(3)

1 0 0
                                    

rencana kabur Alkina dengan Tara sedikit tidak mulus karena si sepupu meminta ikut tadinya. tapi tenang saja, saat ini mereka berdua sudah berhasil keluar dari rumah. mereka juga hanya kabur sebentar untuk makan setelah itu kembali lagi kedalam rumah.

"dek. tadi sempet berantem lagi ya sama tante?" Tanya Tara pada adiknya. dia khawatir jika adiknya ini kenapa kenapa.

"iya. tapi gapapa kok"

"dek, tau kan kalau grandma sama grandpa tau gimana akibatnya? lain kali kalau tante ngajak ribut lagi mending adek ke kamar aja"

Tara masih ingat dengan jelas saat dulu adiknya ditampar didepan keluarga besar Wijaya karena melawan si tante itu. Tara tidak mau kejadian seperti dulu terulang lagi.

"kak, enak ya jadi laki laki. bisa bebas ngelakuin apa aja"

kepala Alkina ditepuk perlahan oleh Tara. ini, perkataan menyebalkan yang sering dikeluarkan oleh Alkina yang tidak bisa Tara jawab atau Tara sanggah.

"jangan dipikirin. kakak, mama, sama papa. semuanya dukung Alkina. jangan dipikirin lagi nanti sakit"

"iya"

meskipun Alkina bisa dengan mudah menjawab perkataan dari tante itu tapi Alkina tetaplah manusia biasa yang mudah kepikiran

dan Tara tau. Adiknya ini suka sekali memikirkan hal hal yang tidak berguna. Tara juga bingung bagaimana menanggapinya.

"kalau ada apa apa cerita sama kakak. jangan apa apa dipendam sendiri. kalau punya kakak yang baik hati dimanfaatin dong dek"

"gak ah. gak enak cerita sama kakak. mending juga cerita sama ares kalau engga hades"

ares dan hades itu bukan lah manusia sebenarnya. bukan setan juga loh. ares itu ikan mas sedangkan hades itu ikan sapu-sapu. ikan kesayangannya Alkina.

Alkina memang agak doyan memberi nama hewan juga barang barang kesayangannya. buku puisinya juga memiliki nama omong omong.

"jangan sampai ares nya kakak goreng ya dek"

"DIH.kakak tuh ya bener bener tidak berperikeikanan. kasian ares sama hades tau dibully mulu sama kakak"

"terserah"

Alkina tertawa. sejenak melupakan masalahnya yang barusan. menjahili Tara memang salah satu obat paling manjur baginya.

malam itu Alkina bahagia masih bisa menghabiskan waktu berdua dengan kakak tercintanya.

tidak hanya makan malam saja. mereka berdua sedikit mengelilingi kota sampai Alkina akhirnya tertidur diperjalanan.

tenang saja, sampai dirumah Tara akan dengan senang hati mengangkat adiknya ini.

"tidurlah dengan nyenyak. Alkina, bulan kecil kakak yang paling indah"

Tara hanya berucap pelan sembari mengelus rambut Alkina. karena Tara adalah orang yang paling menyayangi Alkina. lebih dari apapun.

besoknya mereka berdua melakukan aktivitas yang sama seperti sebelumnya. sarapan bersama keluarga dan berangkat bersama.

seperti biasa pula, Tara selalu mengantarkan Alkina sampai didepan kelasnya. sengaja untuk memastikan Alkina selamat sampai tujuan. dia agak buta arah soalnya. waktu pertama kali bersekolah, Alkina pernah salah kelas beberapa kali.

"sana, belajar yang bener. jangan ngajakin orang ribut. kalau uang jajannya kurang whatsapp kakak aja nanti kakak yang kesini. bekalnya jangan lupa dimakan. kalau ada cowo yang deketin jangan mau. udah paling bener nunggu sanji nyata aja"

sesat.

Attara Juna Wijaya sedang mengajarkan hal sesat pada adiknya.

ya mau bagaimana, Tara tidak ingin adik manisnya itu didekati lelaki. kecuali jika lelakinya sudah se perfect dirinya.

AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang