Tangan

436 24 5
                                    

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Shikamaru dan Temari. Kedua shinobi itu baru saja selesai menjalankan misi gabungan di perbatasan desa Konoha. Misi saat itu adalah melakukan penangkapan atas missing nin yang berasal dari desa Suna yang melarikan diri ke wilayah Konoha. Karena itu, Shikamaru yang berasal dari Konoha dan Temari yang berasal dari Suna dipilih untuk melakukan misi itu.

"Mendokuse, para missing nin itu benar benar merepotkan," Shikamaru mengeluh sambil menyandarkan dirinya di sebatang pohon. Keringat terlihat menghiasi dahi dan mengalir melalui wajahnya. Hari itu entah mengapa sangat panas dan membuat misi mereka menjadi sangat merepotkan.

"Kau tahu, semakin banyak kau mengeluh maka akan semakin terasa melelahkan," Temari menjawab sambil ikut menyandarkan dirinya di sebelah Shikamaru. Gadis itu mengelap wajahnya yang basah karena keringat.

Shikamaru han ya diam dan menghela napas. Ia terlalu lelah untuk menanggapi Temari. Lagipula  pemuda itu sadar bahwa dia dari awal tak akan mungkin menang apabila harus berdebat dengan Temari. Selain itu memang ia pun tidak punya niat untuk berdebat dengan gadis yang belakangan ini mulai menghiasi pikirannya.

Shikamaru mengambil sebotol minuman dan mulai menegak isinya sampai tersisa setengah. Minuman itu terasa sangat menyegarkan melewati tenggorokannya yang kering setelah hampir seharian berlari dan menggunakan jutsu. Ia bisa sedikit memahami mengapa bagi sebagian orang air sangat berharga. Ia tidak bisa membayangkan kehidupan Temari dimana air menjadi benda langka, gadis itu tidak pernah bisa bermain dan menikmati air seperti yang ia lakukan saat kecil.

Tanpa Shikamaru sadari Temari sejak tadi memperhatikannya. Lebih tepatnya memperhatikan botol air yang dipegang pemuda berambut nanas itu. Jujur saja sedari tadi gadis itu juga merasa sangat haus, dan bodohnya ia lupa membawa persediaan air. Entah karena terlalu bersemangat atau apa, pagi hari tadi ia langsung berangkat menemui Shikamaru sampai lupa membawa tas yang berisi perlengkapannya. Masih beruntung ia tidak lupa membawa Tessen nya.

'Mungkin dia tidak keberatan berbagi air denganku, lagipula kelihatannya bocah itu sudah selesai minum' batin Temari.

Tak ada salahnya bukan meminta Shikamaru berbagi air dengannya. Lagipula mereka bukan musuh, mereka adalah rekan yang sudah bekerja sama dalam berbagai misi dan Temari yakin Shikamaru tak akan sekejam itu sampai tak mau berbagi minuman dengannya.

Karena itu dengan santai Temari mengulurkan tangannya ke arah Shikamaru dengan niat meminta botol air di tangan pemuda itu.

Shikamaru sedikit tersentak saat menyadari tangan Temari yang terulur ke arahnya. Sejak tadi ia sibuk memikirkan gadis itu, memikirkan perasaan merepotkan yang mulai timbul di hatinya. Karena itu, saat melihat tangan Temari ia menjadi sedikit ragu, apakah saat ini ia sedang bermimpi?

Bohon jika Shikamaru bilang ia tak pernah terpikir untuk menggengam tangan Temari. memikirkan tangan mereka yang saling bertaut sudah cukup membuat pipi Shikamaru memanas. Jika ini memang mimpi, tak ada salahnya bukan ia meraih tangan itu?

Tanpa pikir panjang, Shikamaru meraih tangan Temari yang terulur ke arahnya, menggenggam tangan itu dengan lembut membuat jari mereka bertaut sempurna.

'Ternyata tangannya sangat kecil dan lembut' pikir Shikamaru.

Kejadian yang selama ini hanya bisa ia bayangkan kini benar benar terjadi. Shikamaru tak bisa melepaskan pandangannya dari genggaman tangannya, bahkan ia tidak berani melihat ekspresi Temari. Ia terlalu takut untuk membayangkannya.

Temari sendiri sangat terkejut saat Shikamaru meraih tangannya. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Shikamaru. Bagaimana bisa Shikamaru, pria yang terkenal dengan kecerdasannya, pria dengan IQ 200 bisa salah mengartikan tindakannya yang ingin meminta air dengan ajakan untuk berpegangan tangan. Lagipula sejak kapan hubungan mereka menjadi sedekat itu untuk bisa saling menggengam tangan seperti ini?

Karena itu Temari hanya bisa terdiam menunggu tindakan Shikamaru berikutnya. Tapi harus ia akui, sebenarnya ini tidak seburuk yang ia bayangkan. Sebaliknya, genggaman tangan Shikamaru terasa cukup menyenangkan dan ia tidak keberatan untuk melakukannya lagi nanti.

'Tunggu, apa yang aku pikirkan?' Pipi Temari memerah saat menyadari apa yang ia pikirkan.

Dengan perlahan ia mengangkat wajahnya untuk memandang Shikamaru. Di saat yang sama, Shikamaru juga menatap Temari. Mata mereka berdua bertemu dan Temari bisa melihat wajah Shikamaru yang memerah dan begitupun juga Shikamaru bisa melihat pipi gadis itu yang sedikit merona.

Untuk beberapa saat sepasang ninja ini seolah tenggelam dalam dunia mereka.

"A-apa yang kau lakukan?" Temari yang pertama membuka suara, memecah keheningan di antara mereka.

Shikamaru hanya bisa menatapnya dengan bingung.

'Dia bicara padaku? Mimpi ini benar benar terasa sangat nyata' batin pemuda itu.

Dalam satu gerakan singkat, Temari menarik tangannya dan tawanya pecah melihat wajah Shikamaru yang tampak sangat kebingungan.

"Air"

"Huh?"

"Aku ingin meminta botol air yang kau pegang. Kenapa kau malah memberikan tanganmu? KAu tidak bisa minum tanganmu bukan?" Temari sedikit bercanda sambil terus tertawa.

Wajah Shikamaru memerah sempurna saat menyadari kesalahpahaman yang ia buat. Bisa bisanya ia mengira gadis itu ingin berpegangan tangan dengannya. Dan lebih buruknya lagi, inis emua ternyata bukanlah mimpi. Ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Temari.

"Jadi, boleh aku minta airnya? Aku sangat haus. Tadi pagi aku terburu buru sampai lupa membawa persediaan air," Temari menjelaskan sambil menghapus air mata di sudut matanya.

Shikamaru dengan cepat menyodorkan botol yang ia pegang dengan wajah tertunduk, ia terlalu malu untuk menatap gadis itu, lagipula ia tak bisa membayangkan ejekan apa yang akan ia dapat dari Temari.

"Terima kasih," ujar Temari tulus sambil mengambil botol air itu dan mulai meminumnya.

Jujur sangat mengemaskan melihat ekspresi Shikamaru sekarang. Bocah yang seusia dengan adiknya itu sedang menunduk dengan wajah memerah, persis seperti pria yang sedang jatuh cinta.

Tunggu dulu. Tiba tiba Temari menjadi tersadar. Jika Shikamaru sedang jatuh cinta, apa itu artinya ....

'Tidak, tidak ... aku pasti salah paham' batin Temari

"Tapi jika itu memang benar, kurasa itu tidak buruk" gumamnya

" Hm, apa?" tanya Shikamaru mendengar gumaman Temari.

"Bukan apa apa. Sudalah, lupakan saja apa yang terjadi. Sekarang lebih baik kita kembali ke  desa sebelum hari menjadi malam. masih banyak yang harus kita kerjakan," ujar Temari sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Mendokuse, kurasa kau benar," jawab Shikamaru sambil ikut berdiri.

Karena terburu buru, Shikamaru hampir terjatuh. Temari menarik tangan Shikamaru dan membuat tangan mereka berdua bertemu untuk kedua kalinya.

"Kau benar benar ceroboh, bocah cengeng," Temari tertawa lebar.

Shikamaru tertegun melihat senyum Temari. Sepertinya ia akhirnya sadar perasaan apa yang ia rasakan pada gadis itu. Bukan perasaan sebagai seorang teman, rekan aliansi, apalagi sebagai seorang adik. Kini pemuda jenius itu dapat menyimpulkan bahwa ia sudah terjebak dalam perasaan merepotkan yang bernama 'Cinta'

Shikatema Oneshoot: a moment to rememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang