Bab 3

358 40 8
                                    

Aldis keluar dari pintu masuk Istana Kekaisaran Phireum. Ekspresi puas tersirat di wajah tampannya. Rambut peraknya bersinar dari kejauhan.

Pria itu nyaris tersenyum senang memikirkan istrinya akan pulang sebentar lagi, namun sesaatnya ia tersadar dan segera menormalkan ekspresinya.

Berbeda dengan ekspresi datar di wajahnya, sepasang kaki jenjangnya melangkah cepat menuju kereta kuda yang menunggunya. Ia sungguh tak sabar sampai di kediamannya dan menyiapkan pesta untuk kedatangan istrinya.

"Duke."

Sayangnya, di tengah jalan ia bertemu dengan seseorang. Aldis berdecak kecil menyadari ada yang menghalangi jalannya. Mata biru tuanya menunjukkan sorot kebencian pada orang yang menyapanya.

"Lama tak berjumpa, Duke Viasse." Pria yang mengenakan seragam kesatria suci itu tersenyum ramah, sementara Aldis mengerutkan alisnya. "Apakah Anda masih mengingat saya?" tanyanya sopan.

Aldis menaikkan sebelah alisnya, lantas memindai pria itu dengan teliti, setelah itu berucap santai, "Tidak sama sekali."

"Haha... begitukah?" Pria itu tampak tersenyum canggung. Mata hijau mudanya yang cekung menjadi seperti bulan sabit di kala ia tersenyum. "Mungkin Anda tidak ingat, tapi saat Duchess Viasse bersiap melakukan pembasmian monster di Kota Cherise, saya yang mengawalnya."

"Hm?"

Pendengaran Aldis menajam kala mendengar sebutan 'Duchess Viasse'.

"Izinkan saya memperkenalkan diri lagi. Saya adalah Leonis Alvred, putra bungsu Count Alvred dan ketua pasukan 'Kesatria Suci Dewi Bulan'."

Leonis memperkenalkan dirinya sambil tersenyum ramah. Rambut pirangnya sedikit bergoyang saat ia membungkuk.

"Omong-omong, saat di akademi kita adalah teman sekamar."

Aldis menelengkan kepalanya sedikit mendengar Leonis berbicara tentang akademi. Dulu ia memang tidak pernah memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Namun, jika dilihat lebih teliti lagi, ia memang merasa pernah bertemu dengan Leonis.

Leonis tersenyum lagi. "Apakah saya sudah banyak berubah? Orang-orang memang tidak menyangka kalau saya adalah Leonis yang dulu," ujarnya malu.

Ah.

Aldis akhirnya mengingat sesuatu setelah memikirkan panggilan 'putra bungsu Count Alvred'.

Pria berambut pirang di depannya ini, Leonis Alvred, adalah pria yang suka bermain dengan banyak wanita. Di akademi, ia terkenal memiliki kekasih lebih dari sepuluh dan sering memikat wanita muda dengan senyum hangatnya. Ia juga terkenal dengan skandalnya ketika berpacaran dengan putri kekaisaran di satu hari dan berpacaran dengan wanita lain di hari kedua.

Singkatnya, Leonis adalah pria yang memiliki riwayat percintaan yang tak terhitung jumlahnya. Siapa yang menyangka bahwa pria seperti itu mendapat pencerahan dan bekerja di kuil sebagai ketua pasukan kesatria suci?

Pada awalnya, Aldis pun tak menyangka bahwa dia adalah Leonis di masa lalu.

"Hm. Ya, aku ingat," balas Aldis singkat. Sorot matanya seketika mendingin. "Jadi, kenapa ketua pasukan kesatria suci sepertimu ada di sini?"

Leonis kelabakan mendapat tatapan dingin seperti itu. Keringat tipis mengalir di pelipisnya. "Saya datang kemari untuk bertemu Baginda Kaisar Phireum," jawabnya jujur.

"Untuk?"

"Ah, untuk memberitahukan bahwa pembasmian monsternya hampir selesai. Saya datang untuk menyampaikan ini."

Secercah cahaya muncul di mata biru Aldis. Tatapannya perlahan melunak. "Begitu, ya."

Reaksi tak wajar itu benar-benar membuat Leonis tercengang. "Wah, saya tak menyangka kalau Anda benar-benar mencintai istri Anda," ungkapnya tanpa sadar.

(HIATUS) Finally, Duchess Viasse Is BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang