2 : It's been 3 days

104 18 15
                                        

Hari ini ramai dan ribut. Meja dengan nomor 12 pun tak kalah ramai walau hanya berisikan 4 orang. Dengan masing-masing makanan didepan mereka, tak membuat diam. Malah lebih banyak tertawanya daripada segera menghabiskan makanannya.

"Bang Hes!"

"Oit! Mampir, Yud!"

"Nanti, bang! Mau kelas!"

Menanggapi hal tersebut, yang dipanggil hanya tertawa sambil mengacungkan jempolnya keatas. "Etdah Hesa si seleb kampus!" Komen Julio yang selanjutnya tertawa lalu memakan kerupuk gado-gadonya.

Yang dipanggil Hesa ikut tertawa, "Eh jangan gitu lu! Selebnya dua disamping gue nih!"

"Anjing lo, bang!" Suara tawa kembali terdengar,

"Ohiya, Jul. Itu anak yang kemarin mampir ke kafe siapa? Segala lu bawa ke ruangan staff!" Tanya yang disebut seleb, sambil menyisir ke belakang rambut blondenya.

Orang didepannya menanggapi, "Kan dibilang cowok barunya, Satriaaaa! Julio tuh ga bakal dah main rahasia-rahasian gitu kalo bukan siapa-siapanya HAHAHAH." Ejek Jake kali ini.

Yang diejek mendengus sebal, "Ah anjing gue straight! Gue masih suka cewek!" Katanya dengan mempertegas kata cewek.

Jake menaikkan bahu acuh tak acuh, "Gak menutup kemungkinan lo juga akhirnya suka sama cowok."

"Enggak, Jake." Tegasnya, lagi.

Si rambut blonde platinum tertawa renyah, "Tungguin aja ntar juga homo, kita aja bertiga homo."

"Anjing HAHAHAH." Umpat Hesa.

Julio lagi dan lagi menghela nafas, tak hiraukan ejekan sobatnya. Padahal doi benar-benar straight, tapi kenapa ya sobatnya seakan ingin dirinya juga menjadi gay? Atau hanya perasaannya saja?

Dia mendecih mengalihkan pandangan, tak menghiraukan gurauan yang masih berputar dengan topik yang sama. Pandangannya lurus ke arah samping, matanya ia kedipkan berkali-kali, memastikan yang dilihatnya benar orang yang ia kenal.

"EH ITU! Bukannya dedek gemes lo?!" Jake juga melihatnya, di barisan kedua dari depan, memakai almamater biru navy khas sekolahnya, tersenyum sambil menatap sekitar.

Ujung bibirnya ikut naik, Julio mengambil tissue dan mengelap tangannya, minum seteguk air dan merapikan pakaiannya. Ia berdiri menuju si anak SMA.

"HAHAHAHAHAHA katanya gak demen!!!"

"Julio you have us!!!"

"Julio one more closer to be GAAAAYYYYY!"

"BACCCCOOOOOOTTTT!"














Matanya berbinar, bibirnya tersenyum lebar, lesung pipinya tercetak jelas, Juan sangat senang. Akhirnya ia bisa ikut study tour ke kampus yang ingin ia daftar tahun depan. Kepalanya tak henti-henti menengok kesana-kemari, walau sang Guru menjelaskan ini itu, yang Juan pikirkan hanyalah kampus ini sangat keren!

Juan memeluk lembaran kampus yang dibagikan, kepalanya kali ini menengok ke arah kanan, ke arah paling berisik dimana perhatiannya tertarik. "Eh... Kak Julio?"

"Halo, Juan!" Sapa Julio disampingnya, mengikuti langkahnya.

"Kakak kok bisa disini?" Tanyanya, Julio menyengir, "Hehe kan ini kampus gue, kok lo lucu sih."

Mulut Juan menganga lalu menutup, merasa bodoh, "Lah iya hahahahah, sorry baru inget."

"Lo disini study tour gitu ya apa pengenalan kampus? Apasih namanya tuh?" Tanya Julio, Juan mengangguk, "Iya kak, ini kampus kedua sih. Tadi pertama di SMU."

Around Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang