(4)

0 0 0
                                    

Sekolah telah usai hari ini. Alkina sekali lagi pulang bersama Banyu. tapi kali ini mereka tidak langsung pulang kerumah. Alkina meminta diantar ke suatu tempat dulu.

"ini serius gapapa kesini?"

Banyu melihat sekitarnya. pelabuhan kosong yang sudah lama ditinggalkan. pemandangan pantai terlihat dengan jelas dari sini. ya meski pantainya terlihat sepi.

"gapapa. Aku udah sering kesini kok. btw, mas banyu kalau mau pulang gapapa. nanti aku minta jemput kak Tara"

Banyu menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan ucapan Alkina.

"yasudah. terserah mas banyu saja"

Alkina berucap santai kemudian berjalan ke tepi pelabuhan dan duduk di sana. buku puisi nya dibuka lagi. dia memejamkan matanya menikmati semilir angin yang berhembus di sana. perlahan senyumannya muncul dari wajah indahnya, tangannya pun mulai terangkat untuk mencoret lagi buku puisi nya dengan tinta.

Banyu sangat terpana tentu saja. Alkina dengan rambut terurai yang bergerak perlahan juga dengan senyum indahnya itu. bagi Banyu saat ini Alkina benar-benar mirip bidadari.

"mas mau balik ke mobil sebentar. mau ambil barang"

"iya"

dengan itu Banyu pergi sebentar menuju mobilnya. mengambil gitar milik Tara yang memang selalu berada di sana. Banyu membawa itu ke tepi pelabuhan dan Banyu pada akhirnya ikut duduk di samping Alkina sambil memainkan gitarnya.

Alkina melihat kesamping. wajah tampan Banyu yang tengah memainkan gitar sembari bernyanyi pelan. dan tanpa sadar, satu bait puisi nya bertulis tentang sosok Banyu.

aku bertemu dengan dia
laki laki yang sederhana
tapi sedikit tampan rupanya
suaranya, sedikit membuat ku bahagia.

tangan Alkina kembali menulis puisi nya. kali ini diiringi dengan lantunan suara indah Banyu yang sedang menyanyikan sebuah lagu, Line without the hook. lagunya indah, tapi terasa lebih indah karena susana romantis yang ada saat ini.

jika orang lain melihat, tentu saja orang itu akan mengira jika mereka berdua adalah sepasang kekasih.

Banyu yang tengah memainkan musik nya untuk Alkina. dan Alkina yang tanpa sadar menulis puisi tentang banyu di bukunya.

perlu diketahui Alkina saat tengah menulis puisi sering kali menulis tanpa sadar. dia membiarkan tangannya bergerak sendiri. otaknya hanya akan di penuhi oleh kalimat kalimat indah yang tersusun menjadi puisi.

bisa dibilang, Alkina ini berbakat dalam menulis.

"Alki, kamu sering kemari?"

Banyu bertanya saat melihat Alkina telah menyelesaikan satu puisi nya. puisi tidak berjudul. tapi Banyu tau, pasti indah isinya. seperti yang menulis.

"iya. saat sedang banyak pikiran, aku pasti kemari. rasanya menenangkan disini. suara laut nya indah"

Alkina menutup bukunya. dia memandang laut yang tenang disana. senyumannya kembali merekah, bagi Banyu senyuman Alkina itu benar benar indah.

"Alki, sudah punya kekasih belum?"

pertanyaan spontan yang sangat bodoh itu keluar dari mulut Banyu. memang Banyu ini agak bodoh rasanya.

"ahaha, belum kok mas. belum ada niatan cari pacar"

tapi Banyu bersyukur. pertanyaannya melegakan hatinya. setidaknya setelah ini Banyu hanya perlu meminta restu Tara saja.

"kalau aku ngajak pacaran diterima engga?"

gapapa Banyu. percaya diri itu penting.

"engga"

AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang