13

312 36 11
                                    

Disisi lain Rui menatap kediaman nya dengan aneh bagaimana tidak? Tempat itu dinilainya terlalu berlebihan sebagai tempat tinggal. Jika rumah Heavenly sengaja dibuat seindah mungkin untuk menarik minat para bangsawan maka tempat ini adalah refleksi dari surga. Atap yang tampak dicat dengan emas, dinding yang tampak diukir oleh pengerajin serta keberadaan kolam cantik yang memiliki paviliun ditengahnya.

"Apa ada yang salah putri?" Tanya kasim yang bertugas memandu Rui.

"Kau yakin ini tempat tinggal Putri?"

"Benar, ini adalah istana kebajikan anda tinggal disini sejak berusia 13 tahun."

"Lalu dimana aku sebelum itu?"

"Sebelumnya anda tinggal di istana ketenangan abadi tetapi istana itu mengalami kecelakaan kecil hingga terbakar." Kasim itu tampak mencoba untuk membelokkan kata-kata nya mengundang kecurigaan Rui.

"Rasanya itu tidak seperti kecelakaan kecil hingga aku harus dipindahkan ke istana ini."

"Memang bukan kecelakaan kecil." Jiaxu tiba-tiba masuk kedalam pembicaraan melipat tangan nya dengan ekspresi bosan.

"Lantas?"

"Kau sengaja membakarnya bersama dengan orang-orangmu di dalam nya." Sahut Jiaxu tanpa berusaha menyadari ekspresi Rui yang terkejut disebelahnya. "Jadi mengingat sifatmu sangat berkebalikan dengan istana sebelumnya, Raja Yongle memindahkanmu ke istana ini dengan harapan kau memiliki sedikit saja kebajikan."

"Kau pikir aku akan percaya?"

"Kau bisa tanyakan pada penjaga yang menyimpan dekrit rekam jejakmu." 

"....."

"Tapi baru satu tahun kau membuat momo mengigit kaki kasim kepala hanya karena tidak menyukai nya. Menumpahkan tinta pada dokumen penting milik raja Yongle." Penjelasan ini membuat nya meneguk ludah nya gugup tapi Jiaxu masih terus menjelaskan semua dosa-dosa nya. "Yang terakhir kau hampir membuat kakekmu dari pihak ibumu mati tenggelam. Setelah beliau melihat bahwa kau mengambang atau sebenarnya mengapung di danau dia berusaha menolongmu."

"Tunggu ada perbedaan antara mengambang dengan mengapung. Bagaimana bisa kakek berpikir aku sekarat?"

"Itu karena kau mengapung secara terbalik."

"....." Jiaxu kenapa kau membiarkan iblis ini pulang?'

Seakan dapat membaca pikirannya Jiaxu tertawa menepuk kepala Rui ringan. "Yah meski aku berada di barak saat mendengar ini, aku yakin kau memiliki alasan untuk melakukan tindakan pertama tapi untuk yang selanjutnya seperti murni pelampiasan amarahmu."

Rui akan berpura-pura tidak mendengar godaan ini, jadi dia pergi ke dalam kamar nya untuk merefleksikan diri. Setelah mendengar semua itu secara langsung semua hal indah dikamar ini menjadi tidak menarik dimatanya. Selama ini dia selalu menghujat Ayah dan kakak biologis nya yang terkenal dengan sikap tiran nya, tetapi ternyata dia tidak ada beda nya dengan mereka bahkan mungkin lebih parah.

Meskipun tidak menyukai gagasan di dalam pikiran nya tapi kini dia bisa sedikit mengerti mengapa dulu dia diasingkan. Kalut oleh pikiran nya sendiri Rui berakhir tertidur hingga melewatkan makan malam.

Jiaxu duduk disebelahnya menyelimutinya tubuh nya dengan selimut. Dia mengamati lama wajah gadis kecil yang biasa menganggu nya kini telah menjelma menjadi gadis cantik. Cantik sekali hingga dia tidak heran begitu banyak lelaki yang tergila-gila pada nya.

"Entah kau itu Jiao Yishen atau Su Rui, kau tetap orang sama untukku." Gumam Jiaxu menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Jiao.

Kali ini akhirnya mereka bisa berbicara dengan santai tanpa gadis ini harus melihat nya dengan amarah. Atau mungkin karena dia sudah puas menyalurkan amarah nya pada kakak-kakak nya? Tapi yang pasti sikap nya melunak ini karena Jiao merasa sendirian dan takut kehilangan satu-satunya orang yang diketahuinya mungkin memiliki hubungan baik di masalalu.

*****

Keesokan harinya ketika dia bangun kamar nya telah disesaki oleh pelayan. Mereka semua menarik nya bangun untuk mandi sementara yang lainnya membereskan tempat tidur nya.

"Tentu saja anda harus mempelajari etiket, tata krama, serta pendidikan-" dari semua hal yang dikatakan tanpa ada habisnya membuat kepala nya terasa pusing seketika. "Karena itu anda harus segera sarapan dan datang ke setiap kelas."

Berkat itu Rui sama sekali tidak menikmati sarapan nya. Selama sisa hari itu Rui disibukkan dengan kelas nya dia terlalu sibuk bahkan untuk sekedar menangis. Beruntung otak nya cepat menyerap segala sesuatu hingga hanya butuh waktu 1 minggu untuk nya membiasakan diri dengan etiket dan tata krama.

Puisi dan alat musim bisa ia taklukan karena pengalaman nya di rumah Heavenly.

Hanya tinggal pendidikan formal tentang peta geografi, sejarah, politik dan mekanisme perhitungan yang setiap hari membuat kepalanya sakit.

Disela waktu istirahat nya Rui menyembunyikan dirinya dibalik pohon willows. Dia merebahkan tubuh di rerumputan sambil memejamkan kedua mata nya rapat, menikmati hembusan angin dingin menerpa wajah nya.

"Kau berusaha sangat keras, kupikir kau akan segera membakar guru nya." Suara Jiaxu menganggu ketenangan Rui tapi dia tidak melakukan apapun dan tetap memejamkan mata nya.

"Aku baru memikirkan nya."

"Kelas apa menurutmu yang paling sulit?"

"Politik, sangat melelahkan mempelajari pasal hukum yang seperti karet. Dan betapa tidak berguna nya hukum itu ketika diterapkan ditengah bangsawan kolot." Dia mulai bercerita panjang lebar tentang pelajaran nya, nada suara nya diliputi oleh emosi. "Mereka benar-benar seperti binatang yang membuat hirarki sendiri sehingga harus ditundukkan dengan rasa takut agar menurut."

Jiaxu tertawa kecil menarik perhatian Rui untuk membuka mata nya. "Kenapa kau tertawa Jiaxu?"

"Sekarang kau mengerti apa yang sedang dilakukan oleh yang mulia? Terkadang lebih efektif menyebarkan rasa takut dibandingkan membuat seseorang patuh dengan kesadaran nya sendiri."

"Hm. Jam berapa ini? Aku harus kembali ke kelas, pelajaran berikutnya- eh!" Tubuh Rui kembali di dorong oleh Jiaxu agar kembali berbaring.

"Aku tidak bermaksud mengkritik tetapi kau jauh lebih sibuk dibandingkan raja. kau harus istirahat sebentar lagi, lihat ada warna gelap di bawah matamu." Jiaxu ikut merebahkan dirinya sebelah Rui. "Berhenti mengerutkan dahimu seperti nenek-nenek."

"Aku memang kurang tidur akhir-akhir ini. Guru memberikanku tugas rumah yang harus kuberikan pada nya esok hari nya."

"Kenapa kau berusaha sekeras itu?"

"Kupikir aku harus memanfaatkan semua sumber daya yang kumiliki saat ini untuk kehidupanku kedepannya. Agar saat aku keluar dari istana, aku memiliki pengetahuan untuk bertahan."

"Jadi kau masih berencana untuk pergi dari istana."

"Tentu saja. Aku tidak akan pernah membiarkan diriku terjebak dalam pernikahan."

Jiaxu menoleh dia menumpukan pipi nya pada telapak tangan, tertarik untuk mendengar pendapat nya lebih jauh. "Kebanyakan putri yang kukenal hanya berusaha untuk mempercantik diri untuk mendapatkan pernikahan yang layak. Rasanya hanya kau berusaha menggunakan pengetahuan untuk melarikan diri."

Lazim nya memang seperti itu, hanya saja berdasarkan pengalaman tamu mengandalkan rupa untuk mendapatkan kehidupan yang layak seperti sengaja menggantungkan leher pada seutas tali, kau tidak akan tahu kapan akan dibuang dan hanya mengharapkan kasih sayang dari cinta yang berdasarkan nafsu?

Rui mengulurkan tangan nya kearah daun willow pandangan nya menerawang. "Apa gunanya menjadi cantik? Di Heavenly aku sudah banyak menyaksikan bagaimana para pria bangsawan meninggalkan istri mereka yang jelita untuk selir yang jelek dan kemudian mereka akan meninggalkan para selir itu untuk para pelacur yang lebih jelek lagi. Kau tahu kenapa Jiaxu?"

Jiaxu tidak menjawab pertanyaan nya karena dia tidak tahu, bagaimana cara menjelaskan bahwa dia sama sekali tidak pernah menyentuh wanita manapun? Kedatangan nya ke Heavenly saat itu atas paksaan rekan-rekan nya. Meskipun demikian Rui tidak mau peduli jadi dia tetap meneruskan.

"Karena ketidakpuasan itu tidak ada batasannya. Seperti rasa haus yang tak terpuaskan meskipun kau meminum seluruh air dilautan."

Return Of The PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang