4

989 156 7
                                    

Hari ini Su Rui merasa ada yang aneh dengan dirinya sendiri, entah mengapa tadi malam ia tidak bermimpi buruk. Melainkan sebuah mimpi samar yang indah.

Su Rui masih berpikir apa maksudnya sampai-sampai ia masih duduk dipinggiran ranjang. "Momo kenapa kau terlihat senang?" Tanya Su Rui saat singa gendut ini meletakan kepala nya di pangkuan Su Rui.

Seseorang mengetuk pintu, suara Nyonya Tien terdengar dari luar. "Masuklah." Sahut Su Rui lalu pintu terbuka dan muncul lah beberapa orang selain Nyonya Tien.

Su Rui menyambar jubah disisi tempat tidur untuk menutupi baju tidur nya yang tipis. Nyonya Tien refleks menutup pintu hingga hampir membentur wajah dokter Chun Qiu dibelakangnya.

"Ah wajah tampanku."

Chun Qiu meringis saat wajah nya hampir terkena hantaman pintu. Ketika mereka dipersilahkan masuk lagi-lagi dikejutkan oleh keberadaan singa di sisi Su Rui.

Ah mereka melupakan keberadaan penjaga Su Rui yang satu ini maka saat Momo berlari tanpa bisa Su Rui cegah singa itu menerkam sosok dibelakang dokter Chun Qiu.

"MOMO TIDAK!" Teriak Su Rui panik hingga jatuh dari ranjang saat berusaha meraih peliharaan nya. Momo terbiasa melindungi Su Rui dari laki-laki yang berusaha membobol masuk kedalam kamar dengan mencabik-cabik mereka. Jadi keberadaan orang asing secara tiba-tiba pasti dimaknainya sebagai orang jahat.

Tapi ... Ternyata pria bernama Jiaxu itu baik-baik saja karena Momo hanya menjatuhkan tubuhnya di dekat kaki nya. Meskipun masih terkejut Su Rui bisa bernapas lega karena tidak akan ada pembunuhan tak disengaja.

"Aku lupa jika Putri memiliki peliharaan mengerikan seperti permaisuri." Bisik Chun Qiu pada Jiaxu, dia hampir terkena serangan jantung ringan saat singa peliharaan Su Rui tiba-tiba datang seperti ingin menerkam.

"Momo kesini sekarang!" Panggil Su Rui kepada singa gendut yang melihat nya dengan tatapan memelas. "Kemari atau tidak akan ada rusa untukmu." Momo menurut dan berjalan dengan lesu kearah majikan nya.

Su Rui menepuk-nepuk kepala Momo, pada akhirnya singa itu menjadi tumpuan Su Rui untuk berdiri. "Maafkan aku karena tidak menjaganya dengan baik."

"Ah santai saja Nona Su Rui di istana tempat saya tinggal singa-singa peliharaan Permaisuri juga dibiarkan bebas berkeliaran." Chun Qiu membantu Su Rui untuk duduk.

"Benarkah?"

"Ya, singa kebanyakan adalah singa albino seperti milik anda."

"Kebanyakan? Artinya permaisuri memiliki lebih dari dua ekor singa?"

"Yah, yang mulia memiliki selera yang cukup ekstrem sebagai hobi. Singa albino kesayangan Permaisuri bernama Pao-pao."

Su Rui tertawa karena ia tahu bagaimana pandangan orang-orang tentang peliharaan nya. Pria dihadapannya ini pintar mencairkan suasana yang kaku sehingga Su Rui dapat bersikap lebih santai.

"Nona apa anda tidak mengenali pria yang berdiri di dekat jendela itu?" Tanya Chun Qiu sambil membalut kaki Su Rui yang bengkak nya sudah berkurang tetapi masih menyisakan warna memar yang menyedihkan.

Su Rui mendongak melihat kearah pria yang tengah berbicara dengan Ibu angkat nya.

Sejujurnya Su Rui merasa ada sesuatu yang mengganjal, dia merasa akrab dengan orang itu tetapi ingatan tentang nya sama sekali tidak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejujurnya Su Rui merasa ada sesuatu yang mengganjal, dia merasa akrab dengan orang itu tetapi ingatan tentang nya sama sekali tidak ada.

Su Rui membuang perasaan itu dan tersenyum tipis. "Tidak, aku sama sekali tidak mengenal nya."

Chun Qiu melirik kearah teman nya sudah pasti menyimak pembicaraan mereka. "Kau yakin?"

"Ya." Sahut Su Rui polos.

"Tidakkah kau tahu sesuatu tentang kerajaan Yangtze?"

"Entahlah, aku tidak tahu banyak karena hanya tinggal ditempat ini selama bertahun-tahun."

"Apa itu?"

"Pengetahuanku hanya sebatas bahwa Pemerintahan saat ini digantikan oleh Raja Kun Jiazen, putra dari Raja Yongle dan permaisuri Yuqing." Ketika Su Rui berkata wajah dan nada bicaranya jelas membicarakan orang asing tidak ada hubungan dengan dirinya.

Nyonya Tien yang sejak awal terus memperhatikan tamu-tamu ini mulai paham, dia memanggil dokter Chen Qiu. "Tuan ada yang ingin saya bicarakan, mari ikuti saya."

Chen Qiu mengangguk dia mengikuti langkah nyonya Tien keluar dari ruangan, meninggalkan Su Rui serta Jiaxu.

"Tuan Jiaxu." Panggil Su Rui pelan sampai pria itu menoleh, "Terimakasih karena sudah membantuku tadi malam."

Jiaxu tidak berbicara apa-apa, dia hanya menatap Su Rui.

"Ah, sebenarnya aku penasaran mengapa peliharaan saya bisa menurut pada anda. Dia jarang bersikap ramah pada orang lain."

"Kenapa berkerja disini?" Pernyataan dingin itu dilontarkan langsung membuat Su Rui terdiam sesaat.

"Maksudnya?"

"Kau sedang berpura-pura polos karena masih masih menyimpan dendam? Dan memilih untuk kabur kesini?"

Pria ini marah tetapi Su Rui tidak tahu apa penyebabnya? Rasanya dia tidak mengatakan sesuatu yang salah hingga memancing emosi nya.

"Aku, tidak mengerti apa yang kau katakan."

"Aku mencarimu bertahun-tahun bukan untuk melihatmu berakting seperti ini Jiao!" Jiaxu menghampirinya mengguncang bahu nya sambil menahan emosi. Di mata orang lain mungkin Jiaxu hanya terlihat kesal tetapi dimata Su Rui pria ini benar-benar marah.

Kenapa? Padahal jika pria lain yang mengusik nya maka Su Rui akan langsung memukul nya tetapi kenapa pada pria ini Su Rui hanya diam saja.

Takut, untuk pertama kali nya Su Rui merasa takut dengan kemarahan seseorang. Air mata nya menggenang tanpa dia sadari. "Aku benar-benar tidak tahu apa maksudmu! Lepaskan!"

"Jiao Yishen!"

"AKU BUKAN!" Pekik Su Rui kepala nya sakit luar biasa, dia berusaha mendorong pria itu pergi. "AKU BUKAN GADIS SIALAN YANG KAU MAKSUD! AKU SU RUI PELACUR RUMAH HIBURAN YANG MEMBUATMU JIJIK!"

Keributan itu ternyata terdengar hingga keluar karena Chun Qiu langsung buru-buru kembali dan menarik Jiaxu menjauh dari Su Rui.

"Apa yang sudah kau lakukan? Ayo pergi dari sini." Chun Qiu menyeret teman nya secara paksa dari tempat itu.

Nyonya Tien menghampiri Su Rui, memeluk nya erat dari serangan panik yang tiba-tiba menghampiri. Terkadang ada saat-saat dimana Su Rui lepas kendali karena ingatannya yang tiba-tiba kembali.

Namun, setelah mendengar penjelasan dari dokter kerajaan itu sekarang dia mengerti mengapa anak angkat nya bisa seperti ini. Selama ini dia sudah mengira-ngira jika Su Rui adalah putri bangsawan yang diculik dan kehilangan ingatan tentang jati dirinya. Tetapi mendengar jika Su Rui adalah putri kerajaan membuat nya jauh lebih terkejut.

"Ibu, ini sakit sekali ... Aku tidak mau menerima tamu lagi." Su Rui bersembunyi di dalam pelukan ibunya. Kepala nya terasa akan pecah karena rasa sakit.

Nyonya Tien mengiyakan, wanita paruh baya itu mengusap air mata di pipi Su Rui. "Ya. Ibu akan membelikanmu banyak makanan manis agar rasa sakit nya hilang."

****

Sejak hari itu Su Rui tidak pernah lagi melihat tamu dari kerajaan Yangtze. Su Rui juga tidak pernah lagi menampakkan dirinya di Heavenly dan menolak untuk bertemu dengan siapapun selain Ibunya.

Hari berlalu dengan cepat, pergelangan kaki nya juga telah pulih dengan baik. Su Rui kini hanya berdiam diri di dalam kamar nya.

Akhir-akhir ini dia sering mendapatkan bayangan aneh yang tiba-tiba muncul.

Return Of The PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang