Omicron

12 2 4
                                    

Omicron membludak dan membuat sekolahku menjadi daring lagi. Ya hari hari membosankan lagi. Bosan dan bosan sehari hariku karna menjalankan hidup dengan rutinitas yang sama. Yaitu bangun, membuka zoom, makan, mandi, mabar, dan tidur. Begitu terus saja rutinitasku tiap harinya tak pernah berubah.

Terhitung sudah 2 minggu aku menjalankan rutinitas yang sama itu. Rutinitas yang berulang ulang. Tak kusangka mantanku yang bernama Surya nge chat. Kalau dari bahasanya dia terlihat seperti gamon (gagal move on). Surya adalah mantanku saat aku kelas 7. Bisa dibilang dia gamon padaku sampai kelas 9 ini. Ya terlihat dari sifatnya kepadaku, ketikanya di chat, dan bahasanya saat berbicara denganku.

Aku peka terhadap semua itu tapi aku hanya pura pura tidak tahu dan tidak peka. Seperti Haikal menyukai ku balik. Sebenernya aku peka terhadap hal itu hanya saja aku pura pura bodoh dan pura pura tidak mengetahuinya. Ditambah gengsi Haikal yang setinggi langit sehingga Haikal tidak mau mengakui perasaanya padaku.

Sudah dari sejak lama aku mencoba menjauhi Surya secara perlahan agar tidak menyakiti hatinya itu. Tapi Surya tetap saja terus mendekatiku dengan apapun caranys itu. Sampai suatu saat Surya mengajaku mabar PUBG. Kuturuti permintaan Surya tetapi aku juga mengajak Haikal untuk main bersama saat itu. Surya adalah anak kompetitif PUBG sama sepertiku, Surya menekuni dunia PUBG baru terhitung 7 bulan. Sedangkan aku sudah dari kelas 6, ya tapi skill ku sama saja tidak meningkat juga.

Seperti setiap harinya. Aku bermain bersama Haikal setelah pulang sekolah, bermain sampai sore. Saat sore Surya mengajak main bersama. Kuturuti permintaanya. Ku invite Surya ke lobby yang sudah ada Haikal disitu. Haikal yang tadinya cerewet saat main berdua bersamaku seketika menjadi pendiam. Benar benar dian sampai tak mengucapkan sepatah katapun. Sebenernya situasi ini kurang lebih sama seperti situasi di saat Haikal dan Syahputra mabar bersama denganku.

Sepanjang mabar Haikal hanya diam saja, dia sepertinya sangat fokus untuk mengejar point kill. Benar saja hasil akhirnya Haikal mendapatkan kill dan damage tertinggi diantara aku dan Surya. Itu sedikit membuatku terkejut karna sebelumnya saat aku mabar berdua denganya, Haikal masi bisa bercanda dan tertawa sambil ngobrol dan membahas cerita cerita yang ada hari itu. Bahkan Haikal sempat membercandakan melempar bom ya intinya tidak mengejar point. Tapi mengapa saat ada Surya sikapnya berbanding terbalik 180 derajat.

Pertanyaan itu terus menghantuiku. "Ada apa dengan Haikal saat mabar dengan Syahputra?"
"Ada apa dengan Haikal saat bertemu Surya lewat PUBG?"
Dua pertanyaan itu terus saja berputar di otaku dan membuatku sangat kebingungan. Karna memang sikapnya tiba tiba berubah begitu saja.

Tak lama Putra sahabat Haikal nge chat aku
* Putra : Nat liat, di grup circle si Haikal ngirim ssan kalo kill sama damage dia di PUBG lebih tinggi dari surya padahal surya anak kompetitif, pokoknya pamer gtu deh karna si Haikal bisa ngalahin Surya
* Natasha : loh loh kenapa itu si Haikal?
* Putra : gatau tpi dri tdi dia bahas Surya kek kesel gtu, sampe sampe dia main PUBG on fayer
* Natasha : ko kesel?
* Putra : yntkts

Wah wah ada apa ini, mengapa Haikal sampai kesal begitu. Ya memang sih sebelum aku mabar dengan Surya aku cerita pada Haikal tentang Surya. Tentang Surya yang gamon, Surya yang pernah menjadi pacarku, Surya yang berusaha mendekatiku lagi, dan ya yang pasti Surya yang kompetitif PUBG.

Minggu ke-3 daring tetap saja membosankan bagiku. Tak ada bedanya dari minggu pertama ataupun kedua. Saat di minggu ke-4 daring, saat saat dimana aku mulai nyaman dengan pembelajaran jarak jauh ini dan sudah tidak menginginkan PTM lagi. Ehh malah mendapat kabar bahwa minggu depan tepat pada tanggal 1 maret 2022 yang berada di hari selasa sekolahku akan mengadakan PTM lagi. Okelah semuanya buyar begitu saja dari otaku karna PTM itu berisi Ujian Praktek dan Ujian Sekolah saja.

Omicron ini aku masi ada mengisi 1 acara sekolah lagi, di acara itu Komite membagikan bunga kesetiap guru dan pasti ada bunga lebih, selesai acara aku memutar lapangan dengan masih menggunakan baju kebaya, duduk ditengah lapangan dan melihat ke arah 1 bunga yang terjatuh. Bunga itu tak jauh dari tempat sampah, kuambil bunga itu dan berkhayal seakan akan Haikal memberikan bunga itu kepadaku.

"Plak" temanku Lulu menepuk pundaku dan berkata "halu mulu lo, pulang pulang udah sore".
Aku pulang dengan membawa bunga yang tadi, dan kusimpang bunga itu dengan baik sampai sekarang. Walau bunga itu bukan dari Haikal tapi aku menganggap bunga itu darinya.

GengsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang