitan.

"Akhhh...lepakan aku sialan, akhh...REA DAMN IT" teriak Klarina dan mencoba memberontak, namun semakin ia memberontak Rea juga semakin memperkuat jambakan-nya.

"GET OF ME DAMN IT..." umpat Klarina.

Rea hanya tertawa bahagia, semakin keras Klarina berteriak, semakin ia memperkuat jambakannya, menurutnya teriakan Klarina adalah sebuah melodi yang terdengar indah di telinganya. Tampa aba-aba menghempas kuat rambut Klarina lalu menamparnya "bagaimana rasanya?" tanya-nya dengan penuh amarah.

Klarina terisak, merasakan panas dan sakit menjalar di pipi kanannya, sudut bibirnya yang terlihat biru dan darah segar mengalir dari sana "s-sorry R-rea..hiks.." mohon-nya.

Suara langkah kaki terdengar memasuki gudang, satu orang gadis masuk, gadis itu menatap Rea dan Klarina yang tengah duduk terikat di kursi "T-tolong.... tolong saya" mohon Klarina kepada gadis itu.

Rea yang mendengar itu hanya terkekeh "È inutile, tesoro" (Tidak ada gunanya, sayang) ia menyeringai.

Gadis yang baru datang tadi duduk di sebuah kursi yang ada disana, Rea menatapnya "perché mi guardi così, continua la tua azione, voglio solo guardare" (kenapa kamu menatapku seperti itu, lanjutkan aksimu, aku hanya ingin menonton) ucap gadis itu dengan santainya.

Rea menyeringai, ia kembali menatap Klarina "hm.. sepertinya kampus sudah sepi... bagaimana jika sekarang aku memberimu pilihan"

"P-pilihan apa?" Tanya Klarina, Rea hanya menyeringai mendengar pertanyaan itu.

"Sangat mudah...kau pilih mati di tangan ku, atau...."

*****
Ding dong....

Lanjut Minggu depan...
Jgn lupa vote
Thanks.....muachh

QUEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang