Bab 5

347 40 7
                                    

"Hei."

Deg.

Wajah geram Aldis berubah total menjadi berbinar-binar. Ia kaget sekaligus senang melihat wajah istrinya terpantul di dalam bola cahaya itu.

"Freya?!"

Sementara Aldis diliputi kebahagiaan, Freya berwajah murung dan suram. Mata emasnya nampak tidak bercahaya. Bibir merah muda wanita itu cemberut. Lalu ia menjatuhkan bom kepada suaminya.

"Tanda tangani dokumen yang akan datang hari ini. Itu surat cerai kita."

Detik itu juga dunia Aldis serasa runtuh. Ia serasa disambar petir kala mendengarnya. Pupil matanya melebar, tak percaya mendengar kalimat tabu itu dari istrinya. Aldis menggeram tertahan, ditambah alis tebalnya mengerut. Ekspresi wajahnya saat ini mengerikan.

"Apa maksud ucapanmu, Duchess?" desisnya. Mata birunya menatap tajam istrinya yang tak bergeming. "Kenapa kau minta cerai?"

"Salahmu duluan!!"

Freya terlihat merengek. Pantulan dirinya di bola cahaya itu benar-benar menggemaskan, hingga sanggup membuat amarah Aldis mereda.

"Apa alasanmu minta cerai?" tanya Aldis tenang, berusaha menekan emosinya.

"Aku 'kan sudah bilang jangan buat onar!"

Freya melipat kedua tangannya di dada, kini giliran dia yang menatap suaminya tajam.

"Tapi, kenapa kau malah buat ulah sampai-sampai rumor tentangmu sudah menyebar ke sini hah?"

"Ah! Bukan, bukan. Mata-mataku bilang kau... kau... seling―pokoknya, kau keterlaluan!!"

"Saat aku pulang, orang-orang pasti akan bergosip tentangmu di depanku. Menyebalkan banget!"

"Sekarang aku tanya, kau sudah berbuat 'hal itu' sampai mana hah? Jawab!"

Aldis bingung saat mendengar rentetan ucapan beruntun istrinya. Memangnya dia sudah berbuat apa sampai-sampai Freya, istri tercintanya sekaligus duchess baik hati layaknya malaikat, mau menceraikannya?

Dan lagi, gosip tentang apa yang dibicarakan istrinya? Aldis benar-benar tidak mengerti.

"Aku tidak mau jadi janda duluan!" Freya berucap ngawur. "Makanya, aku yang akan membuatmu jadi duda lebih dulu!"

Oke, sekarang Aldis semakin bingung dengan kelakuan istrinya.

Pria itu memijit pelipisnya, berusaha mengingat kesalahannya. Tapi sungguh, ia benar-benar tidak tahu sudah membuat kesalahan apa. Dia hanya ingat hari ini mengancam Putri ke-3, selebihnya tidak ada lagi.

"Freya, dengarkan aku dulu," ucap Aldis membujuk. Matanya memelas. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Jadi―"

"Astaga, jadi suamiku dijebak?"

Freya tak menghiraukan ucapan suaminya. Dia menutup mulutnya, terkejut seolah baru menyadari sesuatu. Kemudian ia tersenyum licik. Sepasang mata emasnya berkilau berbahaya.

"Oke, aku punya rencana bagus."

"... Apa rencanamu?"

Aldis meringis saat istrinya tidak menjawab dan malah tersenyum manis. Ia sekarang yakin kalau sebentar lagi istrinyalah yang akan berbuat ulah. Entah keonaran apa lagi yang akan diperbuat istri tercintanya kali ini. Dan sebisa mungkin Aldis harus menjadi tameng yang kuat untuk Freya.

"Jadi, kita batal bercerai. Oke? Tunggu aku pulang ya, suamiku sayang! Lihat kejutan apa yang akan kuberikan nanti!"

Aldis tersenyum tabah, mengangguk singkat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(HIATUS) Finally, Duchess Viasse Is BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang