Hilang

1K 173 8
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sebulan sudah sejak kasus hilangnya Park Seori. Gadis itu hilang ditelan bumi.

Yeonjun? Tetap bersekolah seperti biasa. Main dengan teman-temannya. Soobin juga tetap tenang, anteng, dan ramah. Seakan semua kejadian sebulan lalu tak pernah terjadi.

Semua ini terlalu tenang. Seakan justru bahaya lebih besar akan datang. Entahlah Yeonjun dan pikiran-pikirannya yang terlalu buruk.

Ia melamun, menatap cermin di kamar mandinya. Wajahnya sama hanya saja, batinnya tidak. Serangkaian mimpi buruk bagai teka-teki terus bermunculan tiap malam.

Yeonjun menenggak kembali obat tidurnya. Ia kesulitan tidur, atau lebih tepatnya takut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aku kan sudah bilang, jangan mengganggunya! I've told you before."

Yeonjun kembali di ruangan gelap itu, terikat di kursi. Ia tak bisa melihat dengan jelas siapa sosok di depannya. Apa yang ia lakukan. Hanya tau bahwa lantai ini basah. Hingga sebuah bola menggelinding tepat di kakinya. Ah bukan bola.

Namun bola mata. Dan kubangan yang ia injak adalah darah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeonjun berkeringat, mimpi buruk tak pernah hilang. Malah makin parah. Ah sial, rasanya pusing sekali. Hari ini ia jatuh sakit karena demam.

"Beomgyu-ah tolong ijinkan aku hari ini eoh, aku sakit."
...

"Jangan berteriak di telpon, aku pusing, bye!"
...

Telepon ditutup secara sepihak. Pukul 7 pagi dan Yeonjun kembali terpejam.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suara bel berisik sekali, seperti hendak menagih hutang saja, pikir Yeonjun. Ia bangun membasuh wajahnya dan menggosok gigi. Setengah berlari ke pintu masuk.

"Sabar lah, aku sedang berjalan dengan sisa nyawaku!" Ia mengomel.

Pintu terbuka, ada Beomgyu, Taehyun, Soobin, dan Kai yang langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

"Yak hyung gwenchana??? kau sakit tapi tak mengabari ku huh???!"

"Kau masih demam!" Taehyun memekik setelah meletakkan tangannya di jidat Yeonjun.

"Kau belum makan kan? Kami membawa obat dan makanan." Beomgyu membawa seplastik makanan untuknya.

"Ekhem, teman-teman lebih baik kita biarkan Yeonjun duduk eoh? Jangan menanyainya macam-macam. Nanti ia makin pusing."

"Soobin benar, masuk dan lakukan sesuka kalian, aku pusing."

Mereka semua masuk dan menyiapkan makanan serta obat.

"Oh kau tahu, Lia khawatir sekali padamu. Ia menitipkan buah ini pada kami." Beomgyu menata buah pemberian Lia di sebuah wadah.

"Kau bisa makan sendiri? Atau ingin ku suapi?"

Yeonjun menatap Soobin ragu. Tapi pada akhirnya ia mengangguk. Soobin tersenyum.

"Hyung, kami menginap ya?? Aku sudah minta ijin mama kok."

"Yak pulang sana, biarkan aku istirahat!"

"Tak apa Jun, kami khawatir kalau kau sendiri."

"Terserah!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tengah malam Yeonjun terbangun, kehadiran teman-teman membuatnya lupa akan mimpi buruk. Ia akan banyak bersyukur pada Tuhan mulai sekarang. Teman-temannya tidur di depan televisi dengan posisi yang menurutnya aneh-aneh.

Who are you? (End✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang