Rani Purnamasari's POV
"lo jadian dengan Riki Aksa Tan barusan?!!, lo seriu..?!!", seru Anggi dengan nada suara cukup besar dan aku langsung menutupnya.
"hehehe", senyum anehku keluar deh, "enggak kok dia barusan hanya bercanda kok", ucapku kepada semua teman kelasku yang melihat kearah kami gara-gara mulut Anggi.
"jangan keras-keras nggi", bisikku ke Anggi kemudian dia mengangguk tanda mengerti dan setelah itu langsung ku lepas tangan dari mulutnya.
"gila asin banget tangan lo Ran, habis genggam garam berapa kilo sih????", gerutunya.
"seton", jawab gue seenaknya dan kami tertawa kecil.
"eh, lo beneran jadian ya sama dia?", bisiknya penasaran lalu aku hanya bisa menganggukkan kepala tanda itu benar terjadi padaku.
"OMG beruntung banget sih lo jadian sama orang kaya nan tampan seperti dia",
"biasa aja sih, itu saja karena gue dipaksanya",
"walaupun terpaksa tetap saja enak",
"prettttt", balasku dalam posisi melamun dan diikuti oleh Anggi.
Riki Aksa Tan's POV
Memang agak sedikit memaksa, tapi kalau tidak begitu gue nggak bisa mendapatkannya hatinya karena hati ini menginginkannya.
"maksud lo apaan vid melakukan itu ke Rani", seru gue sambil mengangkat pangkal kancing bajunya dekat kera baju, mendorongnya ke dinding lalu mengangkatnya membuat tubuhnya terangkat beberapa centimeter dari lantai.
"hei hei hei, tenang dulu ki, gue nggak maksud gitu", katanya sedikit takut karena gue menatapnya sangat tajam padanya.
"lo boleh ngelakuin apapun ke cewek lain di dunia ini, tapi tidak dengan Rani", seru gue semakin kesal dengan dia menyuruh gue tenang.
"nanti dulu ki, kalau gue nggak gitu di kelas tadi kan lo nggak akan pacaran sama tuh bocah", jawabnya sedikit takut dan itu benar juga apa yang dia bilang.
"benar juga kata ni anak", batin gue dan langsung melepas apa yang gue cengkram, "oke baiklah gue maafin lo. Sekali lagi lo begitu, seperti gue bilang tadi lo nggak akan bernafas lagi setelah lo melakukannya", seruku mengancamnya.
"iya iya siappp", balasnya sambil merapikan pangkal kemejanya.
"tapi sekali lagi gue berterimakasih sama lo sudah nolong gue mendapatkan Rani tanpa memberitahu gue lebih dulu", ucapku dalam posisi membelakanginya dan kemudian berjalan berlalu meninggalkan David.
~~~~
Gue langsung membukakan pintu mobil untuk dia masuk dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang untuk menuju restoran langganan gue, kali ini gue tidak sama yang lainnya karena khusus kesana hanya berdua.
"ini kan tempat mahal banget ki", katanya saat mobil gue masuk daerah parkirnya.
"jangan kamu dipikirkan, kan kita kesini untuk makan bukan untuk dilihatin harganya", balasku dengan santai dan keluar dari mobil.
"ya tetap aja mahal ki", katanya saat gue membukakan pintunya kemudian turun dari mobil.
Aku langsung menarik tangannya untuk masuk, "kali ini untuk dua orang mbak ditempat biasa", ucap gue lalu berjalan sambil menarik tangan Rani menuju ruang VIP dilantai dua.
"eh, ini ruang VIP ki?", katanya sedikit menahan tarikkan tangan gue.
Aku berbalik menghadapnya "santai saja, kan sama-sama tempat duduk", kataku kemudian kembali menarik tangannya untuk duduk di meja dekat jendela di area VIP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best High School
Teen Fiction"mulai detik ini dan saat ini resmi aku membencimu tidak ada kata lain selain benci sama dia, tampan tidak mumbuatku berhenti membencimu", Rani Purnamasari ~~ "mulai hari ini dan detik ini, aku mulai mencintainya", Riki Aksa Tan. "hah", Andri dan Da...