Time slip

355 14 0
                                    

"Aku ada di mana?" Seorang anak kecil dengan rambut diikat menyerupai nanas memegang kepalanya sambil melihat sekelilingnya.

Ia sedang berada di suatu hutan, yang terasa familier namun juga asing di saat bersamaan. Hal terakhir yang ia ingat adalah bahwa timnya sedang mengejar seorang buronan, tiba tiba terdapat sebuah cahaya yang sangat terang dan di sinilah ia berada.

" Inojin, Chocho...." Ia berteriak memanggil keduia anggota tim nya, namun tak ada jawaban. 

Dari jauh ia bisa melihat dua sosok yang lumayan familiar baginya, namun dalam wujud yang tak pernah ia bayangkan. 

" Ayah dan ibu?" pikirnya, kedua sosok di depannya itu jelas ibu dan ayahnya, namun mereka terlihat seumuran dengannya. 

Apakah ini mimpi? atau genjutsu? Shikadai mencoba menyadarkan dirinya, namun tidak membuahklan hasil, dan sampailah ia pada sebuah kesimpulan bahwa dirinya telah terlempar ke masa lalu. 

Hal itu tentu saja mengejutkan baginya, namun pemandangan yang baru saja ia lihat lebih membuatnya terkejut sampai tidak bisa berkata kata. Ia melihat ibunya membuka kipas yang dipegangnya dan mengeluarkan juruh yang langsung meratakan setengah hutan di sana. 

Shikadai tidak dapat mempercayai pengheliatannya, ias udah pernah mendengar cerita itu dari ayahnya, namun is tak pernah menyangka bahwa ayahnya ternyata tidak melebih lebihkan cerita bahwa ibunya adalah wanita yang sangat mengerikan. 

Shikadai perlahan lahan mendekati kedua orangtuanya. 

" Terima kasih sudah menyelamatkanku!" Shikamaru berseru pada penyelamatnya, seorang gadis yang sampai beberapa waktu lalu masih menjadi musuhnya dan desanya, ia tak pernah menyangka gadis itu kini menyelamatkannya. Ia sudah tahu bahwa TEmari gadis yang kuat, tap[i membayangkan gadis itu meratakan setengah hutan hanya dengan sebuah jutsu... tetap saja hal itu merupakan suatu hal yang luar biasa.

" Tidak masalah!, aku berhutang pada Konoha, setidaknya aku harus melakukan ini," Temari membalas. 

Yang ia maksud dengan berhutang adalah saat adiknya diselamatkan oleh Naruto, suatu kejadian yang menjadi titik balik kehidupan mereka. 

" Kau terluka, kita harus segera ke rumah sakit Konoha," Gadis itu memandang anak laki laki di hadapannya dengan raut wajah yang sedikit cemas. 

" Aku sudah cukup dengan pengobatan darurat, Aku harus memastikan kleselamatan teman temanku dahulu." Shikamaru menjawab. Entah mengapa dari tadi hatinya tidak tenang. Ia sangat mengkhawatirkan teman temannya. 

Belum sempat Temari menjawab, tiba tiba terdengar sebuah teriakan nyarin dari belakang mereka,

"Whoaaaa! tidak seperti bayanganku!" Pemilik suara itu tentu saja Shikadai, yang tanpa sadar berteriak saat melihat kejadian itu.

Shikamaru dan Temari menoleh dan pandangan mereka bertemu, seorag anak dengan rupa yang hampir identik dengan Shikamaru namun dengan mata emerald sehijau milik Temari. Anak itu tampak canggung,

"Jadi, begini ya nsemuanya dimulai? Kalian terlihat sangat imut," ujar Shikadai sambil menggaruk pipinya.

Temari dan Shikamaru saling berpandangan, 

"Siapa bocah itu? Bantuan dari Konoha?" tanya Temari sambil memasang wajah waspada.

" A-Aku juga tidak tahu. Aku tidak pernah melihatnya," jawab Shikamaru.

" Jadi, dia musuh, huh? Baiklah kalau begitu, akatakan padaku rencanamu,"

"Aku tidak yakin dia adalah musuh. Tapi kita harus mencoba sesuatu. Akan kugunakan Kagemane no jutsu untuk menanyainya, tapi...Aku sekarang kehabisan chakra. Yah, kita tidak punya pilihan. Akan kugunakan kunai ku. Jika sesuatu terjadi kau bisa..." Shikamaru mulai merancang strategi. Saat ini tidak banyak yang bisa ia lakukan mengingat chakranya habis akibat pertarungan dengan Tayuya sebelumnya. 

"Kau pikir rencana itu efektif? Bagaimana kalau kugunakan Jutsuku padanya?" Balas Temari. Menurutnya rencana Shikamaru terlalu berputar putar. Bukankah bila anak itu musuh, yang perlu mereka lakukan adalah melumpuhkannya?

" Yeah, itu juga bisa dilakukan, tapi itu akan melukainya. Bagaimana jika dia bukan musuh, ita harus mengeceknya..."

"Tidak perlu, aku akan lakukan dengan caraku,"

"Lalu, kenapa kau bertanya padaku sejak awal? Mendokuse," Shikamaru benar benar tidak habis pikir dengan wanita di sampingnya itu.

Shikadai mendengar percakapan itu dan menegak ludahnya. Menyerang? Siapa yang akan mereka serang?, seharusnya Shikadai tak perlu menanyakan hal itu mengingat selain Shikamaru dan Temari, ia satu satunya orang yang ada di sana.

"Tu-tunggu sebentar! Tunggu dulu, apa yang kalian pikirkan tentangku? A-aku bukan musuh, ja-jadi tolong...!" Shikadai mengangkat kedua tanggannya.

Namun semua sudah terlambat, Temari membuka kipasnya 

"Tunjukan padaku, siapa kau sebenarnya. Dai Kamaitachi no Jutsu!" 

" Apa?! Ini gawat! Ayah, tolong lakukan sesuatu!" Teriak Shikadai. Ia benar benar takut sekarang.

" Haa-ah? Ayah?!" Shikamaru sedikit terkejut.

'Apa yang dia bicarakan? Apakah bocah itu kehilangan orang tuanya?! Jadi, dia datang pada kami ingin meminta bantuan buntuk ayah dan ibunya?' pikir Shikamaru.

Belum sempat Shikadai menghindar, ia langsung terhempas oleh jutsu Temari.

"Kau mau pergi ke mana? Sudah terlambat, kau tidak bisa menghindari jutsuku. Sekarang, semuanya sdudah selesai" Temari sedikirt bangga karena sudah mebgalahkan 'musuh' di hadapanya.

"I-ibu.. mengapa kau melakukan ini.. padaku? A...Ayah.." Shikadai bergumam. Setelah terkena serangan Temari, Shikada terlempat dan mendarat di sebuah pohin tak jauh dari mereka.

" Apa yang ia bicarakan??" tanya Temari bingung. Mengapa tiba tiba anak itu mulai membicarakan ayah dan ibunya?

" Sepertinya dia mencari orang tuanya, tapi... kau berlebihan! Aku sudah bilang padamu, kita harus mengeceknya dahulu, jangan melukainya. Apa kau paham?" ujar Shikamaru.

" Yah, maaf soal itu... Tapi, kenapa kau tidak bilang padaku kalau bocah itu mencari orang tuanya?"

"Aku juga hanya mendengarnya berteriak, aku baru saja terpikir hal itu," Shikamaru menggaruk belakang kepalanya.

'Tapi..kenapa aku merasa ada yang aneh dengan kata katanya? Haahhh... Mendokuse,' Pikir Shikamaru

-----Fin---

Shikatema Oneshoot: a moment to rememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang