4. Sakitkah LDR?

21 5 2
                                    

-

-

-

Cklek

Pintu terbuka dengan perlahan,

"Guardian come back!"

"Yeayy"

"Oleh oleh Londonnya dong."

"Presiden tambah ganteng deh."

"Duh... mama. Meleleh gua liat ketua."

"Akhirnya.... Guardian is perfect!"

"i Love Guar- e, eh... ada ketua Raksa tuh." Ucapan Bimo langsung terhenti, saat lelaki itu melihat Rean yang berada di depan pintu.

Berbagai sorakan memekakkan telinga yang berasal daru dalam kelas langsung hening seketika. Tatkala Rean dan Rina masuk ke dalam kelas. Semua pandangan mengarah pada mereka berdua.

Terlebih segerombolan siswa yang ada di bangku belakang. Mereka bukan anak kelas IPA 1, sebagian besarnya adalah anak Bahasa. Rina menyadari itu. Ada yang Leon, Bimo, Ardi, Joseph dan.... Entahlah masih begitu banyak.

Semua orang diam, Rina yang menyadari dirinya sedang ditatap langsung menunduk.

Rean yang melihat Rina menunduk, langsung menggenggam tangan gadis itu. Mencoba menenangkan Rina yang terlihat begitu gelisah.

Namun, satu fakta yang tak Rean ketahui.

Gadis itu gelisah bukan karena segala tatapan mencekam yang menghujani mereka berdua, melainkan karena satu tatapan siswa yang menjadi pusat dari segerombolan siswa dibelakang itu.

Pemilik manik biru sayu yang penuh akan penegasan.

Gadis itu semakin menundukkan kepalanya. Bukan karena takut, melainkan karena rindu yang ia tahan sedalam mungkin. Ia tak ingin rasa rindunya mengobrak abrik hatinya sendiri.

Dan juga, ia tak ingin rasanya yang ada membuat dirinya dan Rean bertengkar.

Karena kalian tahu sendiri kan, sebenci apa Ketua Raksa kepada ketua Guardian.

"Oey! Gimana kabar Lo. Ketua Raksa."

Rean yang dipanggil seperti itu menoleh dengan cepat, lelaki itu melemparkan tatapan tak bersahabat pada si empu yang memanggilnya.

Rina yang menunduk sedari tadi kini memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Dan benar saja, pemilik manik biru itu tengah menatapnya dengan begitu lekat.

"Lebih dari baik, sebelum Lo dateng." Jawab Rean begitu menusuk.

Sedetik kemudian buru buru lelaki itu mengajak Rina untuk segera duduk di bangkunya.

Setelah sampai, Rean mengisyaratkan pada Daniel agar menyingkir terlebih dahulu dari tempat duduknya. Dan tanpa basa nasi Daniel langsung berdiri setelah mempersilahkan Rina untuk duduk.

Bersamaan dengan Rean yang duduk, beberapa anggota Raksa langsung berdatangan mengelilingi Rean dan Rina.

Bukan anggota Raksa sih, lebih tepatnya pengagum dan para fans Rina.

RASGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang